Ahad, 4 Mac 2018

ayat 83-86

TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK';
 Ali Imran, ayat 86-89

BIss-mil-laa-hir-rahman-nir-rahim;. Ayat 86-Kaifa yahdilla_hu qauman kafaru_ ba'da ima_nihim wa syahidu_ annar rasu_la haqquw wa ja_'ahumul bayyina_t(u), walla_hu la_ yahdil qaumaz za_limin(a).3:87 Ayat 87-Ula_'ika jaza_'uhum anna'alaihim la'natalla_hi wal mala_'ikati wan na_si ajma'in(a).-3:88, Ayat 88-Kha_lidina fiha_, la_ yukhaffafu 'anhumul 'aza_bu wa la_ hum yunzaru_n(a). 3:89, Ayat 89-Illal lazina ta_bu_ mim ba'di za_lika wa aslahu_, fa innalla_ha gafu_rur rahim(un). 3:90

 {كَيْفَ يَهْدِي اللَّهُ قَوْمًا كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (86) أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ أَنَّ عَلَيْهِمْ لَعْنَةَ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (87) خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلا هُمْ يُنْظَرُونَ (88) إِلا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (89) }

 Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keterangan pun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim. Mereka itu balasannya ialah bahwa laknat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) laknat para malaikat dan manusia seluruhnya; mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh, kecuali orang-orang yang tobat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
           Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Bazi' Al-Basri, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Zurai,' telah menceritakan kepada kami Daud ibnu Abu Hindun dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa ada seorang dari kalangan Ansar murtad sesudah masuk Islam, lalu ia bergabung dengan orang-orang musyrik, tetapi setelah itu ia menyesal. Kemudian ia mengirimkan utusan kepada kaumnya agar mereka menanyakan kepada Rasulullah Saw., apakah masih ada jalan tobat baginya. Lalu turunlah firman-Nya: Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman. (Ali Imran: 86) sampai dengan firman-Nya: Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 89). Lalu kaumnya memanggilnya dan ia masuk Islam kembali. Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Nasai, Imam Hakim, dan Imam Ibnu Hibban melalui jalur Daud ibnu Abu Hindun dengan lafaz yang sama. Imam Hakim mengatakan bahwa hadis ini sahih sanadnya, tetapi keduanya (Imam Bukhari dan Imam Muslim) tidak mengetengahkannya. Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Humaid Al-A'raj, dari Mujahid yang mengatakan bahwa Al-Haris ibnu Suwaid datang kepada Nabi Saw., lalu masuk Islam di tangannya. Tetapi setelah itu ia murtad dan kembali kepada kaumnya. Maka Allah menurunkan ayat berikut berkenaan dengan peristiwanya itu, yaitu firman-Nya: Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman. (Ali Imran: 86) sampai dengan firman-Nya: Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 89). Kemudian hal ini disampaikan kepada seorang lelaki dari kaumnya, lalu dibacakan kepadanya. Maka Al-Haris berkata, "Sesungguhnya engkau, demi Allah, sepanjang pengetahuanku benar-benar orang yang jujur. Dan sesungguhnya Rasulullah Saw. lebih jujur lagi daripada kamu, dan sesungguhnya Allah lebih jujur lagi di antara kesemuanya." Setelah itu Al-Haris kembali masuk Islam dan berbuat baik dalam Islamnya. *****************

 Firman Allah Swt.: كَيْفَ يَهْدِي اللَّهُ قَوْماً كَفَرُوا بَعْدَ إِيمانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجاءَهُمُ الْبَيِّناتُ Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu benar-benar rasul, dan keterangan-keterangan pun telah datang kepada mereka. (Ali Imran: 86) Yakni hujah dan bukti telah jelas baginya membuktikan kebenaran apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. kepada mereka, dan beliau Saw. telah menerangkannya kepada mereka perkara tersebut. Kemudian mereka murtad dan kembali kepada kegelapan kemusyrikan. Maka bagaimana orang-orang seperti itu berhak mendapat petunjuk sesudah mereka diselamatkan dari kebutaannya? Karena itu, pada akhir ayat ini disebutkan: {وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ} Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim. (Ali Imran: 86) Selanjutnya Allah Swt. berfirman: {أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ أَنَّ عَلَيْهِمْ لَعْنَةَ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ} Mereka itu balasannya ialah bahwasanya laknat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) laknat para malaikat dan manusia seluruhnya. (Ali Imran: 87). Yaitu mereka dilaknat oleh Allah Swt., juga dilaknat oleh makhluk-Nya. {خَالِدِينَ فِيهَا} mereka kekal di dalamnya. (Ali Imran: 88) Yakni berada di dalam laknat yang abadi. {لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلا هُمْ يُنْظَرُونَ} tidak diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh. (Ali Imran: 88). Maksudnya, azab yang menimpa mereka tidak pernah terputus dan tidak pernah diberi keringanan, sekalipun hanya sesaat saja. Kemudian Allah Swt. berfirman: {إِلا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ} kecuali orang-orang yang tobat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 89).

 Hal ini merupakan bagian dari sifat lemah-lembut Allah, kebaikan-Nya, belas kasihan-Nya, rahmat, dan santunan-Nya kepada makhluk-Nya; yaitu barang siapa yang bertobat kepada-Nya, niscaya Dia menerima tobatnya. Artinya telah jelas bagi mereka berbagai hujjah dan bukti kebenaran apa yang dibawa oleh Rasulullah, serta telah nyata perkara itu bagi mereka, tetapi kemudian murtad, kembali kepada kegelapan syirik, maka bagaimana mungkin mereka akan memperoleh hidayah setelah mereka bergelimang dalam kebutaan. Oleh karena itu Allah swt. berfirman, wallaaHu laa yaHdil qaumadh dhaalimiin (“Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.”) Setelah itu Dia berfirman, ulaa-ika jazaa-uHum anna ‘alaiHim la’natallaaHi wal malaa-ikati wan naasi ajma’iin (“Mereka itu, balasannya adalah bahwa bagi mereka laknat Allah, laknat para Malaikat dan manusia seluruhnya.”) Maksudnya, mereka mendapatkan laknat dari Allah dan seluruh makhluk-Nya. Khaalidiina fiiHaa (“Mereka kekal di dalamnya,”) yaitu dalam laknat. Laa yukhaffafu ‘anHumul ‘adzaabu wa laa Hum yundharuun (“Tidak diringankan siksa dari mereka dan tidak [pula] mereka diberi tangguh.”) Maksudnya, siksa mereka tidak akan dikurangi atau diringankan meskipun hanya sesaat. Dan selanjutnya Allah berfirman: illalladziina taabuu mim ba’di dzaalika wa ash-lahuu fa innallaaHa ghafuurur rahiim (“Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah [kafir] itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.”) Ini merupakan bagian dari kelembutan, kebaikan, kesantunan, kasih sayang, dan kemurahan-Nya bagi makhluk-Nya, bahwa barangsiapa yang bertaubat kepada-Nya, maka Dia akan mengampuninya.

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN