Jumaat, 13 April 2018

AYAT 186


TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
 JUZ-4-200AYAT'SURAH ALI-IMRAN

BIS-MIL-LAA-HIR-RAHMAN-NIR-RAHIM,.'
       Ayat 186 Latublaunna fi amwa_likum wa anfusikum, wa latasma'unna minal lazina u_tul kita_ba min qablikum wa minal lazina asyraku_ azan kasira_(n), wa in tasbiru_ wa tattaqu_ fa inna za_lika min'azmil umu_r(i) Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.

          (QS. 3:186) لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

    Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw, dan pengikutnya akan mendapat ujian sebagaimana mereka telah uji dengan kesulitan di peperangan Uhud. Mereka akan diuji lagi mengenai harta dan dirinya. "Sesungguhnya kamu akan diuji mengenal hartamu dan dirimu. Kamu akan berkorban dengan hartamu menghadapi musuhmu untuk menjunjung tinggi derajat umatmu. Kamu akan meningkatkan perjuangan yang mengakibatkan hilangnya keluarga, teman-teman seperjuangan yang dicintai untuk membela yang hak. Kamu akan difitnah oleh orang yang diberi kitab dan orang-orang yang mempersekutukan Allah.
      Kamu akan mendengar dari mereka hal-hal yang menyakitkan hati, mengganggu ketenteraman jiwa seperti fitnah zina Yang dilancarkan oleh mereka terhadap Siti 'Aisyah. Ia tertinggal dari rombongan Nabi saw ketika kembali dari satu peperangan, di suatu tempat karena mencari kalungnya yang hilang, kemudian datang Safwan bin Mu'atta menjemputnya. Orang-orang munafik menuduh `Aisyah berzina dengan Safwan. Peristiwa fitnah terhadap ‘Aisyah RA ,melalui Hadis 2377 dari ‘Aisyah RA isteri Rasulallah''Sabda Baginda, ” Hai kaum muslimin setujukah kamu atas penolakan Aku tentang tuduhan ini yg telah mencemarkan nama baik keluarga Ku, demi Allah Aku yakin keluarga Ku bersih dari tuduhan kotor ini, Aku yakin seorang lelaki yg mereka sebut Shafwan adalah seorang yg baik,dia tidak pernah masuk kerumah Ku selain dengan Aku.” Ramailah yg bangun membela Rasulallah SAW.Diantara yg membela Rasulallah ialah Saad bin Mu’az (Suku Aus),Sa’ad bin Ubadah (Suku Khazaraj). Sehari harian Aku menangis dan menangis siang dan malam sehingga orang tua ku cemas. Kemudian Rasulallah SAW datang duduk disamping ku,sejak berita bohong itu tersebar Baginda tidak pernah duduk disamping ku,dan sudah sebulan wahyu tidak turun kepada Baginda. Rasulallah SAW bersabda: ”Hai ‘Aisyah telah sampai berita mengenai diri mu kepada ku berbagai cerita, jika kamu bersih dari tuduhan itu maka Allah akan membebaskan mu.Jika engkau memang berdosa,minta ampunlah kepada Allah dan bertaubatlah.Kerana apabila seorang hamba sedar ia berdosa,kemudian ia bertaubat ,niscaya Allah menerima taubatnya.”. Satu fitnah yang cukup memalukan, dan menggemparkan masyarakat Madinah pada waktu itu, peristiwa yang terkenal dengan "Hadisul ifki (kabar bohong)". Demikian hebat fitnah yang dilancarkan, dan demikian banyak gangguan yang menyakitkan hati yang ditujukan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar menghadapinya dan menerimanya dengan penuh takwa, maka semuanya itu tidak akan mempunyai arti dan pengaruh sama sekali, dan sesungguhnya sabar dan takwa itu termasuk urusan yang patut diutamakan. Asbabun Nuzul tabaruk Surah Ali 'Imran 186 Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Munzir dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas, bahwa ayat itu turun mengenai sengketa yang terjadi di antara Abu Bakar dan Fanhas disebabkan ucapan Fanhas bahwa Allah miskin dan mereka kaya. Dalam pada itu Abdurrazaq menyebutkan dari Ma'mar dari Zuhri dari Abdurrahman bin Kaab bin Malik, bahwa ayat ini diturunkan mengenai Kaab bin Asyraf disebabkan syair celaannya terhadap Nabi saw. dan sahabat-sahabatnya.

AYAT 185

TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK ;
SURAH ALI-IMRAN 185,.


كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ “
     
      Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” Setidaknya, ada empat hal menarik yang perlu kita lihat dalam Quran surat Ali-Imran ayat 185: 1. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati Bayangkan suatu kondisi di mana kita akan menghadapi suatu ujian kenaikan tingkat, atau acara pernikahan, atau sidang skripsi, atau apapun itu. Tentunya kita akan dengan sepenuh hati mempersiapkan diri menuju acara penting tersebut. Tapi tahukah? Yakinkah seratus persen kalau kita pasti akan menghadapi hal tersebut? Mungkinkah ada hal-hal lain di luar rencana kita yang akan merombak semua rencana acara kita tersebut? Untuk sesuatu hal yang belum pasti tersebut, bagaimana dengan persiapan diri kita? Sangat hebat, bukan? Lalu bagaimana dengan kematian? “

     Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”. Disampaikan langsung dari Sang Pencipta, hal itu sangat cukup menjelaskan kepada kita mengenai kepastian tentang kematian. Lalu bagaimana dengan persiapan menghadapi hal tersebut?

Imam Muslim dalam Kitabul Iman dari kitab shahihnya bahwa Rasulullah berkata: “Seseorang melakukan amalan ahli surga dalam pandangan manusia, tetapi sebenarnya dia adalah ahli neraka.” Menunjukkan bahwa perbuatan yang dilakukannya semata-mata untuk mendapatkan pujian/popularitas. Yang perlu diperhatikan adalah niat pelakunya bukan perbuatan lahiriyahnya, orang yang selamat dari riya’ semata-mata karena karunia dan rahmat Allah Ta’ala.    
        Allah menulis taqdir dalam 4 bentuk, yaitu: 1. Taqdir saabiq, yaitu penulisan taqdir bagi seluruh makhluk di lauh mahfudz 50 ribu tahun sebelum penciptaan bumi dan langit. 2. Taqdir úmri, yaitu penulisan taqdir bagi janin ketika berusia 4 bulan. 3. Taqdir sanawi, yaitu penulisan taqdir bagi seluruh makhluk setiap tahunnya pada malam lailatul qodr. 4. Taqdir yaumi, yaitu penulisan terhadap setiap kejadian setiap harinya. Keempat macam penulisan taqdir tersebut memungkinkan terjadinya perubahan kecuali pada taqdir sabiq. Sebagaimana firman Allah: (Surat Ar-Ra’d: 39).

     Beberapa Hadits telah menetapkan larangan kepada seseorang yang tdak mau melakukan sesuatu amal dengan alasan telah ditetapkan taqdirnya. Bahkan, semua amal dan perintah yang tersebut dalam syari’at harus dikerjakan. Setiap orang akan diberi jalan yang mudah menuju kepada taqdir yang telah ditetapkan untuk dirinya. Orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang beruntung maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan yang beruntung sebaliknya orang-orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang celaka maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan celaka sebagaimana tersebut dalam Firman Allah : “Maka Kami akan mudahkan dia untuk memperoleh keberuntungan”. (QS. Al Lail :7)

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN