Sabtu, 3 Februari 2018

AYAT 18

TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
Quran, Surah Al-i'Imran, Ayat 18

 Syahidalla_hu annahu_ la_ ila_ha illa_ huw(a), wal mala_'ikatu wa ulul 'ilmi qa_'imam bil qist(i), la_ ila_ha illa_ huwal'azizul hakim(u).

     شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

       Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia lah tuhan yg disembah, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dialah tuhan yg di sembah, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

         Melalui bukti-bukti dan tanda-tanda dalam alam raya yang tidak dapat dipungkiri lagi oleh orang yang berakal sehat, Allah menerangkan bahwa Dia Mahaesa, tak bersekutu, dan bahwa Dia mengatur urusan makhluk-Nya secara seimbang. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu mengakui dan meyakini hal itu. Demikian juga, Allah menjelaskan bahwa hanya Dialah yang memiliki sifat-sifat ketuhanan, yang tidak dapat dikalahkan oleh siapa pun, dan yang meliputi segala sesuatu dengan kebijakan-Nya.

            Ayat ini menunjukkan keutamaan orang-orang yang berilmu. Mereka adalah para nabi dan orang-orang berilmu lainnya dari kalangan orang-orang mukmin. Pengangkatan saksi dari kalangan orang-orang berilmu menngandung tazkiyah (rekomendasi) dan ta'dil (penyebutan sebagai orang adil) dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dan bahwa mereka merupakan orang-orang yang terpercaya. Perlu diketahui, bahwa kebenaran tauhid dan batilnya syirk didukung oleh dalil-dalil naqli (wahyu) maupun 'aqli (akal), sehingga kebenarannya bagi orang-orang yang memiliki mata hati lebih jelas dan terang daripada matahari. Adapun dalil-dalil naqlinya adalah seluruh isi Al Qur'an dan As Sunnah terdapat perintah mentauhidkan Allah dan menguatkannya, mencintai orang-orang yang bertauhid, mencela syirk dan membenci orang-orang yang berbuat syirk. Sedangkan dalil 'aqli di antaranya: Hakikat Islam "Allah telah menyelaskan bahwa tiada Tuhan selain Dia." (pangkal ayat 18). Syahida kita artikan menjelaskan. Dengan segala amal ciptaanNya ini , pada langit dan bumi , pada lautan dan daratan , pada tumbuh-tumbuhan dan binatang , dan segala semat-­semesta, Tuhan Allah telah menjelaskan bahwa hanya Dia yang Tuhan, hanya Dia yang mengatur. Maka segala yang ada ini adalah penjelasan atau kesaksian dari Tuhan, menunjukkan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. "Demikianpun malaikat" dalam keadaan mereka yang ghaib itu; semuanya telah menyaksikan, telah memberikan syahadah bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Sebab Malaikat adalah sesuatu kekuatan yang telah diperintahkan oleh Tuhan melaksanakan perintahNya, dan taat patuh setialah mereka menjalankan perintah itu. Kita tidak dapat melihat malaikat dalam bentuk rupanya yang asli , tetapi kita dapat merasakan adanya. Di antara malaikat itu ialah Jibril yang diperintahkan Tuhan menyampaikan wahyu kepada Nabi kita Muhammad saw dan wahyu itu telah tercatat menjadi al-Qur'an dan al-Qur'an telah terkumpul menjadi mushhaf . Oleh sebab itu di dalam tangan kita sendiri kita telah mendapat salah satu bekas syahadah dari malaikat. " Dan orang-orang yang berilmu " pun telah menyampaikan syahadahnya pula , bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Bertambah mendalam ilmu , bertambah menjadi kesaksianlah dia bahwa alam ini ada bertuhan dan Tuhan itu hanya satu, yaitu Allah dan tidak ada Tuhan yang lain, sebab yang lain adalah makhlukNya belaka. "Bahwa Dia berdiri dengan keadilan ", yakni setelah Allah menyaksikan dengan qudrat-iradatNya , dan malaikat menyaksikan dengan ketaatannya , dan manusia yang berilmu menyaksikan dengan penyelidikan akalnya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, maka timbul pulalah kesaksian bahwa Tuhan Allah itu berdiri dengan keadilan. Bahwa Tuhan mencipta alam dengan perseimbangan dan Tuhan menurunkan perintahNya dengan adil , serta seimbang. Adil ciptaanNya atas seluruh alam , sehingga manusia berjalan dengan teratur, tidak lain adalah karena adil pertimbangannya. Adil pula perintah dan syariat yang diturunkanNya, sehingga seimbang dunia dengan akhirat, rohani dengan jasmani. Kata qisthi mengandung akan maksud adil, seimbang, setimbang ; semuanya bisa kita dapati di mana-mana dengan teropong ilmu pengetahuan. "Tidaklah ada Tuhan selain Dia. Maha gagah lagi Bijaksana." (ujung ayat 18). Hendaklah menarik perhatian kita tentang kedudukan mulia yang diberikan Tuhan kepada Ulil-ilmi, yaitu orang-orang yang mempunyai ilmu di dalam ayat ini. Setelah Tuhan menyatakan kesaksianNya yang tertinggi sekali , bahwa tiada Tuhan selain Allah , dan kesaksian itu datang dari Allah sendiri , maka Tuhan pun menyatakan pula bahwa kesaksian tertinggi itupun diberikan oleh malaikat. Setelah itu kesaksian itupun diberikan pula oleh orang-orang yang berilmu. Artinya, tiap-tiap orang yang berilmu, yaitu orang-orang yang menyediakan akal dan pikirannya buat menyelidiki keadaan alam ini, baik di bumi ataupun di langit, di laut dan di darat, di binatang dan di tumbuh-tumbuhan, niscaya manusia itu akhirnya akan sampai juga, tidak dapat tidak, kepada kesaksian yang murni, bahwa memang tidak ada Tuhan melainkan Allah. Itulah pula sebabnya maka di dalam surat Fathir (surat 35 ayat 28) tersebut, bahwa yang bisa merasai takut kepada Allah itu hanyalah ulama, yaitu ahli-ahli ilmu pengetahuan

        . Imam Ghazali di dalam kitab al-Ilmi dan di dalam kitabnya Ihya Ulumiddin telah memahkotai karangannya itu ketika memuji martabat ilmu bahwa ahli ilmu yang sejati telah diangkat Tuhan dengan ayat ini kepada martabat yang tinggi sekali, yaitu ke dekat Allah dan ke dekat malaikat. Itulah kesan yang timbul kembali, meyakinkan kesan yang pertama tadi demi setelah memperhatikan pendirian Tuhan Al­lah dengan keadilan itu. Pada dua nama, Aziz dan Hakim, gagah dan bijaksana, terdapat lagi keadilan. Tuhan Allah itu Gagah Perkasa, hukumNya keras, teguh dan penuh disiplin. Tetapi dalam kegagah-perkasaan itu, diimbangiNya lagi dengan sifatNya yang lain, yaitu Bijaksana. Sehingga tidak pernah Allah berlaku sewenang-wenang karena kegagah-perkasaanNya dan tidak pernah pula bersikap lemah karena kebijaksanaanNya. Di antara gagah dan bijaksana itulah terletak keadilan.Allah bersaksi, dan cukuplah Dia saja sebagai saksi, karena Dia yang paling jujur sebagai saksi dan paling adil, serta paling benar perkataannya, annaHuu laa ilaaHa illaa Huwa (“Bahwasanya tidak ada Ilah [yang berhak diibadahi] melainkan Dia.”) Hanya Dia saja yang berhak sebagai Ilah bagi seluruh makhluk. Dan bahwa semuanya selain Dia adalah hamba dan ciptaan-Nya, semuanya butuh kepada-Nya, sedang Dia tidak butuh sama sekali kepada selain-Nya. Sebagaimana firman-Nya, laakinillaaHu yasy-Hadu bimaa anzala ilaika (“Tetapi Allah memberikan kesaksian atas apa yang diturunkan kepadamu.”) (QS. An-Nisaa’: 166) Setelah itu Dia mempersandingkan kesaksian para Malaikat-Nya dan orang-orang yang berilmu dengan kesaksian-Nya seraya berfirman, syaHidallaaHu annaHuu laa ilaaHa illaa Huwa wal malaa-ikatu wa ulul ‘ilmi (“Allah bersaksi bahwasanya tidak ada Ilah [yang berhak diibadahi] melainkan Dia, demikian juga para Malaikat dan orang-orang yang berilmu.”) Yang demikian itu merupakan keistimewaan yang besar bagi para ulama dalam kedudukan ini. Qaa-imam bil qisthi (“Yang menegakkan keadilan.”) Yaitu dalam segala hal dan keadaan. Laa ilaaHa illaa Huwa (“Tidak ada Ilah [yang haq] melainkan Dia.”) Hal ini dimaksudkan untukmemberikan penegasan bagi (kalimat)yang sebelumnya. Al ‘aziizul hakiim (“Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”) Yaitu Mahaperkasa yang keagungan dan kebesaran-Nya tidak dapat dijangkau, dan yang Mahabijaksana dalam perkataan, perbuatan-perbuatan, syari’at dan ketetapan-Nya.

        Imam Ahmad pernah meriwayatkan dari az-Zubair bin al-‘Awwam, dia berkata, aku pernah mendengar Nabi pada waktu berada di ‘Arafah membaca ayat ini, “syaHidallaaHu annaHuu laa ilaaHa illaa Huwa wal malaa-ikatu wa ulul ‘ilmi qaa-imatam bil qisthi laa ilaaHa illaa Huwal ‘aziizul hakiim (“Allah bersaksi bahwasanya tidak ada Ilah [yang berhak diibadahi] melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu [juga menyatakan yang demikian itu]. Tidak ada Ilah (yang haq) melainkan Dia. Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”) Lalu beliau bersabda: “Dan terhadap hal itu aku termasuk orang-orang yang memberi kesaksian, ya Rabbku.” (Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim melalui jalan lain).

        Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Abdu Rabbih, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah ibnul Walid, telah menceritakan kepadaku Jubair ibnu Amr Al-Qurasyi, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Ansari, dari Abu Yahya maula keluarga Az-Zubair ibnul Awwam, dari Az-Zubair ibnul Awwam yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Nabi Saw. di Arafah membaca ayat berikut, yaitu firman-Nya: Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Ali Imran: 18); Sesudah itu beliau Saw. mengucapkan: Dan aku termasuk salah seorang yang mempersaksikan hal tersebut, ya Tuhanku.

Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui jalur lain. Untuk itu ia mengatakan:

 حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُتَوَكِّلِ الْعَسْقَلَانِيُّ، حَدَّثَنَا عُمَر بْنُ حَفْصِ بْنِ ثَابِتٍ أَبُو سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ يَحْيَى بْنِ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنِ الزُّبَيْرِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ: {شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ} قال: "وأَنَا أشْهَدُ أيْ رَبِّ"

telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Husain, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Mutawakkil Al-Asqalani, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Hafs ibnu Sabit Abu Sa'id Al-Ansari, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Yahya ibnu Abbad ibnu Abdullah ibnuz Zubair, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Az-Zubair yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. ketika membacakan ayat ini: Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, begitu pula para malaikat. (Ali Imran: 18); Lalu beliau mengucapkan: Dan aku ikut bersaksi, ya Tuhanku. Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan di dalam kitab Mu'jamul Kabir:

 حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بْنُ أَحْمَدَ وَعَلِيُّ بْنُ سَعِيدٍ الرَّازِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا عَمَّار بْنُ عُمَرَ بْنِ الْمُخْتَارِ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنِي غَالِبٌ الْقَطَّانُ قَالَ: أَتَيْتُ الْكُوفَةَ فِي تِجَارَةٍ، فَنَزَلْتُ قَرِيبًا مِنَ الْأَعْمَشِ، فَلَمَّا كَانَتْ لَيْلَةٌ أردتُ أَنْ أنْحَدِرَ قَامَ فَتَهَجَّدَ مِنَ اللَّيْلِ، فَمَرَّ بِهَذِهِ الآية: {شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ. إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ} ثُمَّ قَالَ الْأَعْمَشُ: وَأَنَا أَشْهَدُ بِمَا شَهِدَ اللَّهُ بِهِ، وَأَسْتَوْدِعُ اللَّهَ هَذِهِ الشَّهَادَةَ، وَهِيَ لِي عِنْدَ اللَّهِ وَدِيعَةٌ: {إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ} قَالَهَا مِرَارًا. قُلْتُ: لَقَدْ سَمِعَ فِيهَا شَيْئًا، فَغَدَوْتُ إِلَيْهِ فَوَدَّعْتُهُ، ثُمَّ قُلْتُ: يَا أَبَا مُحَمَّدٍ، إِنِّي سمعتك تردد هذه الآية. قال: أو ما بَلَغَكَ مَا فِيهَا؟ قُلْتُ: أَنَا عِنْدَكَ مُنْذُ شَهْرٍ لَمْ تُحَدِّثْنِي. قَالَ: وَاللَّهِ لَا أُحَدِّثُكَ بِهَا إِلَى سَنَةٍ. فَأَقَمْتُ سَنَةً فَكُنْتُ عَلَى بَابِهِ، فَلَمَّا مَضَتِ السَّنَةُ قُلْتُ: يَا أَبَا مُحَمَّدٍ، قَدْ مَضَتِ السَّنَةُ. قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يُجَاءُ بِصَاحِبِهَا يَوْمَ القِيامَةِ، فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: عَبْدِي عَهِدَ إلَيَّ، وأنَا أحَقُّ مَن وَفَّى بالْعَهْدِ، أدْخِلُوا عَبْدِي الْجَنَّةَ"

 telah menceritakan kepada kami Abdan ibnu Ahmad dan Ali ibnu Sa'id; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ammar ibnu Umar Al-Mukhtar, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepadaku Galib Al-Qattan, bahwa ia datang ke Kufah dalam salah satu misi dagangnya, lalu tinggal di dekat rumah Al-A'masy. Pada suatu malam ketika aku hendak turun, Al-A'masy melakukan salat tahajud di malam hari, lalu bacaannya sampai pada ayat berikut, yaitu firman-Nya: Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. (Ali Imran: 18-19) Kemudian Al-A'masy mengatakan, "Dan aku pun mempersaksikan apa yang telah dinyatakan oleh Allah, dan aku titipkan kepada Allah persaksianku ini, yang mana hal ini merupakan titipan bagiku di sisi Allah." Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN