TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
SURAH BAQARAH AYAT 84-87
BIS-MIL-LAH-HIR-RAHMAN-NIR-RAHIM'''
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيْثَاقَكُمْ لاَ تَسْفِكُوْنَ دِمَاءَكُمْ وَلاَ تُخْرِجُوْنَ أَنْفُسَكُم مِّنْ دِيَارِكُمْ ثُمَّ أَقْرَرْتُمْ وَ أَنْتُمْ تَشْهَدُوْن-ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلاَءِ تَقْتُلُوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَ تُخْرِجُوْنَ فَرِيْقاً مِّنْكُمْ مِّنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُوْنَ عَلَيْهِمْ بِالْإِثْمِ وَ الْعُدْوَانِ وَ إِنْ يَأتُوْكُمْ أُسَارَى تُفَادُوْهُمْ وَ هُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَ تَكْفُرُوْنَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّوْنَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَ مَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْن-أُولَئِكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآَخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنْصَرُوْ-وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ ۖ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَىٰ أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ.
Wa ‘iz ‘akhaznaa Miisaaqakum laa tasfikuuna dimaaa ‘akum wa laa tukhrijuuna ‘anfusakum min – diyaarikum; summa ‘aqrartum wa ‘antum tash – haduun. 85.Summa ‘antum haaa –‘ulaaa – ‘i taq – tuluuna ‘anfusa kum wa tukhrijunna fariiqamminkum – min – diyaarihim; ta– zaaharuuna ‘alayhim – bil – ismil wal – ‘udwaan; wa ‘iny – yatuu – kum ‘usaaraa tufaaduuhum wa huwa muharramun ‘alaykum ikhraajuhum . ‘Afa – tu' – minuu nabiba' – dil – Kitaabi wa takfu–ruuna bi – ba'?: Famaa jazaaa –‘ u many – yaf – ‘alu zalalika minkum ‘illaa khiz – yun fil – ha – yaatid – dunyaa? Wa Yaw – mal Qiyaamati yuradduuna ‘ilaaa ‘ashaddil – ‘azaab. Wa mal – laahu bi – gaafilin ‘ammaa ta' – maluum. 86.‘Ulaaa – ‘ikallazii – nashtara Wul – hayaatad – Dunyaa bil ‘Aa – khirati falaa yukhaffafu ‘an – humul – ‘azaabu wa laa hum yunsaruun . 87.Walaqad ‘aataynaa Muusal – Kitaaba wa qaffaynaa mim – ba' – dihii birrusul wa aaataynaa ‘Iisabna – Maryamal Bayyi – naati wa ‘ayyadnaahu bi – ruu – hil – qudus. ‘Afa – kullamaa jaaa – ‘akum Rasuulum bimaa laa tahwaa ‘ anfusukumus ‘ takbartum? Fa - fariiqan kazzabtum wa fariqan taqtuluun?
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): Kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung balamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhi) sedang kamu mempersaksikannya.” (QS. Al-Baqarah: 84) Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan darimu dari kampung halamannya, kamu bantu-membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakab kamu beriman kepada sebagian dari al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian darimu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada bari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengab dari apa yang kamu perbuat. (QS. Al-Baqarah: 85) Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong. (QS. Al-Baqarah: 86) “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan al-Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada ‘Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombongkan diri, maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” (QS. Al-Baqarah: 87)
Semua janji dan sumpah yang diikrarkan Bani Israil sebagaimana disebut dalam ayat 83 dan 84 di atas, mereka langgar. Kenyataan sejarah antara dua suku Yahudi di Madinah, yaitu Bani Quraizah dan Bani Nadir selalu berperang. Tetapi jika ada orang Yahudi di antara kedua suku itu tertawan oleh suku lain, misalnya oleh suku Aus sekutu Bani Quraizah atau suku Khazraj sekutu Bani Nadir, mereka bersatu menebusnya. Allah mengecam orang-orang Yahudi pada zaman Rasulullah di Madinah dan apa yang mereka alami karena peperangan dengan kaum Aus dan Khazraj. Kaum Aus dan Khazraj adalah kaum Anshar, yang pada masa Jahiliyah mereka menyembah berhala. Di antara mereka terjadi banyak peperangan, kaum Yahudi Madinah terbagi menjadi tiga kelompok: Bani Qainuqa’ dan Bani Nadhir menjadi sekutu kaum Khazraj, dan Bani Quraidhah yang menjadi sekutu kaum Aus. Apabila perang meletus, masing-masing kelompok bersama sekutunya saling menyerang. Orang Yahudi membantai musuh-musuhnya, bahkan ada orang Yahudi yang membunuh orang Yahudi dari kelompok lain. Padahal menurut ajaran mereka, yang demikian itu merupakan suatu hal yang diharamkan bagi mereka dan telah tertuang di dalam kitab mereka. Kelompok yang satu mengusir kelompok yang lain sambil merampas harta kekayaan dan barang-barang berharga. Kemudian apabila peperangan usai mereka segera melepaskan tawanan kelompok yang kalah sebagai bentuk pengamalan hukum Taurat. Oleh karena itu Allah berfirman: a fa tu’minuuna bi ba’dlil kitaabi wa takfuruuna bi ba’dlin (“Apakah kamu beriman kepada sebagian al-Kitab [Taurat] dan inkar terhadap sebagian lainnya.”) dan firman-Nya juga: wa idz akhadnaa miitsaaqakum laa tasfikuuna dimaa-akum wa laa tukhrijuuna anfusakum min diyaarikum (“[ingatlah] ketika Kami mengambil janji darimu, yaitu: kalian tidak akan menumpahkan darah [membunuh orang] dan kamu tidak akan mengusir diri kamu dari kampung halaman kamu”). Artinya, sebagian kalian tidak diperbolehkan membunuh sebagian yang lain, tidak boleh juga mengusirnya, sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Maka bertaubatlah kepada Rabb yang menjadikanmu dan bunuhlah dirimu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu di sisi Rabb yang menjadikanmu. ” (QS. Al-Baqarah: 54) Menurut Ibnu Abbas, di antara mukjizatnya itu adalah menghidupkan orang mati, membuat bentuk seekor burung dari tanah lalu ditiupkan padanya roh sehingga benar-benar menjadi burung dengan seizin Allah, menyembuhkan orang sakit, dan mampu memberitahu hal-hal yang bersifat ghaib, dan diperkuat dengan Ruhul Qudus, yaitu jibril as. Semuanya itu merupakan bukti yang menunjukkan kepada mereka kebenaran apa yang dibawa oleh `Isa. Namun meski begitu, Bani Israil semakin gencar mendustakannya. Kedengkian dan keingkaran mereka pun semakin parah, disebabkan mereka menyelisihi sebagian isi Taurat. Sebagaimana firman-Nya tentang `Isa: “Dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Rabbmu.” (QS. Ali Imraan: 50).
Hal itu karena pemeluk satu agama adalah seperti satu tubuh, sebagaimana disabdakan Rasulullah “Perumpamaan orang mukmin dalam cinta mencintai, kasih mengasihi, dan sayang menyayangi adalah laksana satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakit dengan demam dan tidak dapat tidur.” (Muttafaq ‘alaih) Allah telah mencap Bani Israil dengan sifat melampaui batas, ingkar, melanggar perintah, dan sombong terhadap para Nabi. Mereka ini hanya menuruti hawa nafsu. Lalu Allah Ta’ala mengingatkan bahwa Dia telah menurunkan al-Kitab kepada Musa, yaitu Taurat. Tetapi orang-orang Yahudi itu mengubah, menukar, dan melanggar perintah-Nya. Sepeninggal Musa, Allah mengutus para Rasul dan Nabi yang menjalankan hukum berdasarkan syari’at-Nya, sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh Nabi-nabi yang menyerahkan diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. ” (QS. Al-Maa-idah: 44). Ayat 84 – 88 masih terkait dengan pelanggaran Bani Israel terhadap janji-janji mereka dengan Allah. Di antaranya, tidak boleh membunuh manusia dan mengusir orang dari negeri mereka. Janji-janji ini sudah mereka ikrarkan dan saksikan. Faktanya, mereka tetap saja melakukan kejahatan pembunuhan, mengusir sebagian masyarakat dari negeri mereka dan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Perilaku tersebut mencerminkan bahwa hakikatnya mereka beriman hanya kepada sebagian Kitab (Taurat) dan kafir kepada sebagian lain. Ancaman Allah terhadap mereka ialah kehinaan di dunia dan masuk neraka di akhirat. Allah tidak pernah lalai terhadap apa saja yang dilakukan manusia. Perilaku dan sikap yang dibangun dan dikembangkan Bani Israel itu didasari paham dan karakter materialisme yang menggurita pemikiran, hati dan perasaan mereka. Materialisme inilah rahasia di balik perilaku dan sikap keras Bani Israel yang Allah ungkapkan. Materialisme itulah yang menyebabkan Bani Israel menjual akhirat mereka demi mendapatkan kenikmatan duniawi yang tidak seberapa dibandingkan dengan kebaikan akhirat yang Allah janjikan. Sebagai balasannya, Allah sediakan bagi mereka azab yang amat berat di kahirat dan tidak sedikitpun diberikan keringanan dan pertolongan. Sikap kufur lain yang dilakukan Bani Israel ialah menolak dan membunuh setiap Rasul yang diutus Allah kepada mereka yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka. Penyebabnya, sifat sombong yang ada dalam diri mereka dan menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan yang mereka taati.
SURAH BAQARAH AYAT 84-87
BIS-MIL-LAH-HIR-RAHMAN-NIR-RAHIM'''
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيْثَاقَكُمْ لاَ تَسْفِكُوْنَ دِمَاءَكُمْ وَلاَ تُخْرِجُوْنَ أَنْفُسَكُم مِّنْ دِيَارِكُمْ ثُمَّ أَقْرَرْتُمْ وَ أَنْتُمْ تَشْهَدُوْن-ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلاَءِ تَقْتُلُوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَ تُخْرِجُوْنَ فَرِيْقاً مِّنْكُمْ مِّنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُوْنَ عَلَيْهِمْ بِالْإِثْمِ وَ الْعُدْوَانِ وَ إِنْ يَأتُوْكُمْ أُسَارَى تُفَادُوْهُمْ وَ هُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَ تَكْفُرُوْنَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّوْنَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَ مَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْن-أُولَئِكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآَخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنْصَرُوْ-وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ ۖ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَىٰ أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ.
Wa ‘iz ‘akhaznaa Miisaaqakum laa tasfikuuna dimaaa ‘akum wa laa tukhrijuuna ‘anfusakum min – diyaarikum; summa ‘aqrartum wa ‘antum tash – haduun. 85.Summa ‘antum haaa –‘ulaaa – ‘i taq – tuluuna ‘anfusa kum wa tukhrijunna fariiqamminkum – min – diyaarihim; ta– zaaharuuna ‘alayhim – bil – ismil wal – ‘udwaan; wa ‘iny – yatuu – kum ‘usaaraa tufaaduuhum wa huwa muharramun ‘alaykum ikhraajuhum . ‘Afa – tu' – minuu nabiba' – dil – Kitaabi wa takfu–ruuna bi – ba'?: Famaa jazaaa –‘ u many – yaf – ‘alu zalalika minkum ‘illaa khiz – yun fil – ha – yaatid – dunyaa? Wa Yaw – mal Qiyaamati yuradduuna ‘ilaaa ‘ashaddil – ‘azaab. Wa mal – laahu bi – gaafilin ‘ammaa ta' – maluum. 86.‘Ulaaa – ‘ikallazii – nashtara Wul – hayaatad – Dunyaa bil ‘Aa – khirati falaa yukhaffafu ‘an – humul – ‘azaabu wa laa hum yunsaruun . 87.Walaqad ‘aataynaa Muusal – Kitaaba wa qaffaynaa mim – ba' – dihii birrusul wa aaataynaa ‘Iisabna – Maryamal Bayyi – naati wa ‘ayyadnaahu bi – ruu – hil – qudus. ‘Afa – kullamaa jaaa – ‘akum Rasuulum bimaa laa tahwaa ‘ anfusukumus ‘ takbartum? Fa - fariiqan kazzabtum wa fariqan taqtuluun?
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): Kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung balamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhi) sedang kamu mempersaksikannya.” (QS. Al-Baqarah: 84) Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan darimu dari kampung halamannya, kamu bantu-membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakab kamu beriman kepada sebagian dari al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian darimu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada bari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengab dari apa yang kamu perbuat. (QS. Al-Baqarah: 85) Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong. (QS. Al-Baqarah: 86) “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan al-Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada ‘Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombongkan diri, maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” (QS. Al-Baqarah: 87)
Semua janji dan sumpah yang diikrarkan Bani Israil sebagaimana disebut dalam ayat 83 dan 84 di atas, mereka langgar. Kenyataan sejarah antara dua suku Yahudi di Madinah, yaitu Bani Quraizah dan Bani Nadir selalu berperang. Tetapi jika ada orang Yahudi di antara kedua suku itu tertawan oleh suku lain, misalnya oleh suku Aus sekutu Bani Quraizah atau suku Khazraj sekutu Bani Nadir, mereka bersatu menebusnya. Allah mengecam orang-orang Yahudi pada zaman Rasulullah di Madinah dan apa yang mereka alami karena peperangan dengan kaum Aus dan Khazraj. Kaum Aus dan Khazraj adalah kaum Anshar, yang pada masa Jahiliyah mereka menyembah berhala. Di antara mereka terjadi banyak peperangan, kaum Yahudi Madinah terbagi menjadi tiga kelompok: Bani Qainuqa’ dan Bani Nadhir menjadi sekutu kaum Khazraj, dan Bani Quraidhah yang menjadi sekutu kaum Aus. Apabila perang meletus, masing-masing kelompok bersama sekutunya saling menyerang. Orang Yahudi membantai musuh-musuhnya, bahkan ada orang Yahudi yang membunuh orang Yahudi dari kelompok lain. Padahal menurut ajaran mereka, yang demikian itu merupakan suatu hal yang diharamkan bagi mereka dan telah tertuang di dalam kitab mereka. Kelompok yang satu mengusir kelompok yang lain sambil merampas harta kekayaan dan barang-barang berharga. Kemudian apabila peperangan usai mereka segera melepaskan tawanan kelompok yang kalah sebagai bentuk pengamalan hukum Taurat. Oleh karena itu Allah berfirman: a fa tu’minuuna bi ba’dlil kitaabi wa takfuruuna bi ba’dlin (“Apakah kamu beriman kepada sebagian al-Kitab [Taurat] dan inkar terhadap sebagian lainnya.”) dan firman-Nya juga: wa idz akhadnaa miitsaaqakum laa tasfikuuna dimaa-akum wa laa tukhrijuuna anfusakum min diyaarikum (“[ingatlah] ketika Kami mengambil janji darimu, yaitu: kalian tidak akan menumpahkan darah [membunuh orang] dan kamu tidak akan mengusir diri kamu dari kampung halaman kamu”). Artinya, sebagian kalian tidak diperbolehkan membunuh sebagian yang lain, tidak boleh juga mengusirnya, sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Maka bertaubatlah kepada Rabb yang menjadikanmu dan bunuhlah dirimu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu di sisi Rabb yang menjadikanmu. ” (QS. Al-Baqarah: 54) Menurut Ibnu Abbas, di antara mukjizatnya itu adalah menghidupkan orang mati, membuat bentuk seekor burung dari tanah lalu ditiupkan padanya roh sehingga benar-benar menjadi burung dengan seizin Allah, menyembuhkan orang sakit, dan mampu memberitahu hal-hal yang bersifat ghaib, dan diperkuat dengan Ruhul Qudus, yaitu jibril as. Semuanya itu merupakan bukti yang menunjukkan kepada mereka kebenaran apa yang dibawa oleh `Isa. Namun meski begitu, Bani Israil semakin gencar mendustakannya. Kedengkian dan keingkaran mereka pun semakin parah, disebabkan mereka menyelisihi sebagian isi Taurat. Sebagaimana firman-Nya tentang `Isa: “Dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Rabbmu.” (QS. Ali Imraan: 50).
Hal itu karena pemeluk satu agama adalah seperti satu tubuh, sebagaimana disabdakan Rasulullah “Perumpamaan orang mukmin dalam cinta mencintai, kasih mengasihi, dan sayang menyayangi adalah laksana satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakit dengan demam dan tidak dapat tidur.” (Muttafaq ‘alaih) Allah telah mencap Bani Israil dengan sifat melampaui batas, ingkar, melanggar perintah, dan sombong terhadap para Nabi. Mereka ini hanya menuruti hawa nafsu. Lalu Allah Ta’ala mengingatkan bahwa Dia telah menurunkan al-Kitab kepada Musa, yaitu Taurat. Tetapi orang-orang Yahudi itu mengubah, menukar, dan melanggar perintah-Nya. Sepeninggal Musa, Allah mengutus para Rasul dan Nabi yang menjalankan hukum berdasarkan syari’at-Nya, sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh Nabi-nabi yang menyerahkan diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. ” (QS. Al-Maa-idah: 44). Ayat 84 – 88 masih terkait dengan pelanggaran Bani Israel terhadap janji-janji mereka dengan Allah. Di antaranya, tidak boleh membunuh manusia dan mengusir orang dari negeri mereka. Janji-janji ini sudah mereka ikrarkan dan saksikan. Faktanya, mereka tetap saja melakukan kejahatan pembunuhan, mengusir sebagian masyarakat dari negeri mereka dan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Perilaku tersebut mencerminkan bahwa hakikatnya mereka beriman hanya kepada sebagian Kitab (Taurat) dan kafir kepada sebagian lain. Ancaman Allah terhadap mereka ialah kehinaan di dunia dan masuk neraka di akhirat. Allah tidak pernah lalai terhadap apa saja yang dilakukan manusia. Perilaku dan sikap yang dibangun dan dikembangkan Bani Israel itu didasari paham dan karakter materialisme yang menggurita pemikiran, hati dan perasaan mereka. Materialisme inilah rahasia di balik perilaku dan sikap keras Bani Israel yang Allah ungkapkan. Materialisme itulah yang menyebabkan Bani Israel menjual akhirat mereka demi mendapatkan kenikmatan duniawi yang tidak seberapa dibandingkan dengan kebaikan akhirat yang Allah janjikan. Sebagai balasannya, Allah sediakan bagi mereka azab yang amat berat di kahirat dan tidak sedikitpun diberikan keringanan dan pertolongan. Sikap kufur lain yang dilakukan Bani Israel ialah menolak dan membunuh setiap Rasul yang diutus Allah kepada mereka yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka. Penyebabnya, sifat sombong yang ada dalam diri mereka dan menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan yang mereka taati.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan