TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
- JILIK-6SURAH AR-RAHMAN
- BISMILLAHI-RAHMAN-NIR-RAHIM
- Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.
- (5) وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ (6) وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ (7) أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ (8) وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ (9)
- Firman Allah Swt.:
- {الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ}
- Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. (Ar-Rahman: 5)
- Yakni keduanya berjalan beriringan menurut perhitungan yang tepat dan tidak menyimpang serta tidak berbenturan, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
- {لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ}
- Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
- (Yasin: 40)
- Dan firman Allah Swt.:
- {فَالِقُ الإصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ}
- Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Al-An'am: 96)
- Diriwayatkan dari Ikrimah yang mengatakan bahwa seandainya Allah menjadikan cahaya semua penglihatan manusia, jin, hewan, dan burung-burung pada mata seorang hamba, kemudian dibukakan baginya suatu tirai di antara tujuh puluh tirai yang menghalang-halangi matahari, niscaya ia masih tidak mampu untuk melihat kepadanya. Cahaya matahari itu merupakan suatu bagian dari tujuh puluh bagian cahaya Kursi, dan cahaya Kursi itu merupakan suatu bagian dari tujuh puluh cahaya 'Arasy, dan cahaya 'Arasy itu merupakan suatu bagian dari cahaya tirai yang menutupi (Allah Swt.). Maka perhatikanlah, berapa banyaknya Allah memberikan cahaya kepada hamba-Nya di matanya di saat ia melihat kepada Zat Allah Swt. Yang Mahamulia dengan terang-terangan (di surga nanti). Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
- *****************
- Firman Allah Swt.:
- {وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ}
- Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya. (Ar-Rahman: 6)Ibnu Jarir mengatakan bahwa ulama tafsir berbeda pendapat tentang makna an-najm dalam ayat ini, setelah mereka sepakat bahwa yang dinamakan syajar atau pohon-pohonan ialah tumbuh-tumbuhan yang tegak di atas pokok (batang)nya.Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa an-najm dalam ayat ini ialah sesuatu yang tergelarkan di atas permukaan bumi, yakni berupa tetumbuhan. Hal yang sama telah dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair, As-Saddi, dan Sufyan As-Sauri. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir rahimahullah.Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan an-najm ialah bintang-bintang yang ada di langit. Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Hasan dan Qatadah, dan pendapat inilah yang lebih jelas; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui, mengingat Allah Swt. telah berfirman dalam ayat yang lain, yaitu:{أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ} الْآيَةَApakah kamu tidak mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata, dan sebagian besar dari manusia. (Al-Hajj: 18) hingga akhir ayat.
- Adapun firman Allah Swt.:
- {وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ}
- Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). (Ar-Rahman: 7)pendapat Ibnu Zaid. Mengingat pemberian hukuman kepada orang-orang bermaksiat yang berbuat dosa dan pemberian nikmat kepada orang-orang yang beriman ini merupakan karunia, rahmat, keadilan, dan kelembutan-Nya terhadap makhluk-Nya, dan peringatan-Nya kepada mereka akan adzab dan siksa-Nya yang akan menjatuhkan mereka dari kemusyrikan dan kemaksiatan dan lain-lain, Dia berfirman seraya mempertanyakan hal itu kepada seluruh makhluk-Nya
- Makna yang dimaksud ialah keadilan, sebagaimana yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
- {لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ}
- Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. (Al-Hadid: 25)
- Hal yang sama dikatakan pula dalam firman berikutnya:
- {أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ}
- Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. (Ar-Rahman: 8)
- Yakni Dia menciptakan langit dan bumi dengan hak dan adil agar segala sesuatu berjalan dengan hak dan adil. Imam Ahmad meriwayatkan , Ahmad bin ‘Abdul Malik memberitahu kami, ‘Abdurrahman bin Abi Shahba’ memberitahu kami, Nafi’ Abu Ghalib al-Bahili memberitahu kami, Anas bin Malik memberitahu kami, ia bercerita: “Rasulullah bersabda: ‘yub’atsunnaasu yaumal qiyaamati was samaa-u tathisy-syu ‘alaihim’” (Umat manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat, sedang langit memercik hujan rintik kepada mereka).
- Dalam firman berikutnya lagi disebutkan:
- {وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ}
- Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. (Ar-Rahman: 9)ARTI TIMBANGAN
- “Timbangan” yang dimaksud adalah dalam arti yang sesungguhnya dimana timbangan tersebut bukanlah dalam arti kiasan. Timbangan itu memiliki dua penampang yaitu disebelah kanan dan disebelah kiri. Tidak ada yang mengetahui berapa besarnya timbangan itu kecuali Allõh سبحانه وتعالى. Yang ada dalam timbangan tersebut hanyalah keadilan. Timbangan itu hasilnya tidak akan curang, maka ia disebut Al Qisthu atau Al ‘Adlu (Adil).
- Pada Yaumul Mizan itu tidak akan terdapat kecurangan sebagaimana peradilan yang kita temui dalam kehidupan di dunia ini. Di dunia ini orang pandai dalam memutar-balikkan fakta, membuat perkara-perkara peradilan dapat memenangkan pihak yang kuat dan menindas pihak yang lemah. Kecurangan yang dilakukan oleh manusia di dunia, akan menjadikannya binasa ketika ditegakkan Al Mizan baginya di akhirat nanti, karena keadilan Allõh سبحانه وتعالى adalah tidak bisa ditawar sebagaimana sistem peradilan di dunia ini.
- Artinya, janganlah kamu mengurangi timbangan dan sukatan, tetapi timbanglah dengan benar dan adil. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
- {وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ}
- dan timbanglah dengan neraca yang benar. (Al-Isra: 35) sebagaimana firman Allah yang lain:
- “laqad arsalnaa rusulanaa bil bayyinaati wa-angzalnaa ma’ahumul kitaaba wal miizaana liyaquuman naasu bil qisth” (sesungguhnya Kami telah mengutus para Rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan Kami telah menurunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca [keadilan] supaya manusia dapat melaksanakan keadilan) (al-Hadid: 25).Dan demikianlah, disini Allah Ta’ala berfirman: “Al-laa tathghau fil miizaan.” (Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu) artinya, Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh kebenaran dan keadilan agar segala sesuatu berada dalam kebenaran dan keadilan.
*****************