Isnin, 8 Januari 2018

isi kandungan alam-nasroh-dan tafsir

     Surah Alam Nasyrah lengkap dengan terjemahan dan Latinnya Surat Alam Nasyrah:
 8 AyatDalam Al Qur’an ada salah satu surat pendek yang mempunyai keistimewaan yang sangat luar biasa, salah satu surat dalam Al Qur’an yang mempunyai keistimewaan yang sangat luar biasa itu adalah SURAT ALAM NASROH ( AL INSYIROH ).
     Banyak sekali umat islam yang tidak mengetahui hikmah dibalik keistimewaan surat ALAM NASROH padahal keistimewaan SURAT ALAM NASROH sangat banyak sekali. Surat ALAM NASROH terdiri dari 8 ayat, sekalipun surat ALAM NASROH pendek, tapi keistimewaanya luarbiasa. Untuk mendapatkan keistimewaan yang terkandung dalam surat ALAM NASROH ini dibutuhkan pembimbing yang ahli dibidangnya terutama orang yang mengusai ilmu hikmah dan ilmu khodam. Untuk mendapatkan keistimewaan yang terkandung dalam surat ALAM NASROH secara sempurna kita harus faham dan mengetahui seluk beluk surat yang ada dalam Al Qur’an sehingga kita mudah mempelajarinya, tidak hanya itu kita juga membutuhkan guru yang faham tentang surat ALAM NASROH yang akan kita pelajari.

         Kistimewaan yang terkandung dalam surat ALAM NASROH sangat banyak sekali diantaranya yaitu : 1.dapat menghilangkan segala macam kesulitan, 2. mampu menghilangkan kesedihan ataupun kegelisahan yang menimpa umat manusia, 3. mampu melariskan ataupun memajukan usaha apapun bahkan orang yang membaca surat ALAM NASROH dengan benar maka segala bidang usaha yang digelutinya akan maju pesat dan tidak akan pernah mengalami kebangkrutan serta mempunyai banyak pelanggan yang tidak akan habis, 4. melalui surat ALAM NASROH ini segala hajat apapun akan dikabulkan oleh Allah terutama hajat yang sangat besar sekali seperti ingin jadi pemimpin daerah , pemimpin negara atau yang lainya, 5. mampu mengangkat derajat dan akan dilapangkan segala beban hidupnya bila orang yang membacanya selalu bersabar, 6. mampu membantu menarik benda pusaka atau harta terpendam , 7. mampu terlepas dari berbagai hukuman baik hukuman yang ringan ataupun hukuman yang sangat berat sekalipun termasuk hukmun mati dll.

         Semua keistimewaan yang ada dalam kandungan surat ALAM NASROH ini memang benar2 nyata atas segala kekuasaan Allah. Adapun salah satu orang yang pernah merasakan dahsyatnya keistimewaan surat ALAM NASROH ini adalah PRESIDEN PERTAMA kita yaitu BUNG KARNO. Sewaktu zaman penjajahan belanda BUNG KARNO selalu dikejar2 oleh belanda, sehingga BUNG KARNO harus selalu berpindah pindah tempat untuk menghindari kejaran pemerintah belanda karena BUNG KARNO dianggap oleh belanda sebagai pemberontak, sekalipun BUNG KARNO berpindah pindah tempat akhirnya beliau tertangkap juga oleh belanda dan dimasukan kedalam penjara, setelah beberapa lama dipenjara maka hukuman tetap pun dijatuhkan, beliau dijatuhi hukuman mati oleh belanda. Hari demi hari beliau hanya membaca buku dan membaca Al Qur’an sesuai yang diajarkan oleh gurunya. Menurut beberapa salah satu gurU disarankan membaca SURAT ALAM NASROH dengan hitungan tertentu, Ke esokan harinya sewaktu eksekusi mau di laksanakan tiba2 ada perintah dari negara belanda bahwa hukuman mati yang sudah dijatuhkan dibatalkan, kemudian hukuman itu diganti dengan hukuman pengasingan ke suatu daerah yang terpencil bahkan setelah pengasingan beliau dibebaskan oleh pejuang2 kita.

        Itulah salah satu keistimewaan surat ALAM NASROH, keistimewaan yang tidak kalah hebatnya dengan surat lainya

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ﴿١﴾ وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ ﴿٢﴾ الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ ﴿٣﴾ وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ ﴿٤﴾ فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ﴿٥﴾ إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ﴿٦﴾ فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ ﴿٧﴾ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب ﴿٨﴾

     Alam nasyrah laka shadraka, wawadha'naa 'anka wizraka, alladzii anqadha zhahraka, warafa'naa laka dzikraka, fa-inna ma'a al'usri yusraan, inna ma'a al'usri yusraan, fa-idzaa faraghta fainshab, wa-ilaa rabbika fairghab. Artinya: 1). Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? 2). Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu 3). Yang memberatkan punggungmu ? 4). Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu , 5). Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan 6). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan 7). Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain , 8).

      Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap Firman Allah: a lam nasyrah laka shadraka (“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?”) maksudnya, Kami telah menerangi dadamu, yaitu dengan cahaya Kami. Dan Kami jadikan dadamu lapang, lebar, dan luas. Yang demikian itu seperti firman-Nya: famay yuridillaaHu ay yaHdiyaHu yasyrah shadraHuu lil islaami (“Barangsiapa yang Allah berkehendak untuk memberi petunjuk kepadanya, maka Dia akan melapangkan dadanya untuk Islam.” (al-An’am: 125) dan sebagaimana Allah telah melapangkan dada beliau, maka Diapun menjadikan syariat-Nya demikian lapang dan luas, penuh toleransi dan kemudahan, tidak mengandung kesulitan, benban dan kesempitan.
          Tadabbur Surat Alam Nasyrah: Satu Kesulitan Dua Kemudahan;Surat ini merupakan kelanjutan surat sebelumnya, karena sama-sama membahas kepribadian Nabi Muhammad saw dan kondisi yang dihadapi oleh beliau. Keduanya juga menyebutkan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan Allah. Jika di surat sebelumnya Allah menyebutkan tiga nikmatnya: Allahlah yang memberikan ‘inayah (perlindungan) saat kondisi beliau yatim, fakir dan kebingungan. Maka pada surat ini, Allah tambahkan tiga nikmat-Nya yang lain: nikmat kelapangan dada([4]), meringankan beban beliau saat berhadapan dengan kaumnya ketika menyampaikan risalah kenabian yang tak ringan, juga Allah tinggikan kedudukan dan derajat beliau baik di bumi maupun di langit melebihi segala ciptaan-Nya yang pernah dan yang akan ada.
         Hal ini hanya diperuntukkan kepada beliau demi menghibur sekaligus menguatkan azamnya. Di tengah teror yang tak henti-hentinya dari musyrikin Makkah. Di akhir surat ini, Allah memerintahkan untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya, juga untuk beribadah setelah menyampaikan risalah. Perpindahan-perpindahan aktivitas tersebut merupakan refleksi rasa syukur([5]) kepada Allah swt atas karunia nikmat-nikmat-Nya yang sangat banyak yang tak memungkinkan untuk dihitung-hitung apalagi untuk dibalas. Kenikmatan-Kenikmatan “Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu?
      Dan kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu. Yang memberatkan punggungmu? Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu”. (QS. 94: 1-4) Nikmat pertama yang disebut Allah adalah nikmat kelapangan dada. Diturunkan dalam bentuk pertanyaan sebagaimana surat sebelumnya. Hal ini dimaksudkan supaya Nabi Muhammad saw juga benar-benar berpikir, merenungi lebih dalam atas karunia dan nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Lebih dari yang sekadar disebut-Nya. Ayat di atas mengandung dua makna, zhahir dan batin. Secara zhahir, Rasulullah saw pernah dibersihkan organ dalamnya oleh malaikat sewaktu masih kecil. Demikian juga setelah itu. Sebagian ulama berpendapat bahwa hal tersebut terjadi berkali-kali. Pertama kali terjadi pada saat beliau berusia empat tahun, yaitu masa-masa terakhir beliau diasuh oleh Halimah Sa’diyah di perkampungan Bani Sa’d sebelum dikembalikan kepada ibunya. Kedua, terjadi pada saat beliau berumur duapuluhan tahun. Ketiga, terjadi lagi sebelum beliau Isra’ Mi’raj([6]). Dalam riwayat Imam Ahmad dijelaskan bahwa tujuan pembelahan dada beliau –operasi fisik- secara zhahir adalah untuk membuang dendam, hasad dan iri (al-Ghill wa al-Hasad) dan kemudian memasukkan cinta dan kasih sayang (Rahmah wa Ra`fah) ([7]).
       Menariknya, Imam al-Baidhawy mengatakan bahwa seolah-olah ini merupakan athaf dari surat sebelumnya yang datang dengan kata tanya (istifham) (ألم يجدك يتيماً). Dan untuk menegaskan bahwa masih banyak nikmat-nikmat Allah yang lain yang tidak disebut dan manusia tak mampu menghitungnya. Adapun kandungan makna batinnya, bahwa Allah telah memberikan kelapangan dada dengan membuka hati beliau untuk dimudahkan menerima ilmu dan hikmah kenabian serta risalah. Demikian ditegaskan maknanya oleh Imam al-Baghawi([8]).
      Bahkan para tokoh sufi lebih suka memakai makna batin ini dan lebih merajihkannya karena kata yang dipakai adalah syaraha. Nikmat kedua, menghilangkan beratnya beban-beban dakwah Rasulullah saw.
       Sebagian para ahli tafsir menafsirkan al-wizr adalah kesalahan dan kealpaan yang dilakukan Nabi Muhammad sebelum beliau menjadi nabi. Semuanya telah Allah ampunkan. Tapi, tak sedikit yang menafsirkannya dengan beban secara umum yang dihadapi oleh Rasulullah saw dalam melaksanakan misi yang dianugerahkan Allah kepadanya. Yaitu menyampaikan risalah kenabian. Baik beban fisik dengan teror yang diterimanya, maupun secara psikis yang dialaminya berkali-kali. Mulai hinaan, cemoohan, ancaman, tuduhan keji atau bahkan rayuan dan bujukan. Semuanya Allah jadikan ringan. Bahkan Allah melengkapinya dengan nikmat selanjutnya.
      Nikmat ketiga, ditinggikan derajatnya. Allah mengangkat derajat beliau sebagai nabi. Bahkan disandingkan namanya dengan asma’ Allah Yang Mahaagung. Namanya disebut oleh penduduk bumi dan langit di sepanjang waktu. Penduduk bumi yang shalat saja berputar dari pagi ke pagi selalu ada yang shalat, syahadatain dibaca di dalamnya. Dalam khutbah, syahadatain juga dibaca. Sebelum ijab qabul pernikahan, syahadatain juga dibaca. Banyak riwayat yang menyebutan kemuliaan beliau yang diberikan Allah dengan penyebutan tersebut([9]).
 
     Firman Allah: wawadla’naa ‘angka wizraka (“Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu.” Mempunyai pengertian: liyaghfiralakallaaHu maa taqaddama min dzambika wamaa ta-akhkhara (“Supaya Allah member ampunan kepadamu akan dosa yang telah engkau perbuat dulu dan yang akan dating.”)(al-Fath: 2) Alladzii angqadla dzaHraka (“yang memberatkan punggungmu.”) kala “al-inqaadu” disini berarti suara. Dan lebih dari satu ulama salaf yang mengenai firman-Nya, Alladzii angqadla dzaHraka (“yang memberatkan punggungmu.”) mengatakan: “Yakni bebannya telah memberatkanmu.” Firman Allah: wa rafa’naa laka dzikraka (“Dan Kami tinggikan bagimu sebutan [nama]mu.” Mujahid mengatakan, “Aku tidak disebut melainkan disebutkan bersamaku kesaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” Qatadah mengatakan: “Allah meninggikan sebutan beliau di dunia dan di akhirat. Tidak ada seorang khatib, orang yang mengucapkan syahadat, dan juga orang yang mengerjakan shalat, melainkan menyebutkan kesaksian: asyHadu allaa ilaaHa illaallaaHu wa asyHadu anna muhammadar rasuulullaH (Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi dengan benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” Ibnu Katsir menyebutkan sejumlah baik syair Hasan bin Tsabit: “Dipancarkan pada penutup kenabian, dari Allah berupa cahaya yang kemilau lagi disaksikan Ilah telah menggabungkan nama Nabi pada Nama-Nya, Dimana pada kumandang kelima mu-adzin menyebutkan syaHadat. Dan diambil nama dari Nama-Nya untuk mengagungkannya.
        Demikian Pemilik Arsy sangat terpuji, dan inilah Muhammad. Firman Allah Ta’ala: fa inna ma’al ‘usri yusran, inna ma’al ‘usri yusran (“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”) Allah memberitahukan bahwa bersama kesulitan itu terdapat kemudahan. Kemudian Dia mempertegas berita tersebut. Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Hasaan, dia berkata: “Nabi saw. Pernah keluar rumah pada suatu hari dalam keadaan senang dan gembira, dan beliau juga dalam keadaan tertawa seraya bersabda: “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu terdapat kemudahan.” Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesulitan itu dapat diketahui pada dua keadaan, dimana kalimatnya dalam bentuk mufrad (tunggal). Sedangkan kemudahan (al-yusr) dalam bentuk nakirah (tidak ada ketentuannya) sehingga bilangannya bertambah banyak. Oleh karena itu beliau bersabda: “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.”
          Ibnu Duraid berkata: “Abu Hatim as-Sijistani mengumandangkan syair untukku: “Jika hati telah menguasai keputusasaan. Dan sudah menjadi sempit oleh dada yang lapang. Ia menginjak semua yang tidak disukai dan menjadi tenang,. Dan menancapkan kesulitan di beberapa tempat. Dan untuk menyingkap mudharat, ia tidak melihat jalan. Dia mendatangimu dalam keadaan putus asa dari meminta bantuan. Yang diberikan oleh Yang Mahalembut lagi Mahamengabulkan. Dan setiap kejadian itu jika berakhir, maka akan membawa kepada kebahagiaan yang dekat.” Penyair lain mengungkapkan: “Tidak jarang musibah itu membuat sempit gerak pemuda, dan pada sisi Allah jalan keluar diperoleh. Lengkap sudah penderitaan. Dan ketika kepungannya mendominasi, maka terbukalah jalan, yang sebelumnya dia menduga musibah itu tiada akhir.”

      Firman Allah: fa idzaa faraghta fangshab.Wa ilaa rabbika farghab (“Maka apabila kamu telah selesai [dari suatu urusan], kerjakanlah dengan sungguh-sungguh [urusan] yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu berharap.”) maksudnya, jika engkau telah selesai mengurus berbagai kepentingan dunia dan semua kesibukannya serta telah memutus semua jarigannya, maka bersungguh-sungguhlah untuk menjalankan ibadah serta melangkahlah kepadanya dengan penuh semangat, dengan hati yang kosong lagi tulus, serta niat karena Allah. Dari pengertian ini terdapat sabda Rasulullah saw. Di dalam hadits yang diserpakati keshahihannya: “Tidak sempurna shalat seseorang ketika makanan telah dihidangkan dan tidak sempurna pula shalat dalam keadaan menahan buang air kecil dan besar.”
        Dan dari Ibnu Mas’ud: “Jika engkau telah selesai menunaikan berbagai kewajiban, maka bersungguh-sungguhlah untuk melakukan Qiyamul lain. Dan dalam sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud: fangshab. Wa ilaa rabbika farghab (“dan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh. Dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu berharap.”) setelah selesai dari shalat yang engkau kerjakan sedang engkau masih dalam keadaan duduk. ‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Jika engkau telah selesai, maka bersungguh-sunguhlah, yakni berdoa. wallaaHu a’lam.

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN