Khamis, 29 Mac 2018
AYAT 144-148
TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK,
SURAH ALI-IMRAN JUZ-4,
Ayat 144-148: Sifat manusia pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berlanjutnya dakwah setelah Beliau wafat sampai hari Kiamat ;
Biss-mil-laa-hir-rahman-nir-rahim.
Ayat 144 Quran, Surah Al-i'Imran, Ayat 144 Wa ma_ muhammadun illa_ rasu_l(un), qad khalat min qablihir rusul(u), afa'im ma_ta au qutilanqalabtum'ala_ a'qa_bikum, wa may yanqalib 'ala_ 'aqibaihi fa lay yadurralla_ha syai'a_(n), wa sayajzilla_husy syakirin(a). 3:145 Ayat 145 Quran, Surah Al-i'Imran, Ayat 145 Wa ma_ ka_na li nafsin an tamu_ta illa_ bi iznilla_hi kita_bam mu'ajjala_(n), wa may yurid sawa_bad dunya_ nu'tihi minha_, wa may yurid sawa_bal a_khirati nu'tihi minha_, wa sanajzisy sya_kirin(a). 3:146 Ayat 146 Quran, Surah Al-i'Imran, Ayat 146 Wa ka'ayyim min nabiyyin qa_tala ma'ahu_ ribbiyyu_na kasir(un), fama_ wahanu_ lima_ asa_bahum fi sabililla_hi wa ma_ da'ufu_ wamastaka_nu_, walla_hu yuhibbus sa_birin(a). 3:147 Ayat 147 Quran, Surah Al-i'Imran, Ayat 147 Wa ma_ ka_na qaulahum illa_ an qa_lu_ rabbanagfir lana_ zunu_bana_ wa isra_fana_ fi amrina_ wa sabbit aqda_mana_ wansurna_ 'alal qaumil ka_firin(a). 3:148 Ayat 148 Quran, Surah Al-i'Imran, Ayat 148 Fa a_ta_humulla_hu sawa_bad dunya_ wa husna sawa_bil a_khirah(ti), walla_hu yuhibbul muhsinin(a).
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ (١٤٤) وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ (١٤٥) وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ (١٤٦) وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (١٤٧) فَآتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الآخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٤٨
Terjemah Surat Ali Imran Ayat 144-148 144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh, telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul[1]. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun[2]. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur[3]. 145. Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah[4], sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya[5]. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur[6]. 146.[7] Dan betapa banyak Nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang sabar. 147. Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebihan (dalam) urusan kami[8], tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir"[9]. 148. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia[10] dan pahala yang baik di akhirat[11]. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan[12].
[1] Nabi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah seorang manusia yang diangkat Allah menjadi rasul. Rasul-rasul sebelumnya telah wafat. Ada yang wafat karena terbunuh dan ada pula yang karena sakit biasa. Karena itu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam juga akan wafat seperti halnya rasul-rasul yang terdahulu itu. Di waktu berkecamuknya perang Uhud tersiarlah berita bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mati terbunuh. Berita ini mengacaukan kaum muslimin, sehingga ada yang bermaksud meminta perlindungan kepada Abu Sufyan (pemimpin kaum Quraisy). Sementara itu orang-orang munafik mengatakan bahwa kalau Nabi Muhammad itu seorang Nabi tentulah dia tidak akan mati terbunuh. Maka Allah menurunkan ayat ini untuk menenteramkan hati kaum muslimin dan membantah kata-kata orang-orang munafik itu. (Sahih Bukhari bab Jihad). Abu Bakar radhiyallahu 'anhu iuga membacakan ayat ini ketika terjadi kegelisahan di kalangan para sahabat di hari wafatnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menenteramkan Umar Ibnul Khaththab radhiyallahu 'anhu. dan sahabat-sahabat yang tidak percaya tentang wafatnya Nabi itu. (Sahih Bukhari bab Ketakwaan Sahabat).
Di dalam kisah ini terdapat dalil keutamaan Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu. Nabi Muhammad mengikuti contoh para Nabi dalam kerasulan dan ke-mungkinan terbunuh. Ibnu Abi Najih berkata dari ayahnya, ada seseorang dari kaum Muhajirin yang telah lewat di hadapan seorang dari kaum Anshar yang bersimbah darah. Lalu ditanyakan kepadanya: “Hai fulan, apakah kamu merasa Rasulullah telah terbunuh?” Orang Anshar itu menjawab: “Jika Muhammad telah terbunuh, berarti ia telah menyampaikan risalahnya. Maka berperanglah kalian demi membela agama kalian.” Lalu turunlah ayat, wa maa Muhammadun illaa rasuulun qad khalat min qab-liHir rusulu (“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul.”) Hadits di atas diriwayatkan oleh al-Hafizh Abu Bakar al-Baihaqi dalam kitab “Dalaa-ilun Nubuwwah.”
[2] Bahkan hanya merugikan dirinya sendiri. Hal itu, karena Allah tidak butuh kepadanya dan akan tetap menegakkan agama-Nya serta menguatkan hamba-hamba-Nya yang mukmin. [3] Yakni orang-orang yang tetap teguh pendirian. [4] Yakni dengan qadhaa'-Nya. [5] Tidak maju dan tidak mundur. Oleh karena itu, mengapa kalian malah mundur? Padahal mundur tidak menolak kematian dan tetapnya kalian (bersabar) pun tidak mengakhiri kehidupan. Dengan demikian, kalau seseorang ditaqdirkan akan mati, maka ia akan mati walau pun tanpa sebab dan kalau pun seseorang diancam mati atau ada usaha dari orang lain untuk membunuhnya, maka dia tidak akan mati sampai tiba ajalnya. [6] Tidak disebutkan balasannya karena banyak dan besarnya balasan, dan bahwa balasan akan diberikan sesuai tingkat syukur seseorang; sedikit atau banyak. [7] Dalam ayat ini terdapat dorongan kepada kaum mukmin agar mengikuti jejak generasi sebelumnya yang bersabar dan agar mereka berbuat seperti yang mereka lakukan. [8] Yaitu melampaui batas-batas hukum yang telah ditetapkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Mereka mengetahui bahwa dosa-dosa dan sikap melampaui batas merupakan penyebab kekalahan dan bahwa melepaskan diri dari dosa-dosa merupakan sebab kemenangan, maka mereka meminta kepada Allah agar dosa-dosa itu diampuni. [9] Mereka tidak bersandar dengan kemampuan mereka, bahkan mereka bersandar dan bertawakkal kepada Allah. Mereka meminta kepada-Nya agar diberi keteguhan saat menghadapi musuh. Mereka menggabung antara sabar, tobat, istighfar dan meminta pertolongan kepada Allah, sudah pasti Allah akan menolong mereka dan menjadikan kesudahan yang baik untuk mereka di dunia dan akhirat. [10] Pahala dunia dapat berupa kemenangan, memperoleh harta rampasan, pujian-pujian dan lain-lain. [11] Berupa mendapatkan surga dan keridhaan Allah.
[12] Baik dalam beribadah kepada Allah maupun dalam bermu'amalah kepada sesama manusia. Termasuk ihsan pula adalah melakukan hal yang serupa dengan generasi sebelum mereka dalam berjihad melawan musuh. Hal itu telah ditegaskan dalam beberapa kitab shahih, musnad maupuns unan serta buku-buku Islam lainnya melalui sumber yang berbeda-beda, yang kesemuanya menunjukkan kebenaran informasinya. Hal itu juga disebutkan dalam Musnad Abu Bakar ash-Shiddiq dan ‘Umar bin al-Khaththab bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq membaca ayat ini ketika Rasulullah meninggal dunia. Imam al-Bukhari meriwayatkan, bahwa ‘Aisyah ra. memberitahukan, Abu Bakar bertolak dengan cepat, ia mengendarai kuda dari tempat tinggalnya hingga akhirnya sampai dan ia pun masuk masjid. Ia tidak berbicara dengan seorang pun hingga ia masuk menemui ‘Aisyah. Lalu Abu Bakar menuju jenazah Rasulullah yang masih dalam keadaan di tutup kain berwarna hitam. Kemudian ia menyingkap kain dari wajah beliau, lalu menundukkan wajahnya dan menciuminya, ia pun menangis seraya berkata, “Demi ayah dan ibuku. Demi Allah, Allah tidak akan menyatukan dua kematian pada dirimu. Adapun kematian yang telah ditetapkan bagimu telah engkau jalani.” Az-Zuhri berkata, Abu Salamah telah menceritakan kepadaku dari Ibnu ‘Abbas bahwa Abu Bakar keluar, sementara ‘Umar sedang berbicara kepada khalayak. Kemudian Abu Bakar berkata: “Duduklah, wahai ‘Umar.” Lalu Abu Bakar berkata: “Amma Ba’du. Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad telah wafat. Dan barangsiapa menyembah Allah, maka Allah itu senantiasa hidup dan tidak akan pernah mati.” Selanjutnya Abu Bakar menegaskan bahwa Allah berfirman: wa maa Muhammadun illaa rasuulun qad khalat min qab-liHir rusulu Wa may yanqalibu ‘alaa ‘aqibaiHi falay yadlurrullaaHa syai-aw wa sayaj-zillaaHusy syaakiriin (“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu se-belumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika is wafat atau dibunuh, kamu ber-balik ke belakang [murtad]? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”) Az-Zuhri berkata: “Demi Allah, seolah-olah orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat ini sehingga Abu Bakar membacakannya kepada mereka. Maka orang-orang pun membaca ayat ini dari Abu Bakar. Sehingga setiap orang mendengar membaca ayat ini. Sa’id bin al-Musayyab juga pernah memberitahukan kepadaku bahwaUmar bin al-Khaththab berkata (ketika Rasulullah wafat): “Demi Allah, tidaklah hal itu terjadi, melainkan setelah aku mendengar Abu Bakar, maka aku pun berdiri terpaku sehingga kedua kakiku lemas, dan akhirnya aku jatuh ke tanah.”
Langgan:
Catatan (Atom)
JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN
JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN
-
JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN
-
TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK, Quran, Surah Maryam, Ayat 85 Yauma nahsyurul mut taqina ilar rahma_ni wafda_ Surah Maryam, Ayat 86...
-
TAFSIR SURAT AL-BAQARAH:259* TAFSIR QURAN DAN HADIS TABBARAK 17.08.25;jumaah . 8pagi,., ----------------------------------------------...