TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
SURAH MARIAM AYAT 7-8-9
Bismillahir-rahman-nir-rahim,.,.,.,.,.,..,., Ya_ zakariy ya_ in na_ nubas siruka bighula_minis muhu_ yahya_ lam naj'al lahu_ min qablu samiy ya_ Ayat 8 Qa_la rab bi an na_ yaku_nu li ghula_muw wa ka_natim ra ati 'a_qiraw wa qad balaghtu minal kibari 'itiy ya_Ayat 9 Qa_la kadza_lik qa_la rab buka huwa 'alay ya hay yinuw wa qad khalaqtuka min qablu wa lam taku sai a_
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا قَالَ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا قَالَ كَذَٰلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (QS. Maryam: 7)“Zakariya berkata: ‘Ya Rabbku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.’ (QS. 8) Dia berfirman: ‘Demikianlah.’ Rabbmu berfirman: ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.’” (QS. 9) (mariam: 8-9) .(Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan beroleh seorang anak) yang akan menjadi waris, sebagaimana yang kamu minta (yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami tidak pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia) dalam hal namanya, yakni seseorang yang diberi nama Yahya.Zakaria berkata, "Ya Rabbku! Bagaimana) mana mungkin (akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku sendiri sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua)"
lafal 'itiyyan berasal dari lafal 'Ataa artinya Yabisa atau kering, maksudnya ia telah mencapai umur seratus dua puluh tahun, dan istrinya telah mencapai umur sembilan puluh delapan tahun. Kata 'Itiyyun pada asalnya adalah 'Ituwwun. Kemudian huruf Ta dikasrahkan untuk meringankan pengucapannya lalu jadilah 'Itiwwun. Selanjutnya huruf Wawu yang pertama diganti menjadi huruf Ya demi penyesuaian dengan harakat Kasrah sebelumnya, dan huruf Wawu yang kedua diganti pula dengan huruf Ya supaya huruf Ya yang pertama dapat diidgamkan atau dimasukkan kepadanya, sehingga jadilah 'Itiyyun.
(Allah berfirman) perkaranya memang ("Demikianlah.") cara menciptakan seorang anak lelaki dari kamu berdua (Rabbmu berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku) yaitu dengan memberikan kekuatan bersetubuh kepadamu, kemudian menjadikan rahim istrimu dapat menerima spermamu (dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu belum ada sama sekali)" di waktu kamu belum diciptakan. Untuk menampilkan kekuasaan Allah yang mampu menciptakan hal yang besar ini, maka Dia memberikan ilham suatu pertanyaan, supaya pertanyaan itu kelak dijawab dengan hal yang membuktikan kekuasaan-Nya yang maha besar itu.
Tatkala Zakaria merasa rindu akan kedatangan berita gembira kelahiran seorang putra itu. Pembicaraan ini mengandung kalimat yang dibuang. Yaitu bahwa Allah swt memperkenankan permintaannya dalam do’a dengan firman-Nya: yaa zakariyyaa innaa nubasy-syiruka bighulaaminis muHuu yahyaa (“Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan [beroleh] seorang anak yang namanya Yahya.”) Dan firman-Nya: lam naj’allaHuu min qablu samiyyan (“Yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.”) Qatadah,
Ibnu Juraij dan Ibnu Zaid berkata: “Yaitu tidak ada seorang pun sebelumnya yang bernama dengan nama ini.” Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir. lam naj’allaHuu min qablu samiyyan (“Yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.”) ini diambil dari firman-Nya: Hal ta’lamu laHuu samiyyan (“Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia?”) (Maryam: 65) Betapa takjubnya Zakariya as. di saat permintaannya dikabulkan dan saat mendapatkan kabar gembira akan lahirnya seorang anak.
Dia amat suka cita dan mempertanyakan bagaimana caranya ia akan memperoleh anak, padahal sang istri merupakan wanita mandul yang tidak dapat melahirkan anak, sejak kecil hingga tua. Sedangkan ia sendiri sudah tua, lemah tulang-tulangnya dan kurus, tidak tersisa lagi air cinta dan keinginan jima’nya. Orang Arab berkata: “Jika kayu telah kering.” Mujahid berkata: “‘atiyyan: adalah kerapuhan tulang.” Sedangkan Ibnu `Abbas dan ulama yang lain berkata: “’atiyyan: yaitu tua.” Makna yang jelas adalah bahwa ‘atiyyan lebih daripada tua. Qaala (“Berkata,”) artinya, Malaikat menjawab ketakjuban Zakariya. Kadzaalika qaala rabbuka Huwa ‘alayya Hayyinun (“Demikianlah Rabbmu berfirman, Hal itu adalah mudah bagi-Ku”) yaitu mengadakan anak darimu dan isterimu itu, bukan dari orang lain itu adalah “Hayyinun” (“Mudah,”) artinya mudah sekali bagi Allah. Kemudian Allah menyebutkan sesuatu yang lebih menakjubkan dari permintaan Zakariya itu dengan firman-Nya: Wa qad khalaqtuka min qablu wa lam taku syaian (“Dan sesungguhnya Aku telah ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu [di waktu itu] belum ada sama sekali.”)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan