AFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK,
Quran, Surah Al-i'Imran,
Ayat 16-17,
Allazina yaqu_lu_na rabbana_ innana_ a_manna_ fagfir lana_ zunu_bana_ wa qina_ 'aza_ban na_r(i).As sa_birina was sa_diqina wal qa_nitina wal munfiqina wal mustagfirina bil asha_r(i).
الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
(Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,"(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.
Baik kepada Engkau maupun kepada Rasul-Mu. Hal ini termasuk tawassul (memakai sarana) yang disyari'atkan dalam berdo'a, yaitu dengan menyebutkan iman dan amal shalih. Termasuk tawassul yang disyari'atkan adalah bertawassul dengan menyebut Asmaa'ul Husna, misalnya "Yaa Ghaffaar (Maha Pengampun), ampunilah kami".Sahur: waktu sebelum fajar menyingsing mendekati subuh. Waktu sahur adalah waktu dikabulkannya do'a. Keadaan mereka yang berada dalam sifat-sifat mulia, dari mulai sifat sabar, benar, taat dan suka berinfak, namun tetap merasakan kekurangan sehingga mereka meminta ampunan kepada Allah di waktu sahur, dan hal ini merupakan tanda kebahagiaan. Ayat di atas (dari ayat 14-17) menerangkan kepada kita beberapa hal:
Allah mensifati hamba-hamba-Nya yang bertakwa, yang dijanjikan kepada mereka pahala yang banyak seraya berfirman: alladziina yaquuluuna rabbanaa innanaa aamannaa (“[Yaitu] orang-orang yang berdoa: ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah beriman,”‘) yaitu beriman kepada-Mu, Kitab-Mu, serta Rasul-Mu. Maka ampunilah segala dosa kami. Yakni dengan keimanan kami kepada-Mu dan kepada syari’at yang telah Engkau tetapkan bagi kami, maka berikanlah ampunan kepada kami atas semua dosa dan kelalaian kami, melalui karunia dan rahmat-Mu. Wa qinaa ‘adzaaban naar (“Peliharalah kami dari siksa Neraka.”)
Setelah itu Dia berfirman: ash shaabiriina (“Yaitu orang-orang yang sabar,”) yakni dalam berbuat ketaatan dan meriinggalkan larangan. wash-shaadiqiina (“Yang benar, “) terhadap apa-apa yang dikabarkan kepada mereka dari pengakuan keimanan mereka dengan kesungguhan mereka menjalankan amal perbuatan yang berat.
Wal qaanitiina (“Yang tetap taat.”) Yaitu tunduk dan patuh. Wal munfiqiina (“Yang menafkahkan hartanya.”) Yaitu mengeluarkan sebagian dari harta kekayaan mereka di jalan-jalan ketaatan yang diperintahkan kepada mereka, silaturahmi, membantu kaum kerabat, menutupi (mencukupi) kebutuhan, dan menolong orang yang sedang membutuhkan. Wal mustaghfiriina bil as-haar (“Dan yang memohon ampunan pada waktu sahur.”) Hal ini menunjukkan keutamaan istighfar pada waktu sahur.
Diceritakan, bahwa ketika Ya’qub berkata kepada putera-puteranya, saufastaghfiru lakum rabbii (“Aku akan memohon ampunan untuk kalian kepada Rabbku,”)
(QS. Yusuf: 98) bahwa dia mengakhirkan hal itu sampai waktu sebelum fajar menyingsing.
Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
وَأَنَّهُ يَهْبِطُ كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا لِخَبَرِ رَسُوْلِ اللهِ.
“Bahwasanya Allah turun pada setiap malam ke langit dunia berdasarkan kabar dari Rasulullah. Shallallahu alaihi wa sallam” [6]
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah dalam kitabnya menukil perkataan Imam asy-Syafi’i rahimahullah, beliau berkata:
أَنَّ اللهَ عَلَى عَرْشِهِ فِيْ سَمَائِهِ يَقْرُبُ مِنْ خَلْقِهِ كَيْفَ شَاءَ وَيَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا كَيْفَ شَاءَ.
“
Bahwasanya Allah Azza wa Jalla di atas ‘Arsy-Nya di langit-Nya, lalu mendekat kepada makhluk-Nya menurut bagaimana yang Dia kehendaki, dan sesungguhnya Allah turun ke langit dunia menurut bagaimana yang Dia kehendaki.” [7]
Dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dan kitab-kitab lainnya telah disebutkan hadits yang menetapkan hal tersebut, dari sejumlah Sahabat, bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Allah turun ke langit dunia pada setiap malam, yaitu ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: ‘Adakah orang yang meminta, sehingga akan Aku beri? Adakah orang yang berdo’a sehingga Aku mengabulkannya? Dan adakah orang yang memohon ampunan sehingga Aku memberikan ampunan kepadanya?”‘
Dan di dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim juga disebutkan sebuah hadits dari ‘Aisyah: “Pada setiap malam Rasulullah senantiasa mengerjakan shalat witir, pada awal malam, pertengahan malam, dan akhir malam, dan witirnya berakhir pada waktu sebelum fajar menyingsing.
“Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya” (QS. Al Baqarah: 255)
“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia setiap sepertiga malam akhir. Ia lalu berkata: ‘Barangsiapa yang berdoa, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni. Hingga terbit fajar‘ ” (HR. Bukhari 1145, Muslim 758)
Ibnu Mardawaih meniwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: “Kami diperintahkan jika kami shalat malam, agar kami beristighfar pada waktu akhir sahur sebanyak tujuh puluh kali.” &
Jumaat, 2 Februari 2018
Langgan:
Catatan (Atom)
JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN
JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN
-
JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN
-
TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK, Quran, Surah Maryam, Ayat 85 Yauma nahsyurul mut taqina ilar rahma_ni wafda_ Surah Maryam, Ayat 86...
-
TAFSIR SURAT AL-BAQARAH:259* TAFSIR QURAN DAN HADIS TABBARAK 17.08.25;jumaah . 8pagi,., ----------------------------------------------...