Ahad, 10 Disember 2017

AYAT 71-83


  1. Tafsir Yasin Ayat 71-83
  • Ayat 71-76: Menjelaskan keberhakan Allah Subhaanahu wa Ta'aala untuk diibadahi tidak selain-Nya pada apa yang manusia saksikan dan rasakan dari nikmat-nikmat Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

  •   أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (٧١) وَذَلَّلْنَاهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ (٧٢)وَلَهُمْ فِيهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُ أَفَلا يَشْكُرُونَ (٧٣) وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنْصَرُونَ (٧٤)لا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُحْضَرُونَ (٧٥)فَلا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ (٧٦)

  • Terjemah Surat Yasin Ayat 71-76
  • 71. [1]Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak[2] untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami[3], lalu mereka menguasainya?
  • 72. Dan Kami menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; lalu sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan sebagian untuk mereka makan.
  • 73. Dan mereka memperoleh berbagai manfaat[4] dan minuman darinya[5]. Maka mengapa mereka tidak bersyukur[6]?
  • 74. [7]Dan mereka mengambil sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan[8].
  • 75. Mereka (sesembahan) itu tidak dapat menolong mereka[9]; padahal mereka itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga (sesembahan) itu[10].
  • 76. Maka jangan sampai ucapan mereka[11] membuat engkau (Muhammad) bersedih hati[12]. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan[13].

  1. Ayat 77-83: Menetapkan kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, bantahan terhadap orang-orang yang mengingkari kebangkitan, permisalan terhadap kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dalam menciptakan api dan cepatnya berlaku kehendak Allah Subhaanahu wa Ta'aala dalam mewujudkan segala sesuatu.

  • أَوَلَمْ يَرَ الإنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ (٧٧)وَضَرَبَ لَنَا مَثَلا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ (٧٨) قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ (٧٩) الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الأخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ (٨٠) أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلَى وَهُوَ الْخَلاقُ الْعَلِيمُ (٨١) إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (٨٢) فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (٨٣

  • Terjemah Surat Yasin Ayat 77-83

  • 77. [14] [15]Dan tidakkah manusia[16] memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani[17], ternyata dia menjadi musuh yang nyata[18]!

  • 78. Dan dia membuat perumpamaan bagi kami[19]; dan melupakan asal kejadiannya[20]; dia berkata, "Siapakah[21] yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?"

  • 79. [22]Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah Allah yang menciptakannya pertama kali[23]. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk[24],

  • 80. yaitu Allah yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu[25].”

  • 81. Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi[26], mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar[27], dan Dia Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui[28].

  • 82. [29]Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu.

  • 83. Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu[30] dan kepada-Nya kamu dikembalikan.

  1. [1] Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk memperhatikan makhluk yang Allah tundukkan untuk mereka seperti halnya hewan ternak, Dia menjadikan mereka memilikinya, selalu taat memenuhi apa yang mereka inginkan, Dia juga menjadikan di dalamnya berbagai manfaat yang banyak untuk mereka seperti dapat membawa mereka, membawa beban berat milik mereka serta perlengkapan mereka dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dan mereka juga dapat memakannya, dapat memanfaatkan kulitnya untuk menghangatkan badan, demikian pula memanfaatkan kulitnya dan bulunya sebagai perlengkapan rumah tangga atau sebagai kesenangan sampai waktu yang ditentukan, dan manfaat lainnya yang diperoleh dari hewan tersebut.

  1. [2] Yaitu unta, sapi dan kambing.

  1. [3] Yakni Kami menciptakannya sendiri tanpa ada yang membantu.

  1. [4] Seperti bulunya, kulitnya dan rambutnya.

  1. [5] Seperti susunya.

  1. [6] Kepada yang memberikan nikmat itu, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan beriman dan beribadah hanya kepada-Nya dan tidak hanya bersenang-senang saja tanpa mengambil pelajaran daripadanya.

  1. [7] Ayat ini menerangkan batilnya sesembahan-sesembahan kaum musyrik yang dijadikan mereka sebagai sekutu bagi Allah, di mana mereka mengharapkan pertolongan dan syafaatnya, padahal keadaannya sangat lemah.

  1. [8] Yakni agar mereka dihindarkan dari azab Allah dengan syafaat sesembahan-sesembahan mereka menurut persangkaan mereka.

  1. [9] Demikian pula mereka tidak dapat menolong diri mereka sendiri. Jika diri mereka saja, tidak sanggup mereka tolong lalu bagaimana menolong orang lain. Padahal menolong itu ada dua syarat: (1) Kemampuan dan kesanggupan, (2) Kemauan. Jika kemampuan tidak ada, maka menafikan kedua-duanya (kemampuan dan kemauan).

  1. [10] Bisa juga diartikan, padahal mereka (berhala-berhala) itu dan para penyembahnya adalah orang-orang yang sama-sama disiapkan dimasukkan ke dalam neraka. Di dalam neraka itu antara penyembah dengan sesembahan yang disembahnya akan saling berlepas diri. Oleh karena itu, mengapa mereka tidak berlepas diri sewaktu di dunia dari menyembah sesembahan-sesembahan itu, dan hanya menyembah Allah saja yang di Tangan-Nya segala kekuasaan, dan Dia yang berkuasa memberikan manfaat dan menimpakan madharrat, yang berkuasa memberi dan menahan?

  1. [11] Yakni ucapan yang isinya mencela Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mencela apa yang Beliau bawa. Misalnya ucapan mereka, bahwa Beliau bukanlah seorang rasul, dsb.

  1. [12] Maksudnya sibuk dengan kesedihan.

  1. [13] Yakni oleh karena itu, Kami akan memberinya balasan.

  1. [14] Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ia berkata, “Sesungguhnya Al ‘Aash bin Wa’il mengambil tulang dari Bath-ha’, lalu ia meremukkannya dengan tangannya, kemudian berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Apakah Allah akan menghidupkan benda ini setelah hancur?” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Ya, Allah akan mematikanmu, kemudian membangkitkanmu dan akan memasukkanmu ke neraka Jahanam.” Ibnu Abbas berkata, “(Maka) turunlah beberapa ayat akhir surat Yaasiin.” (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Hakim dalam Mustadraknya juz 2 hal. 429 dari jalan ‘Amr bin ‘Aun dari Hasyim dst. Ia berkata, “Shahih sesuai syarat dua syaikh (Bukhari-Muslim), namun keduanya tidak menyebutkannya.”).

  1. [15] Ayat yang mulia ini di dalamnya menyebutkan syubhat orang-orang yang mengingkari kebangkitan serta jawabannya.

  1. [16] Yaitu orang yang mengingkari kebangkitan dan meragukannya.

  1. [17] Lalu Allah merubah keadaannya sedikit demi sedikit sehingga menjadi sosok yang kuat.

  1. [18] Setelah diciptakan pertama kali dari air mani, maka perhatikanlah perbedaan antara keadaan keduanya, sungguh jauh berbeda. Oleh karena itu, hendaknya ia mengetahui, bahwa yang menciptakannya dari yang sebelumnya tidak ada tentu lebih mampu mengulanginya kembali setelah ia menjadi tulang-belulang.

  1. [19] Untuk menolak kebangkitan. Padahal tidak patut bagi seorang pun untuk membuat perumpamaan seperti itu, karena di dalamnya menyamakan antara kemampuan Pencipta dengan kemampuan makhluk. Perumpamaan yang dimaksud itu disebutkan dalam lanjutan ayatnya.

  1. [20] Yaitu dari mani.

  1. [21] Maksud orang yang ingkar ini adalah tidak ada yang dapat menghidupkannya. Pengingkarannya ini merupakan sikap lalainya dan tidak mengingat kejadiannya pertama kali, kalau sekiranya ia mengerti keadaannya dahulu, di mana ia sebelumnya tidak bisa disebut apa-apa, tentu ia tidak membuat perumpamaan seperti itu.

  1. [22] Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjawab kemustahilan itu dengan jawaban yang memuaskan.

  1. [23] Dengan membayangkan hal itu, seseorang dapat mengetahui secara yakin bahwa yang menciptakan pertama kali dari yang sebelumnya tidak ada tentu mampu mengulangi kembali, maka hal itu lebih mudah bagi-Nya.

  1. [24] Baik secara jumlah (garis besar) maupun tafsil (rinci), baik sebelum diciptakan maupun setelah diciptakan. Ini merupakan dalil kedua yang menunjukkan bahwa Dia mampu menciptakan kembali berdasarkan sifat Allah Subhaanahu wa Ta'aala, yaitu bahwa pengetahuan-Nya meliputi semua makhluk-Nya, Dia mengetahui bagian bumi yang dipenuhi jasad orang-orang yang mati, dan bagian bumi yang masih tersisa, Dia mengetahui yang gaib dan yang tampak. Jika Seorang hamba mengakui pengetahuan yang besar ini, maka dia akan mengetahui bahwa pembangkitan manusia yang telah mati meskipun jasadnya telah terpisah-pisah dan hilang entah ke mana, namun hal itu tetap mudah bagi Allah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Pada ayat selanjutnya disebutkan dalil ketiga.

  1. [25] Jika Allah mengeluarkan api yang kering dari tumbuhan hijau yang keadaannya basah, padahal keadaannya berlawanan, maka mengeluarkan orang-orang yang mati dari kuburnya juga sama seperti itu. Ini juga sama menunjukkan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala berkuasa membangkitkan. Pada ayat selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan dalil keempat.

  1. [26] Dengan keadaan keduanya yang besar dan luas.

  1. [27] Dia mampu menciptakan kembali, karena penciptaan langit dan bumi lebih besar dari penciptaan manusia.

  1. [28] Ini adalah dalil kelima, Dia Maha Pencipta, di mana semua makhluk besar maupun kecil yang terdahulu maupun yang datang kemudian merupakan atsar (bekas) dari ciptaan dan kemampuan-Nya, dan bahwa tidak sulit bagi-Nya menciptakan makhluk jika Dia menghendaki sebagaimana yang diterangkan dalam ayat ayat selanjutnya.

  1. [29] Ayat ini termasuk dalil mudahnya bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala menciptakan kembali manusia yang telah mati.

  1. [30] Ini adalah dalil keenam, yaitu bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala adalah Raja, Dia memiliki segala sesuatu, di mana semua makhluk yang tinggal di alam semesta baik di alam bagian atas maupun alam bagian bawah adalah milik-Nya, hamba-Nya yang ditundukkan oleh-Nya serta diatur-Nya dengan hukum qadari-Nya, hukum syar’i-Nya dan hukum jaza’i(pembalasan)-Nya. Oleh karena itu, penciptaan-Nya kembali orang-orang yang telah mati untuk diberlakukan hukum jaza’i-Nya termasuk kesempurnaan kekuasaan-Nya. Oleh karenanya di akhir ayat Dia berfirman, “Dan kepada-Nya kamu dikembalikan.” Maka Mahasuci Allah yang menjadikan dalam firman-Nya petunjuk, penawar dan cahaya.

  1. Selesa tafsir surah Yasin dengan pertolongan Alah dan taufiq-Nya, maka segala puji bagi Allah di awal dan akhir, dan semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarganya dan para sahabatnya.

AYAT 60-70



TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
JILIK-5- SURAH YASIN AYAT 60-70

Ayat 60-70: Penjelasan tentang permusuhan setan, kehinaan yang akan diperoleh orang-orang kafir pada saat mereka dihisab, dan penafian keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai penyair.

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (٦٠)وَأَنِ اعْبُدُونِي هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (٦١) وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلا كَثِيرًا أَفَلَمْ تَكُونُوا تَعْقِلُونَ (٦٢) هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (٦٣) اصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (٦٤) الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٦٥) وَلَوْ نَشَاءُ لَطَمَسْنَا عَلَى أَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَأَنَّى يُبْصِرُونَ (٦٦) وَلَوْ نَشَاءُ لَمَسَخْنَاهُمْ عَلَى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوا مُضِيًّا وَلا يَرْجِعُونَ (٦٧) وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلا يَعْقِلُونَ (٦٨) وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ (٦٩) لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ (٧٠)

60. Bukankah Aku telah memerintahkan kamu[1] wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan[2]? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu[3],61. dan hendaklah kamu menyembah-Ku[4]. Inilah jalan yang lurus[5],”
62. Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti[6]?63. [7]Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu[8].64. Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya.65. [9]Pada hari ini Kami tutup mulut mereka[10]; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan[11].66. Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; sehingga mereka berlomba-lomba (mencari) jalan[12]. Maka bagaimana mungkin mereka dapat melihat?.67. Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka[13] di tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi[14] dan juga tidak sanggup kembali[15].68. Dan barang siapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya)[16]. Maka mengapa mereka tidak mengerti[17]?
69. [18]Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya[19]. Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan[20] dan kitab yang jelas[21],70. Agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya)[22] dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir[23].


60. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”,Bukankah Aku telah memerintahkan melalui janji di zaman Azali dalam Perjanjian Fitrah, agar kalian tidak menyembah Syetan, yaitu menyembah kegelapan hijab keragaman, dan mengikuti ajakan imajinasi.
Syetan adalah instrument Iblis, karena menurut Syeikh Abdul Karim Al-Jiily, syetan lahir dari perzinahan Iblis dengan hawa nafsu di pasar duniawi, lalu lahirlah ruibuan syetan yang menjadi alat hijab itu.
61. Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Ini lah jalan yang lurus.
Jalan yang lurus adalah Jalan Penyatuan Musyahadah dalam kefanaan hamba menuju Baqa’Nya. Itulah puncak maqom Tauhid.
62. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak berakal sehat?
Penyesatan syetan dari satu generasi ke generasi, adalah usahanya terus menerus agar manusia masuk dalam hijab kegelapannya, dan jauh dari Nur Tauhid itu sendiri, sehingga ia tidak menyadari akan Perjanjian Fitrahnya, ketika masih menjadi Ahsanu Taqwim, sebaik-baik makhluk.
Akal sehat adalah wujud matahati yang memandang dengan Nur Ilahi. Bila akal sehat berapresiasi, maka ia mampu menembus tirai-tirai kegelapan. Sebab puncak kegelapan itulah yang disebut dengan Jahanam.
63. lnilah Jahannam yang dahulu kamu diancam (dengannya).
64. Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya.Masuklah dengan jubah kegelapan syetanmu, yang melemparkan dirimu jauh dari CahayaNya, apalagi penyatuan dalam ma’rifatNya.Disebutkan bahwa setiap orang kafir ada sumur di neraka yang
mereka ada di dalamnya, namun ia tidak tahu dan tidak mengerti, dan itulah gambaran penghijaban gulita yang ada pada diri mereka.
65. Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.tangan dan kaki akan menampakkan bentuk perilaku mereka
dengan watak dan sifatnya, sehingga tidak satu pun yang terdustakan di sini. Sementara mulut terkunci. Yang berbicara bukan lagi mulutnya tetapi perilakunya, sesuai dengan watak naluri perbuatannya.66. Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka betapakah mereka dapat melihat(nya).67. Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami rubah mereka di tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.Itu karena mereka tidak memandang dengan mata hati, tetapi mata hijabnya yang justru membutakan matahatinya. Begitu juga mereka berposisi dengan posisi nafsunya, dengan ambisi hijab duniawinya, hijab kesenangannya, hijab keakuannya.68. Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?Maksudnya adalah kejadian utama di seperti di zaman Azali dulu.

[1] Yakni melalui lisan para rasul-Ku.
[2] Yakni menaati setan. Teguran keras ini mencakup teguran keras terhadap semua kekuran dan kemaksiatan, karena sikap demikian disebabkan karena menaati setan dan menyembahnya.Dari Aswad bin Sari’ sesungguhnya Nabi SAW. bersabda, “Empat golongan (yang akan diuji) pada hari kiamat yaitu seseorang yang tuli yang tidak bisa mendengar sesuatu pun, seorang yang bodoh, seorang yang tua [pikun] dan seorang lelaki yang mati dalam waktu fatrah [periode vakum kenabian/sebelum diutusnya Rasul]. Adapun orang yang tuli akan berkata, “Tuhan, sungguh telah datang Islam dan aku tdk bisa mendengar sesuatu pun”. Dan orang yang ideot berkata, “Tuhan, sungguh telah datang Islam, dan anak-anak kecil melempariku dengan kotoran”. Sedangkan orang tua berkata, “Tuhan, sungguh telah datang Islam, sedangkan aku tidak bisa memahami sesuatu”. Adapun orang yang meninggal dalam masa fatrah berkata, “Tuhan, tidak datang kepadaku seorang rasul-MU. Maka Dia (Allah) mengambil perjanjian dari mereka agar mentaati-Nya, lalu Dia mengirim utusan untuk menyuruh mereka agar memasuki neraka. Barangsiapa yang memasukinya maka neraka itu akan menjadi sejuk dan keselamatan baginya.
[3] Oleh karena itu, kamu diperingatkan untuk menjauhinya dan tidak menaatinya.Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “ Demi Yang jiwa Muhammad di tangannya! Tidak seorang pun yang mendengar tentangku apakah itu Yahudi atau Nasrani kemudian dia mati dalam keadaan belum beriman kepada apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia menjadi penduduk neraka.” (HR:Muslim).
[4] Yakni beribadah hanya kepada-Ku dan menaati-Ku, serta memanfaatkan waktu luangmu untuk beribadah, minimal yang wajib.
[5] Yakni namun kamu tidak menjaga perintah-Ku dan tidak mengamalkan wasiat-Ku, dan kamu malah taat kepada setan, sehingga dia menyesatkan sebagian besar di antara kamu.
[6] Yakni tidakkah kamu berpikir, sehingga memilih taat kepada Tuhanmu dan tidak mengikuti setan. Seandainya kamu memiliki akal yang sehat, tentu kamu tidak akan mengikuti setan, karena akibatnya membuat kamu masuk ke dalam neraka.
[7] Dikatakan kepada mereka di akhirat.
[8] Yakni yang kamu malah mendustakannya, maka sekarang lihatlah dengan mata kepalamu. Ketika itu hati mereka pun gelisah, penuh rasa takut dan pandangannya terpana. Kemudian ditambah lagi dengan diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan seperti riwayat ini tetapi diakhirnya disebutkan “Barangsiapa yang memasukinya maka neraka itu akan menjadi sejuk dan keselamatan baginya dan barangsiapa yang tidak memasukinya dia akan ditarik ke dalamnya. (HR. Ahmad dan Baihaqi).
[9] Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman menerangkan keadaan mereka di tempat yang penuh kesengsaraan itu.
[10] Dengan menjadikan mereka bisu tidak bisa bicara, sehingga mereka tidak sanggup mengingkari apa yang telah mereka kerjakan berupa kekafiran dan sikap mendustakan.
[11] Anggota badan mereka akan memberikan kesaksian terhadap apa yang mereka kerjakan dan akan dijadikannya dapat berbicara oleh Allah yang mampu menjadikan segala sesuatu dapat berbicara.
[12] Mencari keselamatan atau mencari jalan ke surga.
[13] Menurut Ibnu Abbas, “(Yakni) Kami binasakan mereka.” Menurut As Suddiy, “Yakni Kami ubah bentuk mereka.” Menurut Abu Shalih, “Kami jadikan mereka batu.” Sedangkan menurut Al Hasan Al Bashri dan Qatadah, “Tentu Aku jadikan mereka duduk di atas kakinya.”Menurut Syaikh As Sa’diy, “Kami hilangkan gerakan mereka.”
[14] Ke depan.
[15] Ke belakang. Maksud ayat ini adalah, bahwa orang-orang kafir telah mendapatkan ketetapan azab, dan mereka harus disiksa. Di hadapan mereka ada neraka, di mana ia (neraka) telah ditunjukkan kepada orang-orang kafir, dan seseorang tidak ada yang dapat selamat kecuali dengan melintasi jembatan yang dibentangkan di atas neraka, sedangkan yang dapat melintasinya hanyalah orang-orang mukmin, di mana mereka berjalan dengan cahaya mereka. Adapun mereka (orang-orang kafir), tidak memiliki jaminan selamat dari neraka di sisi Allah. Jika Allah menghendaki, Dia menghapuskan penglihatan mereka dan membiarkan gerakan mereka sehingga mereka hanya dapat berjalan tetapi tidak tahu jalan, dan jika Dia menghendaki, maka Dia hilangkan juga gerakan mereka, sehingga mereka tidak dapat maju dan tidak dapat mundur. Dengan demikian, mereka tidak bisa melintasi jembatan dan tidak akan selamat. Wal ‘iyaadz billah.[16] Maksudnya, kembali menjadi lemah dan kurang akal.[17] Bahwa yang berkuasa seperti itu berkuasa pula membangkitkan yang telah mati, sehingga mereka pun mau beriman. Atau maksudnya, maka mengapa mereka tidak mengerti bahwa manusia memiliki kekurangan dari berbagai sisi, oleh karena itu seharusnya mereka gunakan kekuatan dan akal mereka untuk ketaatan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
[18] Allah Subhaanahu wa Ta'aala membersihkan Nabi-Nya Muhamma shallallahu 'alaihi wa sallam dari tuduhan yang disampaikan orang-orang kafir, yaitu bahwa Beliau adalah penyair dan bahwa yang Beliau bawa adalah syair.
[19] Maksudnya tidak mungkin Beliau penyair karena Beliau adalah seorang yang cerdas dan memperoleh petunjuk, sedangkan para penyair rata-rata orang yang sesat dan diikuti oleh orang-orang yang sesat, dan karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menyingkirkan semua syubhat yang dipakai orang-orang yang tersesat untuk mengingkari kerasulan Beliau, Beliau seorang yang tidak mampu baca-tulis sehingga apa yang Beliau bawa adalah betul-betul wahyu dari Allah ‘Azza wa Jalla. Allah juga memberitahukan bahwa Dia tidak mengajarkan syair kepadanya, dan hal itu tidak pantas baginya. Atau bisa juga maksudnya, tidak mudah baginya membuat syair, yakni Beliau tidak mampu membuatnya, sehingga apa yang Beliau bawa bukanlah syair.
[20] Yakni peringatan untuk mengingatkan orang-orang yang berakal terhadap semua tuntutan agama, Al Qur’an mengandung semua tuntutan itu, serta mengingatkan akal apa yang Allah tanamkan dalam fitrahnya berupa perintah mengerjakan semua yang baik dan melarang semua yang buruk.
[21] Menjelaskan hukum-hukum dan hal lain yang dibutuhkan. Tidak disebutkan ma’mul (objeknya) untuk menerangkan bahwa Al Qur’an menerangkan semua yang hak dengan dalil-dalilnya yang tafshil (rinci) maupun ijmal (garis besar), demikian pula menerangkan yang batil dan dalil-dalil kebatilannya.
[22] Yakni yang hidup hatinya. Oleh karena itu, dengan siraman Al Qur’an, hatinya akan tumbuh, ilmu dan amalnya akan bertambah olehnya, dan Al Qur’an bagi hati orang mukmin ibarat air hujan yang disiramkan kepada tanah yang baik.[23] Karena hujjah Allah telah tegak kepada mereka, dan alasan mereka telah terputus, sehingga tidak ada sedikit pun uzur dan syubhat yang dapat diterima dari mereka. Dan orang-orang yang kafir itu seperti orang-orang yang mati dan tanah keras yang tidak menumbuhkan tanaman, sehingga pembacaan Al Qur’an tidak bermanfaat bagi mereka dan tidak membuat hatinya tumbuh sebagaimana tumbuhnya tanah yang baik.

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN