Jumaat, 13 April 2018

AYAT 185

TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK ;
SURAH ALI-IMRAN 185,.


كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ “
     
      Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” Setidaknya, ada empat hal menarik yang perlu kita lihat dalam Quran surat Ali-Imran ayat 185: 1. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati Bayangkan suatu kondisi di mana kita akan menghadapi suatu ujian kenaikan tingkat, atau acara pernikahan, atau sidang skripsi, atau apapun itu. Tentunya kita akan dengan sepenuh hati mempersiapkan diri menuju acara penting tersebut. Tapi tahukah? Yakinkah seratus persen kalau kita pasti akan menghadapi hal tersebut? Mungkinkah ada hal-hal lain di luar rencana kita yang akan merombak semua rencana acara kita tersebut? Untuk sesuatu hal yang belum pasti tersebut, bagaimana dengan persiapan diri kita? Sangat hebat, bukan? Lalu bagaimana dengan kematian? “

     Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”. Disampaikan langsung dari Sang Pencipta, hal itu sangat cukup menjelaskan kepada kita mengenai kepastian tentang kematian. Lalu bagaimana dengan persiapan menghadapi hal tersebut?

Imam Muslim dalam Kitabul Iman dari kitab shahihnya bahwa Rasulullah berkata: “Seseorang melakukan amalan ahli surga dalam pandangan manusia, tetapi sebenarnya dia adalah ahli neraka.” Menunjukkan bahwa perbuatan yang dilakukannya semata-mata untuk mendapatkan pujian/popularitas. Yang perlu diperhatikan adalah niat pelakunya bukan perbuatan lahiriyahnya, orang yang selamat dari riya’ semata-mata karena karunia dan rahmat Allah Ta’ala.    
        Allah menulis taqdir dalam 4 bentuk, yaitu: 1. Taqdir saabiq, yaitu penulisan taqdir bagi seluruh makhluk di lauh mahfudz 50 ribu tahun sebelum penciptaan bumi dan langit. 2. Taqdir úmri, yaitu penulisan taqdir bagi janin ketika berusia 4 bulan. 3. Taqdir sanawi, yaitu penulisan taqdir bagi seluruh makhluk setiap tahunnya pada malam lailatul qodr. 4. Taqdir yaumi, yaitu penulisan terhadap setiap kejadian setiap harinya. Keempat macam penulisan taqdir tersebut memungkinkan terjadinya perubahan kecuali pada taqdir sabiq. Sebagaimana firman Allah: (Surat Ar-Ra’d: 39).

     Beberapa Hadits telah menetapkan larangan kepada seseorang yang tdak mau melakukan sesuatu amal dengan alasan telah ditetapkan taqdirnya. Bahkan, semua amal dan perintah yang tersebut dalam syari’at harus dikerjakan. Setiap orang akan diberi jalan yang mudah menuju kepada taqdir yang telah ditetapkan untuk dirinya. Orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang beruntung maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan yang beruntung sebaliknya orang-orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang celaka maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan celaka sebagaimana tersebut dalam Firman Allah : “Maka Kami akan mudahkan dia untuk memperoleh keberuntungan”. (QS. Al Lail :7)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN