TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
Tafsir surah Maryam Ayat 40 - 50
Dan Terjemah SEAWAL SURAH MARIAM DARI AYAT 1HINGGA AYAT 49 ALLAH MENYATAKAN BAHAWA UTUSAN NYA NABI MUHAMAT SAW, ADALAH SEBAIK BAIK UTUSAN DAN SEORANG HAMBA SEORANG YANG BERKATA KATA BENAR TIADA YANG BENAR MELAIKAN DARI NYA RASUL AKHIR ZAMAN DAN APA APA YANG DI SAMPAIKAN TENTANG KISAH KISAH RASUL DAN NABI ADALAH KISAH KEBENARAN DAN BUKAN PULA DARI KISAH KISAH FITNAH DAN KITAB KITAB INJIL TULISAN TANGGAN MANUSIA MANUSIA MUNAFIK YANG MENJADIKAN KISAH KISAH KETURUNAN IBRAHIM YUSOF ZAKARIA YAHYA ISMAIL IMRAN MARIAM MUSA DAN ISA.,.,
sebagai mana awal ayat di bawah allah bersemu dengan ceritakan lah wahai muhamat ,, dan muhamat itu adalah sejujur jujur manusia.,. dan sebenar benar kata kata ,. tiada yang keluar dari mulut nya melaikan kebenar dari allah azawajalla .,,. sebagai mana dalam surah mariam dari awal kisah zakaria yahya,ismail lalu imran mariam dan isa lalu kisah musa dan firaund.ibrahim dan bapaknya,,. dalam beberapa surah surah mariam di turunkan ketika nabi berhijrah kemadinah,.., Surah Maryam (Arab: مريم, Maryam, "Maryam") adalah surah ke-19 dalam al-Qur'an.
Surah ini terdiri atas 98 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah karena hampir seluruh ayatnya diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, bahkan sebelum sahabat-sahabat dia hijrah ke negeri Habsyi. Menurut riwayat Ibnu Mas'ud, Ja'far bin Abi Thalib membacakan permulaan surah Maryam ini kepada raja Najasyi dan pengikut-pengikutnya di waktu ia ikut hijrah bersama-sama sahabat-sahabat yang lain ke negeri Habsyi. Surah ini dinamai Maryam, karena surat ini mengandung kisah Maryam (atau Maria dalam agama Kristen), ibu dari Nabi Isa AS.
Surah ini menceritakan kelahiran yang ajaib, di mana Ia melahirkan Isa AS sedang ia sebelumnya belum pernah digauli oleh seorang laki-laki. Kelahiran Isa AS tanpa ayah, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah SWT. Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surah ini, diawali dengan kisah kejadian ajaib lainnya, yaitu dikabulkannya doa nabi Zakaria AS oleh Allah SWT, di mana ia ingin dianugerahi seorang putra sebagai pewaris dan penerus cita-cita dan kepercayaannya, sedang usianya sudah sangat tua dan istrinya adalah wanita yang mandul. sebagai mana firman allah azawajalla,..,.,
BISMILLAHIRAHMANIRAHIM,.;Ayat 40 Quran, Surah Maryam, Ayat 40 In na_ nahnu naritsul ardha wa man alaiha_ wa ilaina_ yurja'u_n Quran, Surah Maryam, Ayat 41 Wadz kur fil kita_bi ibra_him in nahu_ ka_na shid diqan nabiy ya_ Quran, Surah Maryam, Ayat 42 Idz qa_la li abihi ya_ abati lima ta'budu ma_ la_ yasma'u wa la_ yubshiru wa la_ yughni 'anka sai a_ Quran, Surah Maryam, Ayat 43 Ya_ abati in ni qad ja_ ani minal 'ilmi ma_ lam ya'tika fat tabi'ni ahdika shira_than sawiy ya_ Quran, Surah Maryam, Ayat 44 Ya_ abati la_ ta'budis saitha_n inas saitha_na ka_na lir rahma_ni ashiy ya_ Quran, Surah Maryam, Ayat 45 Ya_ abati in ni akha_fu ay yamas saka adza_bum minar rahma_ni fataku_na lis saitha_ni waliy ya_ Quran, Surah Maryam, Ayat 46 Qa_la ara_ghibun anta an a_lihati ya_ ibra_him la il lam tantahi la arjuman naka wah jurni maliy ya_ Quran, Surah Maryam, Ayat 47 Qa_la sala_mun 'alaika sa astaghfiru laka rab bi in nahu_ ka_na hafiy ya_ Quran, Surah Maryam, Ayat 48 Wa a'tazilukum wa ma_ tad'u_na min du_nil la_hi wa ad'u_ rab bi asa_ al la_ aku_na bidu'a_i rab bi syaqiy ya_ Quran, Surah Maryam, Ayat 49 Falam ma tazalahum wa ma_ ya'budu_na min du_nil la_hi wahabna_ lahu_ is ha_qa wa ya'qu_b wa kul lan ja'alna_ nabiy ya_ Quran, Surah Maryam, Ayat 50 Wa wahabna_ lahum mir rahmatina_ wa ja'alna_ lahum lisa_na shidqin 'aliy ya_ 19:51 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (41). وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ ۚإِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. (42). إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? (43). يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. (44). يَا أَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ ۖإِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَٰنِ عَصِيًّا Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (45). يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَٰنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan". (46). قَالَ أَرَاغِبٌ أَنْتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ ۖلَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ ۖوَاهْجُرْنِي مَلِيًّا Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama". (47). قَالَ سَلَامٌ عَلَيْكَ ۖسَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي ۖإِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. (48). وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَأَدْعُو رَبِّي عَسَىٰ أَلَّا أَكُونَ بِدُعَاءِ رَبِّي شَقِيًّا Dan aku akan menjauhkan diri daripadamu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdo`a kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdo`a kepada Tuhanku". (49). فَلَمَّا اعْتَزَلَهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ ۖوَكُلًّا جَعَلْنَا نَبِيًّا Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishaq, dan Ya`qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. (50). وَوَهَبْنَا لَهُمْ مِنْ رَحْمَتِنَا وَجَعَلْنَا لَهُمْ لِسَانَ صِدْقٍ عَلِيًّا Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi.
Dan jelaskan riwayat Ibrahim dalam Al-Kitab, sungguh ia adalah seorang yang benar, seorang Nabi; tatkala ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapakah kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, serta tidak melihat maupun tidak berjasa sedikitpun untuk dirimu? Wahai bapakku, sungguh telah tersampaikan kepada diriku sebagian Ilmu yang tidak hadir kepada dirimu, oleh sebab itu, ikutilah aku niscaya aku akan membimbing dirimu menuju Jalan Lurus; Wahai bapakku, jangan menyembah setan sebab setan itu memberontak terhadap Yang Maha Pengasih; Wahai bapakku, aku sungguh khawatir apabila kamu ditimpa malapetaka dari Yang Maha Pengasih akibat kamu berkawan dengan setan" sang bapak mengatakan: "Bencikah kamu terhadap sembahan-sembahanku, wahai Ibrahim? jika kamu tidak menghentikan hal itu tentulah aku akan merajam dirimu, maka menjauhlah terhadap diriku selama mungkin" ia berkata: "kesejahteraan untuk dirimu, aku akan memohon pengampunan untuk dirimu kepada Tuhanku; sungguh Dia sangat mempedulikan diriku, serta aku akan menjauhkan diri terhadap diri kalian maupun hal-hal yang kalian seru selain Allah, sungguh aku akan berdoa kepada Tuhanku; kiranya aku takkan menyesal untuk berdoa kepada Tuhanku" tatkala Ibrahim telah menjauhkan diri terhadap kaum itu serta hal-hal yang kaum itu sembah selain Allah, maka Kami anugerahkan Ishaq juga Ya’qub untuk ia; bahwa masing-masing Kami jadikan seorang nabi, serta Kami anugerahi sebagian Kasih Kami untuk mereka, serta Kami jadikan mereka sebagai buah tutur yang disegani, dipermuliakan. (Ayat:41-50) Allah berfirman kepada Nabi-Nya, Muhammad: “Ceritakanlah didalam al-Qur’an tentang kisah Ibrahim dan bacakanlah kepada kaummu para penyembah berhala itu serta ceritakanlah kepada mereka tentang keadaan Ibrahim Khalilur-rahman yang merupakan nenek moyang mereka, dan mereka sendiri mengaku penganut agamanya. Sesungguhnya dia adalah seorang Nabi yang jujur, bagaimana beliau melarang ayahnya menyembah berhala-berhala.” Dia berfirman: yaa abati lima ta’budu maa laa yasma’u wa laa yubshiru wa laa yughni ‘anka syai-an (“Wahai ayahku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolongmu sedikit pun?”) yaitu tidak memberi manfaat padamu dan tidak mampu menolak bahaya darimu. Yaa abati innii qad jaa-anii qad jaa-anii minal ‘ilmi maa lam ya’tika (“Wahai ayahku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu penjetahuan yang tidak datang kepadamu.”) Dia berkata: “Jika aku merupakan keturunanmu dan engkau lihat aku lebih kecil darimu, karena aku adalah anakmu, maka ketahuilah sesungguhnya aku mendapatkan sebagian ilmu dari Allah sesuatu yang belum engkau ketahui dan belum datang kepadamu, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus,” yaitu jalan lurus yang dapat mengantarkanmu meraih sesuatu yang dicari dan selamat dari sesuatu yang ditakuti. Yaa abati laa ta’budisy syaithaan (“Wahai ayahku janganlah engkau menyembah syaitan,”) yaitu janganlah engkau mentaatinya dalam beribadah kepada berhala-berhala itu. Firman-Nya: innasy syaithaana kaana lir rahmaani ‘asyiyyan (“Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Yang Mahapemurah,”) yaitu mefanggar lagi sombong dengan tidak mentaati Rabbnya, sehingga ia diusir dan dijauhkan. Maka, janganlah engkau mengikutinya yang nantinya engkau akan menjadi lama dengannya. Yaa abati innii akhaafu ay yamassaka ‘adzaabum mir rahmaani (“Wahai ayahku, sesungguhnya aku kbawatir bahwa engkau akan ditimpa adzab dari Yang Mahapemurah,”) yaitu atas kesyirikan dan pelanggaran-pelanggaranmu kepada perintah yang diberikan untukmu, yaitu tidak ada lagi pemelihara, penolong dan pembantu bagimu kecuali iblis, padahal tidak ada urusan sedikit pun kepadanya atau kepada yang lainnya, keikutsertaanmu kepadanyalah yang mengantarkanmu memperoleh adzab. (Bapaknya berkata, "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim?) maka sebab itu kamu mencelanya. (Jika kamu tidak berhenti) mencaci makinya (maka niscaya kamu akan kurajam) dengan batu, atau dengan perkataan yang jelek, maka hati-hatilah kamu terhadapku (dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama)" yakni dalam masa yang lama. Nabi Ibrahim â��alaihis salam menjawab dengan jawaban â��ibadurrahman (hamba-hamba Ar Rahman) terhadap ucapan orang-orang yang bodoh, dan tidak membalas, bahkan bersabar serta tidak menyikapi ayahnya dengan sikap yang buruk. Bisa juga diartikan, â��Keselamatan atasmuâ�� yakni engkau akan serlamat dari perkataan dan sikap yang menyakitkan dariku. Maka Nabi Ibrahim melakukan janjinya itu dengan memintakan ampunan untuk ayahnya. Hal ini sebelum jelas baginya, bahwa ayahnya adalah musuh Allah. Setelah jelas bahwa ayahnya adalah musuh Allah, maka beliau tidak memintakan ampunan untuknya serta berlepas diri darinya Sangat sayang dan perhatian kepadaku. Ketika Nabi Ibrahim melihat bahwa kaumnya dan ayahnya tidak dapat lagi diharapkan keimanannya. Bisa juga diartikan, â��dan aku hanya beribadah kepada Tuhanku (saja).â�� Sebagaimana kalian kecewa ketika berdoa kepada patung-patung. Allah berfirman, ketika Ibrahim menjauhkan diri dari bapak dan kaumnya karena Allah, maka Dia menggantikannya dengan orang yang lebih baik dari mereka, yaitu dengan menganugerahkan Ishaq dan Ya’qub, puteranya dan putera Ishaq. Sebagaimana Allah berfirman: wa miw waraa-i ishaaqa ya’quub (“Dan dari Ishaq [akan lahir puteranya] Ya’qub.”) Tidak ada perbedaan bahwa Ishaq adalah ayah Ya’qub, dan itulah nash al-Qur’an di dalam surat al-Baqarah. Untuk itu, di dalam ayat ini disebutkan Ishaq dan Ya’qub, artinya Kami jadikan untuknya keturunan dan anak cucunya sebagai Nabi yang namanya ditetapkan Allah dalam hidupnya. Untuk itu Dia berfirman: wa kullan ja’alnaa nabiyyan (“Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi Nabi.”) Seandainya Ya’qub as belum diangkat menjadi Nabi di masa hidup Ibrahim, mengapa hanya namanya yang disebut dan tidak menyebut Yusuf, karena dia pun seorang Nabi. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda di dalam hadits yang disepakati keshahihannya ketika beliau ditanya tentang sebaik-baik manusia. Beliau bersabda: “Yusuf Nabi Allah bin Ya’qub Nabi Allah bin Ishaq Nabi Allah bin Ibrahim Khalilullah.” Firman-Nya: wa waHabnaa laHum mir rahmatinaa wa ja’alnaa laHum lisaana shidqin ‘aliyyan (“Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi.”) `Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu `Abbas: “Yaitu pujian yang baik.” Demikian perkataan as-Suddi dan Malik bin Anas. Ibnu Jarir berkata: “Dia berfirman, ‘Lagi tinggi,’ karena seluruh millah dan agama memuji dan mengagungkan mereka.” Semoga shalawat dan salam untuk mereka semua.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan