Ahad, 17 Jun 2018

AYAT 1-8


TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
 JILIK 4-SURAH KAHFI
 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Tafsir Al Kahfi Ayat 1-8 Surah Al Kahf (Gua) Surah ke-18. 110 ayat. Makkiyyah Ayat 1-6: Beberapa ayat ini menyebutkan tentang pujian Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada Diri-Nya, penurunan Al Qur’an kepada Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan bagaimana usaha keras Beliau agar kaumnya beriman, dan ancaman terhadap kepercayaan tuhan punya anak.

 فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا

 fala'allaka baakhi'un nafsaka 'alaa aatsaarihim in lam yu'minuu bihaadzaa lhadiitsi asafaa Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran). sebagai mana penjelasan allah dalam ; (QS. Faathir: 8) Allah berfirman seraya menghibur Rasul-Nya, Muhammad saw. atas kesedihan beliau terhadap orang-orang musyrik karena tindakan mereka meninggalkan iman dan jauhnya mereka dari keimanan. Sebagaimana yang difirmankan-Nya: falaa tudzHib nafsaka ‘alaiHim hasaraat (“Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.”) dalam ayat ini allah menjelaskan tentang orang yg kembali kafir setelah beriman .,,.

Qatadah mengemukakan: “Engkau membunuh dirimu sendiri karena murka dan sedih atas mereka.” Mujahid mengatakan: “Yakni, keluh kesah.” Semua pengertian tersebut sangat berdekatan. Dengan kata lain, janganlah kamu kecewa terhadap mereka, tetapi sampaikan risalah Allah kepada mereka. Barangsiapa yang mendapatkan petunjuk, maka yang demikian itu.untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka ia sendiri yang menyesatkan dirinya itu. Dan janganlah kamu membinasakan dirimu karena mereka. Kemudian Allah memberitahukan bahwa Dia telah menjadikan dunia ini sebagai alam fana yang dihiasi dengan hiasan-hiasan yang tidak abadi. Dia jadikan ia sebagai tempat ujian dan bukan tempat menetap. Firman-Nya: baakhi’ (“Membunuh,”) berarti membinasakan dirimu akibat kesedihanmu atas diri mereka. Oleh karena itu,

Allah Ta’ala berfirman: fala’allaka baakhi’un nafsaka ‘alaa aatsaariHim il lam yu’minuu biHaadzal hadiitsi ( “Maka [apakah] barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini,”) al-Hadits yakni al-Qur’an. Allah berfirman, janganlah kamu membinasakan dirimu karena putus asa.[11] Oleh karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ingin sekali dan bergembira jika manusia ketika itu mendapat hidayah dan Beliau berusaha sekuat tenaga untuknya, namun ketika manusia berpaling dan mendustakannya, Beliau pun bersedih karena kasihan kepada mereka, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengarahkan Beliau agar tidak menyibukkan dirinya dengan sedih memikirkan sikap mereka. Hal itu, karena pahala Beliau sudah pasti akan diberikan Allah, dan mereka yang berpaling itu, jika sekiranya Allah mengetahui bahwa dalam hati mereka ada kebaikan niscaya Dia akan memberi hidayah, akan tetapi Dia mengetahui, bahwa mereka lebih cocok masuk ke neraka, sehingga Dia telantarkan mereka dan tidak memberinya petunjuk. Oleh karena itu, sibuk dengan sedih memikirkan mereka tidak ada faedahnya bagimu. Dalam ayat ini dan yang semisalnya terdapat pelajaran, bahwa orang yang diperintahkan Allah untuk menyampaikan (seperti rasul dan orang yang diberi ilmu), tugasnya hanyalah menyampaikan dan melakukan segala sebab agar mereka memperoleh hidayah, menutup pintu kesesatan sesuai kemampuan, sambil bertawakkal kepada Allah. Jika mereka mendapatkan petunjuk, maka sungguh bagus sekali, kalau pun tidak maka jangan bersedih, karena hal itu dapat melemahkan jiwa (membuat dirinya lemas), meretakkan kekuatannya dan tidak ada faedahnya, bahkan hendaknya ia teruskan amal yang dibebankan kepadanya. Selebihnya, maka hal itu di luar kemampuan. Jika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saja dikatakan tidak mampu memberi petunjuk kepada orang yang Beliau cintai, dan Nabi Musa ‘alaihis salam saja mengatakan, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku tidak berkuasa selain terhadap diriku dan saudaraku.” Maka selain mereka lebih tidak mampu lagi. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, ”Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. -Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,” (Terj. Al Ghaasyiyah: 21-22) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda. "Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya'"Abu Hurairah ra berkata: nabi saw bersabda:Allah ta’ala berfirman:Artinya : “Aku paling tidak membutuhkan sekutu, maka barangsiapa melakukan suatu amal dengan menyekutukan sesuatu kepada Ku dengan dia dan terserahlah ia kepada yang disekutukan itu.” (HR. Muslim dan Ibnu Majjah) [2] Ibnu katsir mengatakan mengenai tafsir ayat ini, “Allah mengetahui siapa saja dari hambanya yang layak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tidak pantas mendapatkannya”.Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin menerangkan, “Hidayah di sini maknanya adalah hidayah petunjuk dan taufik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan hidayah ini kepada orang yang pantas mendapatkannya, karena segala sesuatu yang dikaitkan dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mesti mengikuti hikmah-Nya.”Sebagai mana ayat 6 suratul kahfi rasulullah amat bimbang akan keadaan umatnya diwaktu itu yang mana kembali berpaling, dari ayat quran yang di turunkan ,..,.,

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN