TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
SURAH MARIAM 61-63
“Yaitu surga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh Yang Mahapemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati. (QS. 19:61) Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rizkinya di surga itu tiap pagi dan petang. (QS. 19:62) Itulah surge yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa. (QS. 19:63)” (Maryam: 61-63)
Allah berfirman bahwa surga yang akan dimasuki oleh orang-orang yang bertaubat dari dosa-dosa mereka adalah surga ‘Adn. Artinya tempat tinggal yang dijanjikan oleh ar-Rahman terhadap hamba-hamba-Nya melalui alam ghaib adalah merupakan perkara ghaib yang harus mereka imani dan mereka tidak melihatnya. Hal tersebut karena sangat yakin dan kuatnya keimanan mereka. Firman-Nya: kaana wa’duHuu ma’tiyyan (“Sesungguhnya janji Allah itu pasti ditepati,”)
merupakan penguat tercapainya, mantap dan kokohnya hal tersebut. Karena Allah tidak menyalahi janji dan tidak akan merubahnya. Seperti firman-Nya: kaana wa’duHuu maf’uulan (“Sesungguhnya janji Allah itu pasti terlaksana,”) pasti terjadi. Firman-Nya di sini yaitu para hamba akan menuju pada-Nya dan akan mendatangi-Nya. Di antara mereka ada ulama yang berpendapat bahwa bermakna yang mendatangi. Karena setiap apa yang datang kepadamu, maka pasti engkau mendapatkannya. Firman-Nya: laa yasma’uuna fiiHaa laghwan (“Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga,”) yaitu di dalam surga tidak terdapat perkataan sia-sia yang tidak memiliki makna, tidak seperti di dunia.
Firman-Nya: illaa salaaman (“Kecuali ucapan salam,”) adalah pengecualian (istitsna mungathi’) Seperti firman-Nya: “Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.” (QS. Al-Waaqi’ah: 25-26) Firman-Nya: wa laHum rizquHum fiiHaa bukrataw wa ashiyyan (“Bagi mereka rizkinya di surga itu tiap pagi dan petang,”) yaitu di waktu yang sama dengan waktu pagi dan sore. Di sana tidak ada malam dan tidak ada siang, akan tetapi mereka berada pada waktu-waktu yang silih berganti yang berlalunya waktu itu mereka ketahui melalui cahaya dan sinar.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya kelompok pertama yang memasuki surga itu, rupa mereka adalah bagaikan bulan purnama, mereka tidak meludah, tidak beringus dan tidak buang air besar. Sisir dan bejana-bejana mereka dari emas dan perak dan perapiannya adalah dari tangkai dupa harum dan keringat mereka berbau misik. Setiap satu orang di antara mereka memiliki dua orang isteri-isteri yang sumsum-sumsum betis keduanya dapat terlihat dari balik daging luarnya dikarenakan sangat indahnya, tidak ada perselisihan dan tidak juga saling membenci.
Hati-hati mereka tertuju untuk seorang laki-laki saja. Mereka bertasbih kepada Allah di waktu pagi dan petang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Firman-Nya: tilkal jannatul latii nuuritsu min ‘ibaadinaa man kaana taqiyyan (“Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.”) Yaitu surga yang telah Kami sifatkan dengan sifat-sifat yang besar ini adalah surga yang akan Kami wariskan untuk hamba-hamba Kami yang bertakwa. Mereka adalah orang-orang yang taat kepada Allah di waktu lapang dan di waktu sempit. Mereka mampu menahan amarah dan memaafkan orang lain. Sebagaimana Allah berfirman di awal surat al-Mu’minuun: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal int tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Mu’minuun: 1-11)
SURAH MARIAM 61-63
“Yaitu surga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh Yang Mahapemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati. (QS. 19:61) Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rizkinya di surga itu tiap pagi dan petang. (QS. 19:62) Itulah surge yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa. (QS. 19:63)” (Maryam: 61-63)
Allah berfirman bahwa surga yang akan dimasuki oleh orang-orang yang bertaubat dari dosa-dosa mereka adalah surga ‘Adn. Artinya tempat tinggal yang dijanjikan oleh ar-Rahman terhadap hamba-hamba-Nya melalui alam ghaib adalah merupakan perkara ghaib yang harus mereka imani dan mereka tidak melihatnya. Hal tersebut karena sangat yakin dan kuatnya keimanan mereka. Firman-Nya: kaana wa’duHuu ma’tiyyan (“Sesungguhnya janji Allah itu pasti ditepati,”)
merupakan penguat tercapainya, mantap dan kokohnya hal tersebut. Karena Allah tidak menyalahi janji dan tidak akan merubahnya. Seperti firman-Nya: kaana wa’duHuu maf’uulan (“Sesungguhnya janji Allah itu pasti terlaksana,”) pasti terjadi. Firman-Nya di sini yaitu para hamba akan menuju pada-Nya dan akan mendatangi-Nya. Di antara mereka ada ulama yang berpendapat bahwa bermakna yang mendatangi. Karena setiap apa yang datang kepadamu, maka pasti engkau mendapatkannya. Firman-Nya: laa yasma’uuna fiiHaa laghwan (“Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga,”) yaitu di dalam surga tidak terdapat perkataan sia-sia yang tidak memiliki makna, tidak seperti di dunia.
Firman-Nya: illaa salaaman (“Kecuali ucapan salam,”) adalah pengecualian (istitsna mungathi’) Seperti firman-Nya: “Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.” (QS. Al-Waaqi’ah: 25-26) Firman-Nya: wa laHum rizquHum fiiHaa bukrataw wa ashiyyan (“Bagi mereka rizkinya di surga itu tiap pagi dan petang,”) yaitu di waktu yang sama dengan waktu pagi dan sore. Di sana tidak ada malam dan tidak ada siang, akan tetapi mereka berada pada waktu-waktu yang silih berganti yang berlalunya waktu itu mereka ketahui melalui cahaya dan sinar.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya kelompok pertama yang memasuki surga itu, rupa mereka adalah bagaikan bulan purnama, mereka tidak meludah, tidak beringus dan tidak buang air besar. Sisir dan bejana-bejana mereka dari emas dan perak dan perapiannya adalah dari tangkai dupa harum dan keringat mereka berbau misik. Setiap satu orang di antara mereka memiliki dua orang isteri-isteri yang sumsum-sumsum betis keduanya dapat terlihat dari balik daging luarnya dikarenakan sangat indahnya, tidak ada perselisihan dan tidak juga saling membenci.
Hati-hati mereka tertuju untuk seorang laki-laki saja. Mereka bertasbih kepada Allah di waktu pagi dan petang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Firman-Nya: tilkal jannatul latii nuuritsu min ‘ibaadinaa man kaana taqiyyan (“Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.”) Yaitu surga yang telah Kami sifatkan dengan sifat-sifat yang besar ini adalah surga yang akan Kami wariskan untuk hamba-hamba Kami yang bertakwa. Mereka adalah orang-orang yang taat kepada Allah di waktu lapang dan di waktu sempit. Mereka mampu menahan amarah dan memaafkan orang lain. Sebagaimana Allah berfirman di awal surat al-Mu’minuun: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal int tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Mu’minuun: 1-11)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan