Ahad, 17 Disember 2017

Isi kandugan penting surah waqiah

  1. TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
  2. ISI KANDUGAN PENTING SURAH AL-WAQIAH
  •       Al-Waqi'ah (Arab: الواقعه, "Hari Kiamat") adalah surah ke-56 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 96 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini dinamai dengan Al Waaqi'ah (Hari Kiamat), diambil dari perkataan Al Waaqi'ah yang terdapat pada ayat pertama.Surah Al-Waqiah disebut Al-Waqiah lantaran kata ini yang merupakan sifat dan nama hari kiamat disebutkan pada awal surah. Jumlah ayatnya menurut qari Kufah adalah 96 ayat, sementara dalam pandangan qari Syam dan Hijaz terdiri dari 99 ayat. Namun sesuai pendapat qari lainnya adalah 97 ayat. Di antara semua pendapat ini, pendapat pertama yang paling masyhur. Surah Al-Waqiah terdiri 96 ayat dari 370 huruf dan 1756 kata. Sesuai dengan susunan mushaf, surah Al-Waqiah adalah surah ke-56 Al-Quran dan surah ke-48 berdasarkan urutan pewahyuan. Surah ini tergolong salah satu surah Makkiyah. Dari sisi isi, surah Al-Waqiah termasuk surah Thawal dalam kelompok Al-Mufasshalat. Kurang lebih berukuran setengah hizb Al-Quran. surah Al-Waqiah diakhiri dengan perintah tasbih dan takzim Allah Swt (dengan maksud berlindung kepada Allah Swt, bertasbih dan memuliakan-Nya serta meminta pertolongan kepada-Nya sebagai satu-satunya yang menyelamatkan manusia dari dahsyatnya azab hari kiamat dan dunia akhirat). [1]
  • Isi Kandungan dari ayat 1-96-370huruf-1756kata Huru hara hari kiamat;Huru-hara di waktu terjadinya hari kiamat manusia di waktu hisab;terbagi atas tiga gologan;iaitu gologan yang segera menjalankan kebaikan; gologan kanan dan gologan yang celaka serta balasan yang di perolehi oleh masing masing gologan; bantahan terhadap allah keingkaran orang orang yang mengengkari adanya tuhan ;hari berbangkit dan ada nya hisaf; al-quran berasal dari lauh mahfus ; lain lain gambaran tentang syurga,
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

  • Tatkala sebuah Kemutlakan terlaksana, kelak tiada yang membantah kedatangan perkara tersebut; keadaan yang akan merendahkan maupun keadaan yang akan meninggikan; Tatkala bumi digoncangkan secara keras serta gunung-gunung diremukkan secara keras hingga menjadi debu berhamburan, kemudian kalian dibagi menjadi tiga golongan: Golongan Kanan; apakah Golongan Kanan itu? serta Golongan Kiri; apakah Golongan Kiri itu?
  • serta Golongan Utama, yakni golongan yang diutamakan; golongan ini merupakan golongan didekatkan yang berada dalam Surga kesejahteraan; segolongan generasi terdahulu beserta sebagian kecil generasi terkemudian, golongan ini berada di tahta-tahta yang terpahat seraya golongan ini duduk sambil berhadap-hadapan; golongan ini dikelilingi oleh golongan muda abadi yang membawakan gelas, cerek serta piala berisi minuman yang diambil dari mata air mengalir; golongan ini tidak merasakan pening akibat itu bahwa golongan ini tiada mabuk, serta hidangan buah-buahan yang golongan kehendaki maupun hidangan daging burung yang golongan ini inginkan; disediakan pula para bidadari bermata indah laksana permata yang tersimpan baik, sebagai hadiah atas hal-hal yang telah golongan ini kerjakan; Tidaklah mereka mendengar disana; ocehan, serta tidak pula olok-olok; melainkan diserukan: "Damai!, Damai!"
  • Ataupun Golongan Kanan, apakah Golongan Kanan itu? yakni golongan yang berada di tengah-tengah pepohonan bidara yang tak berduri serta pepohonan yang bersusun-susun, golongan yang dikaruniai naungan terbentang luas, aliran air yang tercurah, buah-buahan berlimpah yang tiada berkurang serta tidak terlarang beserta singgasana-singgasana yang nyaman; yang kesemuanya Kami hadirkan secara langsung,
  • juga Kami sediakan untuk mereka, kaum bidadari perawan yang rupawan lagi sebaya untuk Golongan Kanan; segolongan generasi terdahulu beserta segolongan generasi terkemudian.
  • Sedangkan Golongan Kiri, apakah Golongan Kiri itu? merupakan orang-orang yang dilanda angin yang membakar beserta air mendidih maupun berada dalam naungan asap pekat yang tiada sejuk juga tiada nyaman disebabkan sebelumnya orang-orang itu hidup bermewah-mewahan serta bertekun mengerjakan perbuatan-perbuatan tercela, bahkan orang-orang itu terbiasa mengatakan: "Apakah sewaktu kami telah mati sehingga kami telah menjadi debu maupun tulang belulang bahwa diri kami akan dibangkitkan kembali? apakah kaum leluhur kami yang terdahulu juga?" Katakanlah: "Sungguh generasi terdahulu beserta golongan terkemudian kelak pasti dihimpunkan di sebuah waktu yang telah ditetapkan, pada sebuah Hari yang dikenal; kemudian tentulah kalian, wahai golongan sesat yang mendustakan, pasti akan memakan pohon Zaqqum serta akan memenuhi perut kalian dengan itu, lalu kalian akan meminum air mendidih serta kalian akan minum menyerupai unta kehausan." itulah hidangan untuk golongan demikian pada Hari Penghakiman. (Ayat:1-56)
  • Kamilah yang telah menciptakan diri kalian lalu mengapakah kalian tiada mengakui? maka apakah kalian memperhatikan tentang hal yang kalian pancarkan; apakah kalian yang menciptakan hal demikian, ataukah Kami yang menciptakan hal demikian? telah Kami tetapkan Kematian terhadap kalian; ketahuilah bahwa Kami takkan dapat dikalahkan supaya mengganti kalian dengan golongan yang serupa kalian; ataupun untuk menciptakan kalian kelak dalam wujud yang tidak kalian ketahui, sungguh kalian telah mengetahui penciptaan pertama lalu mengapakah kalian tidak memahami?
  • Maka apakah kalian perhatikan tentang yang kalian taburkan? apakah kalian yang menumbuhkan itu ataukah Kami yang menumbuhkan itu? sekiranya Kami kehendaki, tentu Kami jadikan itu kering serta remuk hingga kalian merasa heran: "kita benar-benar merugi, bahkan kita sama sekali tak berdaya."
  • Maka apakah kalian perhatikan tentang air yang kalian minum? apakah kalian yang menurunkan itu dari awan ataukah Kami yang menurunkan itu? sekiranya Kami kehendaki niscaya Kami jadikan itu memiliki rasa asin lalu mengapakah kalian tidak bersyukur?
  • Maka apakah kalian perhatikan tentang api yang kalian percikkan, apakah kalian yang menimbulkan itu ataukah Kami yang menimbulkan itu? Kami telah menjadikan itu sebagai peringatan serta bekal berguna untuk pengembara di gurun pasir;
  • Maka semarakkan seraya memuji Nama Tuhanmu Yang Maha Agung.
  • Maka Aku bersumpah demi orbit bintang-bintang; hal ini merupakan penegasan yang kuat sekiranya kalian mengetahui, bahwasanya Al-Qur'an ini merupakan sebuah Bacaan yang berharga dalam Kitab yang Terpelihara, tiada yang menjangkau hal ini selain golongan suci, hal yang dihadirkan dari Tuhannya semesta alam.
  • (Ayat: 57-80)
  • Maka apakah kalian meremehkan Hadits ini? lalu apakah kalian mengganggap sebagai urusan kalian sendiri supaya kalian dapat membantah? juga mengapa ketika telah direnggut hingga mencapai tenggorokan: padahal kalian ketika itu memperhatikan bahkan Kami berada lebih dekat terhadap hal demikian dibanding kalian walaupun diri kalian tiada menyadari, lalu mengapakah jika kalian sama sekali tidak berada dalam kendali maka kalian tiada mengembalikan hal demikian apabila kalian memang golongan yang benar?
  • dan apabila orang itu termasuk Golongan yang dekat, maka orang itu meraih ketenteraman juga pencapaian beserta Surga kesejahteraan.
  • sedangkan apabila orang itu termasuk Golongan Kanan: "Maka kesejahteraan untuk kamu karena kamu termasuk Golongan Kanan."
  • Dan adapun sekiranya orang itu termasuk golongan pembantah yang sesat maka orang itu mendapat hidangan air mendidih serta dibakar di dalam Gejolak Api; Sungguh hal ini merupakan sebuah Kebenaran yang utuh, oleh sebab itu semarakkan Nama Tuhanmu Yang Maha Agung. (Ayat: 81-96)

ayat 45-78


 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
  • JILIK-6 -Tafsir Ar Rahman Ayat 46-78
  • Ayat 46-78: Rincian kenikmatan yang akan diperoleh kaum mukmin dan pujian bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala terhadap hal tersebut.
  •                           BISMILLAHI-RAHMAN-NIR-RAHIM;
  • Wa liman khaafa maqaama rabbihii jannataan(i)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Dzawaataa afnaan(in)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Fiihimaa 'ainaani tajriyaan(i)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Fiihimaa min kulli faakihatin zaujaan(i)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Muttaki-iina 'alaa furusyin bathaa-inuhaa min istabraqin wa janal jannataini daan(in)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Fiihinna qaashiraatuth-tharfi lam yathmitshunna insun qablahum wa laa jaann(un)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Ka-annahunnal yaaquutu wal marjaan(u)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Hal jazaa-ul ihsaani ilaal ihsaan(u)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Wa min duunihimaa jannataan(i)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Mudhaammataan(i)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Fiihimaa 'ainaani nadh-dhaakhataan(i)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Fiihimaa faakihatun wanakhlun wa rummaan(un)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Fiihinna khairaatun hisaan(un)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Huurun maqshuuraatun fiil khiyaam(i)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Lam yathmitshunna insun qablahum wa laa jaann(un)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Muttaki-iina 'alaa rafrafin khudhrin wa 'abqariyyin hisaan(in)
  • Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
  • Tabaarakaasmu rabbika dziil jalaali wal-ikraam(i)

  1. وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ (٤٦) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٤٧) ذَوَاتَا أَفْنَانٍ (٤٨) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٤٩) فِيهِمَا عَيْنَانِ تَجْرِيَانِ (٥٠)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٥١) فِيهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ (٥٢) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٥٣) مُتَّكِئِينَ عَلَى فُرُشٍ بَطَائِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ وَجَنَى الْجَنَّتَيْنِ دَانٍ (٥٤) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٥٥) فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلا جَانٌّ (٥٦) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٥٧)كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ (٥٨) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٥٩) هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ (٦٠) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٦١) وَمِنْ دُونِهِمَا جَنَّتَانِ (٦٢) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٦٣) مُدْهَامَّتَانِ (٦٤) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٦٥) فِيهِمَا عَيْنَانِ نَضَّاخَتَانِ (٦٦) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٦٧) فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ (٦٨)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٦٩)فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ (٧٠) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٧١)حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ (٧٢) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٧٣) لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلا جَانٌّ (٧٤) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٧٥)مُتَّكِئِينَ عَلَى رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَعَبْقَرِيٍّ حِسَانٍ (٧٦) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٧٧) تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (٧٨)
Terjemah Ayat 26-45
  • 46. Dan bagi siapa yang takut akan saat menghadap Tuhannya[1] ada dua surga[2].
  • 47. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 48. Kedua surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan[3].
  • 49. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 50. Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang memancar[4].  
  • 51. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 52. Di dalam kedua surga itu terdapat aneka buah-buahan yang berpasang-pasangan[5].
  • 53. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 54. Mereka bersandar di atas permadani yang bagian dalamnya dari sutera tebal[6]. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat[7].
  • 55. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 56. Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan[8], yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya[9].
  • 57. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 58. Seakan-akan mereka itu permata yakut dan marjan[10].
  • 59. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 60. Tidak ada balasan untuk kebaikan[11] selain kebaikan (pula)[12].
  • 61. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 62. Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi[13].
  • 63. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 64. Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.
  • 65. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 66. Di dalam keduanya (syurga itu) ada dua buah mata air yang memancar.
  • 67. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?  
  • 68. Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma dan delima.
  • 69. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 70. Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik (akhlaknya) dan cantik wajahnya[14].
  • 71. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 72. Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah[15].
  • 73. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 74. Mereka sebelumnya tidak pernah disentuh oleh manusia maupun oleh jin.
  • 75. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 76. Mereka bersandar pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah[16].
  • 77. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  • 78. [17]Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.

HURAIAN MAKNA AYAT;
  • [1] Yakni berdiri di hadapan-Nya untuk dihisab.
  • [2] Yakni bagi orang yang takut kepada Tuhannya dan takut berhadapan dengan-Nya, dimana hal itu membuatnya mengerjakan perintah dan menjauhi larangan, maka dia memperoleh dua surga. Menurut Syaikh As Sa’diy, dia akan mendapatkan dua surga dari emas, baik bejana, perhiasan, bangunan dan apa yang ada di sana (dari emas); surga yang satu sebagai balasan karena meninggalkan larangan, sedangkan surga yang satu lagi karena mengerjakan ketaatan.
  • [3] Ada pula yang menafsirkan kata ‘afnaan’ dengan berbagai jenis kenikmatan, baik kenikmatan luar maupun dalam yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas di hati manusia.
  • [4] Mereka dapat memancarkannya ke tempat yang mereka inginkan dan mereka kehendaki.
  • [5] Setiap jenisnya memiliki rasa dan warnanya masing-masing yang tidak dimiliki oleh jenis yang lain.
  • [6] Syaikh As Sa’diy menerangkan, ini adalah sifat permadani penghuni surga dan sifat duduknya mereka di atasnya, dan bahwa mereka sambil bersandar sambil santai. Permadani ini tidak diketahui sifatnya kecuali oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala, sampai-sampai bagian dalamnya dari sutera tebal yang merupakan sutera terbaik dan dibanggakan, lalu bagaimana dengan luarnya yang bersentuhan langsung dengan kulit mereka?
  • Ibnu Mas’ud berkata, “Ini bagian dalamnya, lalu bagaimana kalau kamu melihat bagian luarnya?”
  • [7] Yakni bisa dipetik sambil berdiri, sambil duduk dan sambil berbaring.
  • [8] Kepada suami mereka karena cakep dan gantengnya suami mereka, dan cintanya mereka kepadanya.
  • [9] Mereka masih sebagai gadis.
  • [10] Yakni karena bersih, cantik dan indahnya mereka.
  • [11] Yakni tidak ada balasan bagi orang yang berbuat ihsan dalam beribadah kepada Allah dan berbuat ihsan dalam bergaul dengan manusia kecuali dibalas dengan kebaikan, berupa pahala yang besar, keberuntungan yang besar, kenikmatan yang kekal, dan kehidupan yang sentosa. Kedua surga yang tinggi yang terbuat dari emas ini diperuntukkan bagi orang-orang yang didekatkan dengan Allah Subhaanahu wa Ta'aala (Al Muqarrabiin).
  • [12] Dengan kenikmatan surga.
  • [13] Selain dari dua surga yang tersebut di atas ada dua surga lagi yang disediakan untuk orang-orang mukmin yang derajatnya di bawah orang-orang mukmin yang dimasukkan ke dalam kedua surga yang pertama. Menurut Syaikh As Sa’diy, kedua surga yang lain itu dari perak, baik bangunannya, bejananya, perhiasannya, dan apa yang ada di dalamnya. Kedua surga ini diperuntukkan kepada As-habul Yamin (Golongan kanan).
  • [14] Mereka menggabung antara indahnya luar dan dalam; fisiknya indah dan akhlaknya baik.
  • [15] Bidadari itu tertahan dalam kemah-kemah mutiara; yang telah mempersiapkan diri mereka untuk suami mereka, namun hal itu tidaklah menafikan mereka untuk keluar ke kebun-kebun dan taman-taman surga sebagaimana kebiasaan putri-putri raja dan wanita-wanita yang dipingit.
  • [16] Orang-orang yang mendapatkan kedua surga yang kedua ini tempat sandaran mereka adalah rafraf (permadani) hijau, yaitu permadani yang berada di atas majlis-majlis (tempat duduk) yang tinggi yang menjadi tambahan terhadap majlis (tempat duduk) mereka. Dengan demikian, majlis tersebut memiliki rafrafah (permadani) di atas majlis mereka sehingga semakin indah dan bagus. Adapun ‘abqariy sebagai nisbat kepada setiap yang ditenun dengan tenunan yang indah dan mewah, oleh karenanya, disifati dengan keindahan yang menyeluruh karena bagus buatannya, indah dilihat serta halus disentuh. Kedua surga ini bukanlah surga yang sebelumnya sebagaimana disebutkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla, “Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi.” Selain itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menyifatkan dua surga yang pertama dengan beberapa sifat yang tidak disifatkan kepada dua surga yang setelahnya. Pada dua surga yang pertama Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang memancar,” sedangkan pada kedua surga setelahnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Di dalam keduanya (syurga itu) ada dua buah mata air yang memancar.” Sudah menjadi maklum, bahwa keduanya berbeda, yang satu mengalir, sedangkan yang satu lagi memancar. Pada kedua surga yang pertama, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Kedua surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan.” Dan Dia tidak berfirman demikian pada surga yang kedua. Pada kedua surga yang pertama, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Di dalam kedua surga itu terdapat aneka buah-buahan yang berpasang-pasangan.” Sedangkan pada kedua surga yang setelahnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma dan delima.” Pada kedua surga yang pertama, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Mereka bersandar di atas permadani yang bagian dalamnya dari sutera tebal. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.” Sedangkan pada dua surga yang kedua (setelahnya), Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Mereka bersandar pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.” Pada kedua surga yang pertama, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya.” Sedangkan pada kedua surga yang setelahnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah.” Sudah menjadi maklum adanya perbedaan di antara keduanya.

  • Pada kedua surga yang pertama, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” Dan Dia tidak berfirman demikian, pada dua surga setelahnya, maka hal ini menunjukkan bahwa hal itu sebagai balasan bagi orang-orang yang berbuat ihsan.
  • Di samping itu, didahulukan kedua surga yang pertama daripada yang kedua menunjukkan keutamaan yang pertama.
  • Berdasarkan sisi-sisi di atas dapat diketahui kelebihan dua surga yang pertama daripada dua surga yang kedua, dan bahwa kedua surga yang pertama itu dipetuntukkan kepada orang-orang yang didekatkan dari kalangan para nabi, para shiddiqin dan hamba-hamba pilihan Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang saleh, sedangkan pada kedua surga yang kedua disiapkan untuk kaum mukmin pada umumnya. Di semua surga itu terdapat sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terlintas di hati manusia, di dalamnya terdapat apa yang diinginkan jiwa dan indah dipandang mata, penduduknya benar-benar santai, ridha, tenang, dan mendapatkan tempat tinggal yang terbaik, bahkan masing-masing dari mereka tidak melihat bahwa orang lain lebih bagus darinya dan lebih tinggi kenikmatannya darinya.
  • [17] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan luasnya karunia dan ihsan-Nya, maka Dia berfirman, “Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.” Yakni Mahaagung dan banyak kebaikan Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang memiliki kebesaran yang unggul di atas segalanya, Mahamulia secara sempurna, serta memuliakan para wali-Nya.
  • Selesai tafsir surah Ar Rahman dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

  1. TAFSIR AYAT ;
  • Dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim dingin.
  • [1443]. Di antara ahli Tafsir ada yang berpendapat bahwa la yabghiyan maksudnya masing-masingnya tidak menghendaki. Dengan demikian maksud ayat 19-20 ialah bahwa ada dua laut yang keduanya tercerai karena dibatasi oleh tanah genting, tetapi tanah genting itu tidaklah dikehendaki (tidak diperlukan) maka pada akhirnya, tanah genting itu dibuang (digali untuk keperluan lalu lintas), maka bertemulah dua lautan itu. Seperti terusan Suez dan terusan Panama.

  • [1445]. Maksudnya: pada hari berhisab tidak lagi didengar alasan-alasan dan uzur-uzur yang mereka kemukakan.
  • [1446]. Yang dimaksud dua syurga di sini adalah, yang satu untuk manusia yang satu lagi untuk jin. 
  • Ada juga ahli Tafsir yang berpendapat syurga dunia dan syurga akhirat.
  • [1447]. Selain dari dua syurga yang tersebut di atas ada dua syurga lagi yang disediakan untuk orang-orang mukmin yang kurang derajatnya dari orang-orang mukmin yang dimasukkan ke dalam syurga yang pertama.

  • Abu Shuhaib al-Karami mengatakan, “Yang dimaksud dengan hur adalah bentuk jamak dari haura, yaitu wanita muda yang cantik jelita dengan kulit yang putih dan dengan mata yang sangat hitam. Sedangkan arti ‘ain adalah wanita yang memiliki mata yang indah.

  • Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rombongan yang pertama masuk surga adalah dengan wajah bercahaya bak rembulan di malam purnama. Rombongan berikutnya adalah dengan wajah bercahaya seperti bintang-bintang yang berkemilau di langit. Masing-masing orang di antara mereka mempunyai dua istri, dimana sumsum tulang betisnya kelihatan dari balik dagingnya. Di dalam surga nanti tidak ada bujangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Dua surga itu bejana dan apa yang ada di dalamnya dari perak. Dua surga itu bejana dan apa yang ada di dalamnya dari emas. Tidaklah di antara kaum dan di antara mereka melihat Rabb mereka, melainkan ada pakaian sombong di wajah-Nya di surga ‘Aden (yang tetap).” (HR. Bukhari no. 4878 dan Muslim no. 180). (Shahih Tafsir Ibnu Katsir, 4: 344-345)

  • Syaikh As Sa’di rahimahullah menyatakan, “Konsekuensi dari orang yang takut pada Allah adalah meninggalkan larangan dan melaksanakan perintah. Itulah yang mendapatkan dua surga. Dua surga itu terdapat bejana, perhiasan, bangunan dan isi lainnya yang terbuat dari emas. Salah satu dari dua surga itu diperuntukkan karena meninggalkan yang diharamkan. Dan surga lainnya diperuntukkan karena melakukan ketaatan yang diperintahkan.” (Tafsir As Sa’di, hal. 880)

  • Ayat ini bersifat umum mencakup manusia dan jin, sebagai mana dipermulaan pertanyaan ayat ini yang mana allah menjelaskan telah mencipta manusia dari 7lapisan tanah bumi dan jin yakni iblis dari naar yang mana bermakna taman tempat penyesalan atau neraka;maka ayat ini adalah dalil yang paling kuat yang menunjukkan bahwa jin akan masuk surga apabila mereka beriman dan bertaqwa. Oleh karena itu Alloh anugerahkan kepada jin dan manusia dengan balasan ini , Alloh berfirman [ dan bagi yang takut akan kedudukan Rabb-nya baginya ada dua surga, maka nikmat Alloh yang manakah yang kamu dustakan].” [Lihat tafsir Ibnu Katsir –rohimahulloh-]

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN