TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK''
SURAH MARIAM
إِBismillahi-rahman-nir-rahim,,,..................KAF HA YA IND SOD,..,
........................................ ;;; 1)Zikru rahmati rab bika 'abdahu_ zakariy ya_* 2)
Iz na_da_ rab bahu_ nida_ an khafiy ya_ ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا َ(2) إِذْ نادى رَبَّهُ نِداءً خَفِيًّا َ(3
TIADA MAKNA YANG DI HURAI HURUF PERMULAAN KEPALA AYAT .,,. Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tetang rahmat Rabb kamu kepada hamba-Nya Zakariya. (19: 2)Yaitu tatkala ia berdoa kepada Rabbnya dengan suara yang lembut. (19: 3
Sama seperti 28 surat lainnya, surat Maryam diawali dengan huruf muqatta’ah yang merupakan rahasia Ilahi. Tak ada seorang ulama tafsir yang mengaku mengerti maknanya. Semoga kelak di masa kehadiran Imam Mahdi as makna dari huruf-huruf muqatta’ah bisa dimengerti.Lafaz Zakaria, huruf ya-nya dibaca panjang dan dibaca pendek; hal ini merupakan dua qiraat yang terkenal mengenainya. Untuk Nabi yang bernama sama dari Agama Yahudi & Kristen, lihat Zakharia (nabi Ibrani). Untuk Ayah dari Yohanes (Yahya) Pembaptis, lihat Zakharia (imam).
Untuk kegunaan lain dari Zakharia, lihat Zakharia (disambiguasi). Zakariya (Arab: زكريا, Ibrani זְכַרְיָה Zakharia, Perjanjian Baru: Zechariah/ Zacharias) (sekitar 100 - 20 SM)[1][2] adalah salah seorang nabi yang disebut di dalam Al Kitab dan Qur'an. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 2 SM dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 8 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki 1 orang anak dan wafat di Syam. Nabi Zakaria adalah salah seorang nabi dari bani Israil. Beliau adalah keturunan Nabi Harun as, kakak Nabi Musa as.
Nama Zakaria disebut sebanyak tujuh kali dalam al-Quran. Allah Swt menceritakan kisah sebagian nabi dan kaum-kaum terdahulu di dalam kitab suci al-Quran untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia yang hidup di zaman al-Quran, baik saat kitab suci ini diturunkan maupun zaman setelahnya sampai Hari Kiamat.Masa yang dialami oleh Nabi Zakaria adalah masa yang aneh di mana banyak hal yang berlawanan yang berhadap-hadapan dan saling bertentangan serta terlibat pertarungan yang tidak pernah padam. Keimanan kepada Allah SWT bercahaya di mesjid yang besar di Baitul Maqdis, sedangkan kebohongan memenuhi pasar-pasar Yahudi yang bersebelahan dengan mesjid itu.
Sudah menjadi tradisi dunia bahwa segala sesuatu yang bertentangan mesti saling berhadapan pada: kebaikan dengan kejahatan, cahaya dengan kegelapan, kebenaran dengan kebohongan, para nabi dengan para pembangkang. Alhasil, segala sesuatu berhadapan untuk mempertahankan kehidupan. Di masa yang kuno ini terdapat seorang nabi dan seorang alim yang besar. Nabi yang dimaksud adalah Zakaria sedangkan seorang alim besar yang Allah SWT memilihnya untuk salat di tengah-tengah manusia adalah Imran. Imran adalah seorang suami dan istrinya sangat berharap untuk melahirkan anak.
Waktu pagi menyelimuti kota, keluarlah istri Imran untuk memberikan makan kepada burung dan ia melihat pamandangan yang ada di sekitarnya dan mulai merenungkannya. Di sana terdapat seekor burung yang memberi makan anaknya dengan cara menyuapinya dan memberinya minum. Burung itu melindungi anaknya di bawah sayapnya karena khawatir dari kedinginan. Ketika melihat pemandangan itu, istri Imran berharap agar Allah SWT memberinya anak. Ia mengangkat tangannya dan mulai berdoa agar Allah SWT menganugerahinya seorang anak lelaki. Allah SWT mengabulkan doanya dan pada suatu hari ia merasa bahwa ia sedang hamil lalu kegembiraan menyelimutinya dan ia bersMikur kepada Allah SWT:
Di ayat-ayat tadi, Allah Swt menjelaskan tentang anugerah dan rahmat-Nya kepada Nabi Zakaria as saat beliau berdoa dalam keheningan dan meminta diberi keturunan. Doa itu dipanjatkan dalam kesendirian sang Nabi, mengingat bani Israil mengolok-olok beliau karena tak memiliki keturunan. Adalah satu keanehan bagi mereka jika mendengar Zakaria memohon anak di saat usianya sudah lanjut dan rambut kepalanya sudah memutih. Memang dalam banyak riwayat disebutkan bahwa doa yang terbaik adalah yang diucapkan dalam keheningan dan suara pelan, bukan di depan umum dan dengan suara keras. Sebagian kalangan ulama tafsir mengatakan bahwa sesungguhnya Zakaria melirihkan suaranya dalam berdoa agar dalam permohonannya ini dia tidak dituduh sebagai orang yang lemah karena usianya telah lanjut, sebab ia meminta agar dikaruniai seorang putra. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Mawardi.
Ulama lainnya mengatakan, sesungguhnya Zakaria melirihkan suaranya dalam berdoa karena kecintaannya kepada Allah Swt. seperti yang dikatakan oleh Qatadah sehubungan dengan makna ayat ini: Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (Maryam: 3) Sesungguhnya Allah mengetahui kalbu orang yang bertakwa, dan mendengar suara yang perlahan. Sebagian ulama Salaf mengatakan, Zakaria bangun di tengah malam, sedangkan semua muridnya telah tidur; lalu dia berbisik kepada Tuhannya seraya berdoa dengan suara yang lembut. Maka Tuhannya berfirman kepadanya, "Kupenuhi seruanmu, Kupenuhi seruanmu, Kupenuhi seruanmu." Dari 2 ayat tadi terdapat 4 pelajaran yang dapat dipetik: 1. Menyebut nama dan mengingat para wali dan kekasih Allah sangat bernilai dan itulah yang diajarkan al-Quran kepada kita. 2. Jangan pernah lupa kesan dari doa, sebab doa adalah pintu bagi turunnya rahmat dan kasih sayang Allah. [3] Di tengah malam, karena pada waktu itu lebih cepat diijabah (dikabulkan). [4] Ketika tulang telah lemah, di mana ia merupakan penopang badan, maka anggota badan yang lain tentu ikut lem
SURAH MARIAM
إِBismillahi-rahman-nir-rahim,,,..................KAF HA YA IND SOD,..,
........................................ ;;; 1)Zikru rahmati rab bika 'abdahu_ zakariy ya_* 2)
Iz na_da_ rab bahu_ nida_ an khafiy ya_ ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا َ(2) إِذْ نادى رَبَّهُ نِداءً خَفِيًّا َ(3
TIADA MAKNA YANG DI HURAI HURUF PERMULAAN KEPALA AYAT .,,. Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tetang rahmat Rabb kamu kepada hamba-Nya Zakariya. (19: 2)Yaitu tatkala ia berdoa kepada Rabbnya dengan suara yang lembut. (19: 3
Sama seperti 28 surat lainnya, surat Maryam diawali dengan huruf muqatta’ah yang merupakan rahasia Ilahi. Tak ada seorang ulama tafsir yang mengaku mengerti maknanya. Semoga kelak di masa kehadiran Imam Mahdi as makna dari huruf-huruf muqatta’ah bisa dimengerti.Lafaz Zakaria, huruf ya-nya dibaca panjang dan dibaca pendek; hal ini merupakan dua qiraat yang terkenal mengenainya. Untuk Nabi yang bernama sama dari Agama Yahudi & Kristen, lihat Zakharia (nabi Ibrani). Untuk Ayah dari Yohanes (Yahya) Pembaptis, lihat Zakharia (imam).
Untuk kegunaan lain dari Zakharia, lihat Zakharia (disambiguasi). Zakariya (Arab: زكريا, Ibrani זְכַרְיָה Zakharia, Perjanjian Baru: Zechariah/ Zacharias) (sekitar 100 - 20 SM)[1][2] adalah salah seorang nabi yang disebut di dalam Al Kitab dan Qur'an. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 2 SM dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 8 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki 1 orang anak dan wafat di Syam. Nabi Zakaria adalah salah seorang nabi dari bani Israil. Beliau adalah keturunan Nabi Harun as, kakak Nabi Musa as.
Nama Zakaria disebut sebanyak tujuh kali dalam al-Quran. Allah Swt menceritakan kisah sebagian nabi dan kaum-kaum terdahulu di dalam kitab suci al-Quran untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia yang hidup di zaman al-Quran, baik saat kitab suci ini diturunkan maupun zaman setelahnya sampai Hari Kiamat.Masa yang dialami oleh Nabi Zakaria adalah masa yang aneh di mana banyak hal yang berlawanan yang berhadap-hadapan dan saling bertentangan serta terlibat pertarungan yang tidak pernah padam. Keimanan kepada Allah SWT bercahaya di mesjid yang besar di Baitul Maqdis, sedangkan kebohongan memenuhi pasar-pasar Yahudi yang bersebelahan dengan mesjid itu.
Sudah menjadi tradisi dunia bahwa segala sesuatu yang bertentangan mesti saling berhadapan pada: kebaikan dengan kejahatan, cahaya dengan kegelapan, kebenaran dengan kebohongan, para nabi dengan para pembangkang. Alhasil, segala sesuatu berhadapan untuk mempertahankan kehidupan. Di masa yang kuno ini terdapat seorang nabi dan seorang alim yang besar. Nabi yang dimaksud adalah Zakaria sedangkan seorang alim besar yang Allah SWT memilihnya untuk salat di tengah-tengah manusia adalah Imran. Imran adalah seorang suami dan istrinya sangat berharap untuk melahirkan anak.
Waktu pagi menyelimuti kota, keluarlah istri Imran untuk memberikan makan kepada burung dan ia melihat pamandangan yang ada di sekitarnya dan mulai merenungkannya. Di sana terdapat seekor burung yang memberi makan anaknya dengan cara menyuapinya dan memberinya minum. Burung itu melindungi anaknya di bawah sayapnya karena khawatir dari kedinginan. Ketika melihat pemandangan itu, istri Imran berharap agar Allah SWT memberinya anak. Ia mengangkat tangannya dan mulai berdoa agar Allah SWT menganugerahinya seorang anak lelaki. Allah SWT mengabulkan doanya dan pada suatu hari ia merasa bahwa ia sedang hamil lalu kegembiraan menyelimutinya dan ia bersMikur kepada Allah SWT:
Di ayat-ayat tadi, Allah Swt menjelaskan tentang anugerah dan rahmat-Nya kepada Nabi Zakaria as saat beliau berdoa dalam keheningan dan meminta diberi keturunan. Doa itu dipanjatkan dalam kesendirian sang Nabi, mengingat bani Israil mengolok-olok beliau karena tak memiliki keturunan. Adalah satu keanehan bagi mereka jika mendengar Zakaria memohon anak di saat usianya sudah lanjut dan rambut kepalanya sudah memutih. Memang dalam banyak riwayat disebutkan bahwa doa yang terbaik adalah yang diucapkan dalam keheningan dan suara pelan, bukan di depan umum dan dengan suara keras. Sebagian kalangan ulama tafsir mengatakan bahwa sesungguhnya Zakaria melirihkan suaranya dalam berdoa agar dalam permohonannya ini dia tidak dituduh sebagai orang yang lemah karena usianya telah lanjut, sebab ia meminta agar dikaruniai seorang putra. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Mawardi.
Ulama lainnya mengatakan, sesungguhnya Zakaria melirihkan suaranya dalam berdoa karena kecintaannya kepada Allah Swt. seperti yang dikatakan oleh Qatadah sehubungan dengan makna ayat ini: Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (Maryam: 3) Sesungguhnya Allah mengetahui kalbu orang yang bertakwa, dan mendengar suara yang perlahan. Sebagian ulama Salaf mengatakan, Zakaria bangun di tengah malam, sedangkan semua muridnya telah tidur; lalu dia berbisik kepada Tuhannya seraya berdoa dengan suara yang lembut. Maka Tuhannya berfirman kepadanya, "Kupenuhi seruanmu, Kupenuhi seruanmu, Kupenuhi seruanmu." Dari 2 ayat tadi terdapat 4 pelajaran yang dapat dipetik: 1. Menyebut nama dan mengingat para wali dan kekasih Allah sangat bernilai dan itulah yang diajarkan al-Quran kepada kita. 2. Jangan pernah lupa kesan dari doa, sebab doa adalah pintu bagi turunnya rahmat dan kasih sayang Allah. [3] Di tengah malam, karena pada waktu itu lebih cepat diijabah (dikabulkan). [4] Ketika tulang telah lemah, di mana ia merupakan penopang badan, maka anggota badan yang lain tentu ikut lem
Tiada ulasan:
Catat Ulasan