TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK.
SURAH MUHAMAD AYAT 18
BIS-MILLAAHIR-RAHMAN-NIRRAHIM,..,
18. fahal yanzhuruuna illaa alssaa’ata an ta/tiyahum baghtatan faqad jaa-a asyraathuhaa fa-annaa lahum idzaa jaa-at-hum dzikraahum
بسملهرهمنرحم
فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً ۖ فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا ۚ فَأَنَّىٰ لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ
Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang?
Yaitu orang-orang yang mendustakan. Yang menunjukkan kedekatannya, seperti telah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, terbelahnya bulan, adanya dukhan (asap), dsb. Kesadaran ketika itu tidaklah berguna karena waktunya telah berlalu, mereka telah melalui waktu yang biasanya orang yang sadar jika melaluinya akan sadar, yaitu di dunia. Di samping itu, pemberi peringatan telah datang kepada mereka. Dalam ayat ini terdapat dorongan untuk mempersiapkan diri sebelum maut datang seara tiba-tiba, karena dengan tibanya kematian, maka tibalah kiamat untuk dirinya. Dengan diutusnya Rasulullah Saw. merupakan salah satu pertanda dekatnya hari kiamat, karena beliau adalah penutup para rasul yang melaluinya Allah Swt. menyempurnakan agama dan menegakkan hujah-Nya kepada semua umat manusia. Dan sesungguhnya Rasulullah Saw. sendiri telah memberitakan tentang tanda-tanda dan syarat-syarat dekatnya hari kiamat, bahkan beliau menjelaskannya dengan keterangan yang belum pernah disampaikan oleh seorang nabi pun sebelumnya, seperti yang telah diterangkan di dalam babnya. Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad merupakan salah satu pertanda dekatnya hari kiamat, dan kenyataannya memang seperti yang dikemukakannya. Karena itulah disebutkan bahwa di antara nama Nabi Muhammad Saw.
(yakni julukannya) ialah bahwa beliau adalah nabi taubat, nabi malhamah(heroik) lagi penghimpun, yang semua umat manusia dihimpunkan di bawah kedua telapak kakinya; dan nabi yang terakhir, yakni tiada nabi lagi sesudahnya.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، حَدَّثَنَا فُضَيْلُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا أَبُو حَازِمٍ، حَدَّثَنَا سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بِأُصْبُعَيْهِ هَكَذَا، بِالْوُسْطَى وَالَّتِي تَلِيهَا: "بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ"
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Miqdam, telah menceritakan kepada kami Fudail ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Abu Raja, telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Sa'd r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah menyaksikan Rasulullah Saw. berisyarat dengan kedua jarinya, yaitu jari tengah dan jari yang mengiringinya seraya bersabda: Aku diutus sedang (jarak antara) aku dan hari kiamat sama seperti kedua jari ini. *******************
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya: {فَأَنَّى لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ} Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang? (Muhammad: 18) Yakni bagaimanakah dengan kesadaran orang-orang kafir itu apabila hari kiamat telah terjadi, di saat tiada gunanya lagi bagi mereka hal tersebut. Semakna dengan firman-Nya: {يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الإنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى} dan pada hari itu ingatlah manusia, tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. (Al-Fajr: 23) Dan firman Allah Swt.: {وَقَالُوا آمَنَّا بِهِ وَأَنَّى لَهُمُ التَّنَاوُشُ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ} dan (di waktu itu) mereka berkata, "Kami beriman kepada Allah, " bagaimanakah mereka dapat mencapai (keimanan) dari tempat yang jauh itu? (Saba: 52) *******************
Adapun firman Allah Swt.: {فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ} Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah. (Muhammad: 19) Ini merupakan berita dari Allah Swt. bahwa Dia tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, dan bukan sebagai pemberitaan mengenai hal tersebut agar diketahui. Karena itulah di-'ataf-kan kepadanya firman berikutnya: {وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ} dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Muhammad: 19)
Di dalam hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. mengucapkan dalam doanya: "اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي، وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي هَزْلي وَجِدِّي، وخَطَئي وعَمْدي، وَكُلَّ ذَلِكَ عِنْدِي" Ya Allah, ampunilah bagiku semua kesalahanku, ketidaktahuanku, dan sikap berlebihan dalam urusanku, serta semua yang Engkau lebih mengetahui dariku. Ya Allah, ampunilah bagiku selorohku dan kesungguhanku, dan (juga) kekeliruanku serta kesengajaanku, yang semuanya itu ada padaku. Di dalam hadis sahih disebutkan pula bahwa Rasulullah Saw. acapkali sesudah salatnya mengucapkan doa berikut:
"اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ إِلَهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ" Ya Allah, ampunilah bagiku semua dosa yang telah kulakukan dan semua dosa yang kusembunyikan, dan semua dosa yang aku lahirkan, dan semua keberlebih-lebihanku serta semua perbuatan yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Engkau. Di dalam hadis sahih disebutkan pula bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:
"يَا أَيُّهَا النَّاسُ، تُوبُوا إِلَى رَبِّكُمْ، فَإِنِّي أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً" Hai manusia, bertobatlah kamu kepada Tuhanmu, karena sesungguhnya aku pun memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Asim Al-Ahwal yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Sarkhis menceritakan hadis berikut, bahwa aku datang kepada Rasulullah Saw., lalu makan bersamanya dari makanannya, dan aku berkata, "Semoga Allah memberikan ampunan kepada Engkau, ya Rasulullah." Beliau Saw. menjawab, "Juga bagimu." Maka aku berkata, "Aku memohon ampun buat engkau." Beliau Saw. menjawab, "Ya, juga (aku pun memohon ampun) bagimu." Lalu Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Muhammad: 19) Kemudian aku memandang ke arah belikatnya yang sebelah kanan -atau belikatnya yang sebelah kiri, Syu'bah (perawi) ragu- tiba-tiba padanya terdapat sesuatu yang berupa seperti tahi lalat (cap kenabian). Imam Muslim, Imam Turmuzi, Imam Nasai, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hadis ini melalui berbagai jalur dari Asim Al-Ahwal dengan sanad yang sama.
Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Ya'la disebutkan: حَدَّثَنَا مُحَرَّز بْنُ عَوْنٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ مَطَرَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْغَفُورِ، عَنْ أَبِي نَصِيرَة، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قَالَ: "عَلَيْكُمْ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَالِاسْتِغْفَارِ، فَأَكْثِرُوا مِنْهُمَا، فَإِنَّ إِبْلِيسَ قَالَ: أَهْلَكْتُ (11) النَّاسَ بِالذُّنُوبِ، وَأَهْلَكُونِي بِـ "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ"، وَالِاسْتِغْفَارِ فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ أَهْلَكْتُهُمْ بِالْأَهْوَاءِ، فَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ"
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Aun, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Matar, telah menceritakan kepada kami Abdul Gafur, dari AbuNasr, dari Abu Raja, dari Abu Bakar As-Siddiq r.a., dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: bacalah oleh kalian kalimah 'la ilaha illallah' (tidak ada Tuhan yang wajib disembah) selain Allah, dan istigfar, perbanyaklah kalian membaca keduanya, karena sesungguhnya iblis telah mengatakan, "Sesungguhnya aku telah binasakan umat manusia dengan dosa-dosa, dan mereka membinasakanku dengan kalimah 'la ilaha illallah' dan istigfar. Setelah kulihat demikian, maka kubinasakan mereka dengan hawa nafsu, maka mereka mengira bahwa dirinya mendapat petunjuk.”
Di dalam atsar yang telah diriwayatkan disebutkan bahwa iblis berkata, "Demi keagungan dan kebesaran-Mu, Aku tetap akan menyesatkan mereka selama nyawa mereka masih ada di tubuh mereka." Maka Allah Swt. berfirman, "Demi keagungan dan kebesaran-Ku, Aku terus menerus memberikan ampunan bagi mereka selama mereka memohon ampunan kepada-Ku." Hadis-hadis yang menceritakan keutamaan istigfar cukup banyak.
SURAH MUHAMAD AYAT 18
BIS-MILLAAHIR-RAHMAN-NIRRAHIM,..,
18. fahal yanzhuruuna illaa alssaa’ata an ta/tiyahum baghtatan faqad jaa-a asyraathuhaa fa-annaa lahum idzaa jaa-at-hum dzikraahum
بسملهرهمنرحم
فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً ۖ فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا ۚ فَأَنَّىٰ لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ
Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang?
Yaitu orang-orang yang mendustakan. Yang menunjukkan kedekatannya, seperti telah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, terbelahnya bulan, adanya dukhan (asap), dsb. Kesadaran ketika itu tidaklah berguna karena waktunya telah berlalu, mereka telah melalui waktu yang biasanya orang yang sadar jika melaluinya akan sadar, yaitu di dunia. Di samping itu, pemberi peringatan telah datang kepada mereka. Dalam ayat ini terdapat dorongan untuk mempersiapkan diri sebelum maut datang seara tiba-tiba, karena dengan tibanya kematian, maka tibalah kiamat untuk dirinya. Dengan diutusnya Rasulullah Saw. merupakan salah satu pertanda dekatnya hari kiamat, karena beliau adalah penutup para rasul yang melaluinya Allah Swt. menyempurnakan agama dan menegakkan hujah-Nya kepada semua umat manusia. Dan sesungguhnya Rasulullah Saw. sendiri telah memberitakan tentang tanda-tanda dan syarat-syarat dekatnya hari kiamat, bahkan beliau menjelaskannya dengan keterangan yang belum pernah disampaikan oleh seorang nabi pun sebelumnya, seperti yang telah diterangkan di dalam babnya. Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad merupakan salah satu pertanda dekatnya hari kiamat, dan kenyataannya memang seperti yang dikemukakannya. Karena itulah disebutkan bahwa di antara nama Nabi Muhammad Saw.
(yakni julukannya) ialah bahwa beliau adalah nabi taubat, nabi malhamah(heroik) lagi penghimpun, yang semua umat manusia dihimpunkan di bawah kedua telapak kakinya; dan nabi yang terakhir, yakni tiada nabi lagi sesudahnya.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، حَدَّثَنَا فُضَيْلُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا أَبُو حَازِمٍ، حَدَّثَنَا سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بِأُصْبُعَيْهِ هَكَذَا، بِالْوُسْطَى وَالَّتِي تَلِيهَا: "بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ"
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Miqdam, telah menceritakan kepada kami Fudail ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Abu Raja, telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Sa'd r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah menyaksikan Rasulullah Saw. berisyarat dengan kedua jarinya, yaitu jari tengah dan jari yang mengiringinya seraya bersabda: Aku diutus sedang (jarak antara) aku dan hari kiamat sama seperti kedua jari ini. *******************
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya: {فَأَنَّى لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ} Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang? (Muhammad: 18) Yakni bagaimanakah dengan kesadaran orang-orang kafir itu apabila hari kiamat telah terjadi, di saat tiada gunanya lagi bagi mereka hal tersebut. Semakna dengan firman-Nya: {يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الإنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى} dan pada hari itu ingatlah manusia, tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. (Al-Fajr: 23) Dan firman Allah Swt.: {وَقَالُوا آمَنَّا بِهِ وَأَنَّى لَهُمُ التَّنَاوُشُ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ} dan (di waktu itu) mereka berkata, "Kami beriman kepada Allah, " bagaimanakah mereka dapat mencapai (keimanan) dari tempat yang jauh itu? (Saba: 52) *******************
Adapun firman Allah Swt.: {فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ} Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah. (Muhammad: 19) Ini merupakan berita dari Allah Swt. bahwa Dia tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, dan bukan sebagai pemberitaan mengenai hal tersebut agar diketahui. Karena itulah di-'ataf-kan kepadanya firman berikutnya: {وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ} dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Muhammad: 19)
Di dalam hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. mengucapkan dalam doanya: "اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي، وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي هَزْلي وَجِدِّي، وخَطَئي وعَمْدي، وَكُلَّ ذَلِكَ عِنْدِي" Ya Allah, ampunilah bagiku semua kesalahanku, ketidaktahuanku, dan sikap berlebihan dalam urusanku, serta semua yang Engkau lebih mengetahui dariku. Ya Allah, ampunilah bagiku selorohku dan kesungguhanku, dan (juga) kekeliruanku serta kesengajaanku, yang semuanya itu ada padaku. Di dalam hadis sahih disebutkan pula bahwa Rasulullah Saw. acapkali sesudah salatnya mengucapkan doa berikut:
"اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ إِلَهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ" Ya Allah, ampunilah bagiku semua dosa yang telah kulakukan dan semua dosa yang kusembunyikan, dan semua dosa yang aku lahirkan, dan semua keberlebih-lebihanku serta semua perbuatan yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Engkau. Di dalam hadis sahih disebutkan pula bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:
"يَا أَيُّهَا النَّاسُ، تُوبُوا إِلَى رَبِّكُمْ، فَإِنِّي أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً" Hai manusia, bertobatlah kamu kepada Tuhanmu, karena sesungguhnya aku pun memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Asim Al-Ahwal yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Sarkhis menceritakan hadis berikut, bahwa aku datang kepada Rasulullah Saw., lalu makan bersamanya dari makanannya, dan aku berkata, "Semoga Allah memberikan ampunan kepada Engkau, ya Rasulullah." Beliau Saw. menjawab, "Juga bagimu." Maka aku berkata, "Aku memohon ampun buat engkau." Beliau Saw. menjawab, "Ya, juga (aku pun memohon ampun) bagimu." Lalu Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Muhammad: 19) Kemudian aku memandang ke arah belikatnya yang sebelah kanan -atau belikatnya yang sebelah kiri, Syu'bah (perawi) ragu- tiba-tiba padanya terdapat sesuatu yang berupa seperti tahi lalat (cap kenabian). Imam Muslim, Imam Turmuzi, Imam Nasai, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hadis ini melalui berbagai jalur dari Asim Al-Ahwal dengan sanad yang sama.
Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Ya'la disebutkan: حَدَّثَنَا مُحَرَّز بْنُ عَوْنٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ مَطَرَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْغَفُورِ، عَنْ أَبِي نَصِيرَة، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قَالَ: "عَلَيْكُمْ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَالِاسْتِغْفَارِ، فَأَكْثِرُوا مِنْهُمَا، فَإِنَّ إِبْلِيسَ قَالَ: أَهْلَكْتُ (11) النَّاسَ بِالذُّنُوبِ، وَأَهْلَكُونِي بِـ "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ"، وَالِاسْتِغْفَارِ فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ أَهْلَكْتُهُمْ بِالْأَهْوَاءِ، فَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ"
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Aun, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Matar, telah menceritakan kepada kami Abdul Gafur, dari AbuNasr, dari Abu Raja, dari Abu Bakar As-Siddiq r.a., dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: bacalah oleh kalian kalimah 'la ilaha illallah' (tidak ada Tuhan yang wajib disembah) selain Allah, dan istigfar, perbanyaklah kalian membaca keduanya, karena sesungguhnya iblis telah mengatakan, "Sesungguhnya aku telah binasakan umat manusia dengan dosa-dosa, dan mereka membinasakanku dengan kalimah 'la ilaha illallah' dan istigfar. Setelah kulihat demikian, maka kubinasakan mereka dengan hawa nafsu, maka mereka mengira bahwa dirinya mendapat petunjuk.”
Di dalam atsar yang telah diriwayatkan disebutkan bahwa iblis berkata, "Demi keagungan dan kebesaran-Mu, Aku tetap akan menyesatkan mereka selama nyawa mereka masih ada di tubuh mereka." Maka Allah Swt. berfirman, "Demi keagungan dan kebesaran-Ku, Aku terus menerus memberikan ampunan bagi mereka selama mereka memohon ampunan kepada-Ku." Hadis-hadis yang menceritakan keutamaan istigfar cukup banyak.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan