Khamis, 14 Disember 2017

AYAT 10-13



  • TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
  • JILIK-6 SURAH AR-RAHMAN AYAY10-13

  • BISMILLAHI-RAHMAN-NIR-RAHIM;
  •      10. Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya)[11],
  •       11. [12]di dalamnya ada buah-buahan[13] dan pohon kurma yang 
  •        mempunyai kelopak mayang[14],
  •      12. dan biji-bijian yang berkulit[15] dan bunga-bunga yang harum 
  •       baunya[16].
  •      13. [17]Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?[18

  •    ;Wl ardha wadha’ahaa lil anaam
  •     ;Fiihaa faakihatuw wan nakhlu dzaatul akmaam
  •    ;Wal habbu dzul ‘ashfi war raihaan
  •    ;Fa bi ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan

  • وَالأرْضَ وَضَعَهَا لِلأنَامِ (١٠) فِيهَا فَاكِهَةٌ وَالنَّخْلُ ذَاتُ الأكْمَامِ (١١) وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ (١٢)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (١٣

  • [11] Agar mereka dapat tinggal di atasnya, dapat mendirikan bangunan, dapat menggarap tanahnya, bercocok tanam, membuat jalan, menggalinya, memanfaatkan barang tambangnya dan segala yang perlu mereka lakukan.
  • [12] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala sebutkan berbagai makanan pokok yang mereka sangat butuhkan.
  • [13] Yang dapat dinikmati oleh hamba, seperti buah anggur, buah tin, buah delima, buah apel, dan lain-lain.
  • [14] Yakni yang mempunyai wadah yang terbelah dari tangkai-tangkai yang keluar sedikit demi sedikit sehingga menjadi sempurna sehingga menjadi makanan yang dimakan dan disimpan, dipakai bekal oleh musafir serta sebagai makanan yang lezat bagi mereka.
  • [15] Seperti gandum, beras dsb.
  • [16] Bisa juga maksud ‘raihaan’ adalah semua rezeki yang dimakan manusia.
  • [17] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sekian nikmat-nikmat-Nya yang dapat dilihat oleh mata dan dipikirkan oleh hati, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mentaqrir mereka (membuat mereka (jin dan manusia) mengakuinya) dengan firman-Nya di atas.
  • Sungguh bagus jawaban jin ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan kepada mereka surah ini, dimana Beliau tidak membacakan ayat, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” kecuali mereka mengatakan, “Tidak ada satu pun dari nikmat-nikmat Engkau wahai Tuhan kami yang kami dustakan. Maka untuk-Mulah segala puji.” Demikianlah yang seharusnya dilakukan seorang hamba, yakni ketika disebutkan kepada mereka nikmat-nikmat Allah, maka ia mengakuinya dan mensyukurinya serta memuji Allah Ta’ala terhadapnya.
  • [18] Pertanyaan di sini adalah untuk mengokohkan.


  1. Adapun firman Allah Swt.:
  • {وَالأرْضَ وَضَعَهَا لِلأنَامِ}
  • Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk-(Nya). (Ar-Rahman: 10)
  • Yaitu sebagaimana Dia telah meninggikan langit, Dia telah meratakan bumi ini dan menjadikannya layak untuk dihuni serta memberinya pancangan dengan gunung-gunung yang tinggi-tinggi agar bumi stabil dan tidak mengguncangkan makhluk yang ada di atasnya yang beraneka ragam jenis, macam, warna, dan bahasa mereka yang tersebar di seluruh kawasannya.
  • Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-anam ialah makhluk. :الانعام, al-An'ām, "Binatang Ternak"(mahluk)
  • {فِيهَا فَاكِهَةٌ}
  • di bumi itu ada buah-buahan. (Ar-Rahman: 11) 
  • Yakni yang berbagai macam warna, rasa, dan baunya.
  • {وَالنَّخْلُ ذَاتُ الأكْمَامِ}
  • dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. (Ar-Rahman: 11)
  • Lafaz an-nakhl disebutkan secara tersendiri karena manfaat yang ada padanya, yakni buahnya baik dalam keadaan basah maupun kering. 
  • Dan yang dimaksud dengan al-akmam menurut Ibnu Juraij, dari Ibnu Abbas, artinya kelopak mayang. Hal yang sama telah dikatakan oleh banyak ulama tafsir; itulah yang dimaksud dengan akmam. yaitu kelopak mayang yang terbelah mengeluarkan ketan dan buah kurma, yang pada mulanya bernama busr, kemudian rutab, selanjutnya menjadi masak dan sempurna kemasakannya.
  • Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan dari Amr ibnu Ali As-Sairafi, telah menceritakan kepada kami Abu Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnul Haris At-Ta-ifi, dari Asy-Sya'bi yang mengatakan bahwa Kaisar Romawi berkirim surat kepada Khalifah Umar ibnul Khattab, yang isinya sebagai berikut:
  • Melalui surat ini kuberitahukan kepada tuan bahwa utusanku telah tiba darimu, mereka mengira bahwa di kalangan kalian terdapat sebuah pohon yang kelihatannya tidak mengandung suatu kebaikan pun. Pada mulanya mengeluarkan kelopak mayangnya yang seperti daun telinga keledai, lalu mayang itu terbuka mengeluarkan benih buah-buahnya yang kelihatan seperti mutiara. Lalu menjadi hijau seperti permata zamrud yang hijau, setelah itu tampak memerah sehingga seperti batu yaqut yang merah. Lalu masaklah ia, dan buahnya sangat lezat rasanya; bila buah itu kering, maka dapat dijadikan sebagai makanan pokok bagi orang yang mukim dan dapat dijadikan bekal bagi musafir. Jika utusan-utusanku itu berkata sejujurnya kepadaku, maka aku berpendapat bahwa pohon itu tiada lain kecuali salah satu dari pohon surga.
  • Maka Umar ibnul Khattab membalas suratnya yang isinya sebagai berikut; Dari hamba Allah Umar ibnul Khattab Amirul Mu’minin, ditujukan kepada Kaisar Romawi. Sesungguhnya para utusanmu itu berkata sebenarnya kepadamu, pohon ini memang ada di kalangan kami, yaitu pohon yang sama seperti pohon yang ditumbuhkan oleh Allah untuk Maryam ketika dia melahirkan putranya Isa. Maka bertakwalah engkau kepada Allah dan janganlah engkau menjadikan Isa sebagai Tuhan selain Allah, karena sesungguhnya,
  • {مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ. الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ}
  • perumpamaan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah ia. (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Ali Imran: 59-60)
  • Menurut pendapat lain, yang dimaksud dengan al-akmam ialah sabutnya yang berada di leher pohon kurma, ini menurut Al-Hasan dan Qatadah.
  • *****************
  • {وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ}
  • Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. (Ar-Rahman: 12)
  • Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya: Dan biji-bijian yang berkulit. (Ar-Rahman: 12) ialah biji-bijian yang ada daunnya. 
  • Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa al-'asf artinya daun tanaman yang hijau, yang telah dipotong bagian atasnya; itulah yang dinamakan asf bila ia telah mengering. Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah. Ad-Dahhak, dan Abu Malik, bahwa yang dimaksud dengan 'asf 'ialah dedaunannya yang telah kering. 
  • Ibnu Abbas, Mujahid, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan raihan ialah dedaunannya. 
  • Lain halnya dengan Al-Hasan, ia mengatakan bahwa yang dimaksud dengan raihan ialah bau-bauan yang harum seperti yang kalian kenakan. Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan raihan ialah tanaman yang hijau.
  • Makna yang dimaksud —hanya Allah Yang Maha Mengetahui— ialah bahwa yang dimaksud dengan biji-bijian ialah seperti gandum, jewawut, dan lain sebagainya yang mempunyai bulir dan daun-daunan yang melilit pada batangnya. 
  • Menurut pendapat lain, yang dimaksud dengan al-‘asf ialah dedaunan yang muda, seperti sayuran; dan yang dimaksud dengan raihan ialah dedaunan yang telah tua dan membungkus biji-bijian yang menjadi buahnya, seperti pengertian yang terdapat di dalam perkataan Zaid ibnu Amr ibnu Nufail dalam kasidahnya yang terkenal, yaitu:
  • وَقُولا لَهُ: مَنْ يُنْبِتُ الحَبَّ فِي الثَّرى ... فَيُصْبِحَ مِنْهُ البقلُ يَهْتَزُّ رابيا? ...
  • وَيُخْرجَ منْه حَبَّه في رُؤوسه? ... فَفي ذَاكَ آياتٌ لِمَنْ كَانَ وَاعِيَا
  • Katakanlah olehmu berdua kepadanya, "Siapakah yang menumbuhkan biji-bijian di tanah, lalu tumbuh menjadi hijau dan merekah menjadi besar.
  • Dan keluarlah darinya biji-bijian di bagian atasnya?” Di dalam hal tersebut terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang menyadarinya.
  • *****************
  1. Firman Allah Swt.:
  • {فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ}
  • Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 13)
  • Yakni nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan, hai dua jenis makhluk, jin dan manusia yang kalian dustakan? Demikianlah menurut pendapat Mujahid dan ulama lainnya, yang hal ini ditunjukkan oleh pengertian yang terkandung pada konteks sesudahnya. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa nikmat-nikmat Tuhanmu tampak jelas pada kalian dan kalian diliputi olehnya hingga kalian tidak dapat mengingkarinya atau tidak mengakuinya. Dan kami hanya dapat mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh jin yang beriman kepada-Nya, "Ya Allah, tiada sesuatu pun dari nikmat-nikmat-Mu yang kami ingkari, maka bagi-Mulah segala puji."
  • Disebutkan bahwa Ibnu Abbas selalu menjawabnya dengan ucapan berikut, "Tidak, lalu yang manakah, wahai Tuhanku?" Dengan kata lain. dapat disebutkan bahwa kami tidak mendustakan sesuatu pun darinya.
  • Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari Abul Aswad, dari Urwah, dari Asma binti Abu Bakar yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah ia dengar dalam salatnya membaca satu rukun Al-Qur'an sebelum diperintahkan untuk menyerukan dakwahnya secara terang-terangan, sedangkan orang-orang musyrik mendengarkan­nya, yaitu firman Allah Swt.: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 13)

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN