Sabtu, 16 Jun 2018

AYAT 37-38


TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
Tafsir surah mariam ayat 37-38
          Bismillahir-rahman-nir-rahim Quran, Surah Maryam, Ayat 37 Fakh talafal ahza_bu mim bainihim fawailul lil lazina kafaru_ mim mashadi yaumin 'azhim Quran, Surah Maryam, Ayat 38 Asmi'bihim wa abshir yauma ya'tu_nana_ la_kiniz zha_limu_nal yauma fi dhala_lim mubin Quran, Surah Maryam, Ayat 39 Wa andzirhum yaumal hasrati idz qudhiyal amr wa hum fi ghaflatiw wahum la_ yu'minu_n Quran, Surah Maryam, Ayat 40 In na_ nahnu naritsul ardha wa man alaiha_ wa ilaina_ yurja'u_n

Dari ayat 37-40 allah menjelaskan bahwasanya pada hari mereka datang menghadap ke hadapan Mahkamah Agung ilahi itu pen­dengaran mereka menjadi sangat nyaring dan penglihatan mereka menjadi sangatlah terang: sehingga bunyi detik sedikit halus pun kedengaran dan barang yang kecil tersembunyi pun nampak dengan jelas. Sebagaimana ter­sebut juga pada ayat 22 dari Surat 50, Qaaf. bahwasanya meskipun di kala hidup di dunia semua dipandang enteng dan diremehkan belaka, dipandang perkara kecil, namun kelak akan datang masanya di hadapan Mahkamah Ilahi, segala penghalang penglihatan itu akan dibukakan oleh Tuhan, sehingga peng­lihatan mata itu jadi sangat tajam.

Maka kelihatanlah segala kesalahan masa lampau sampai kepada yang sekecil kecilnya. Artinya bahwa berfikir menjadi sihat! Yang salah, terang salah! Yang benar, terang benar. Tetapi apalah hendak dikata, keadaan tidak dapat dibalikkan ke belakang lagi.Lalu Rasulullah mem­baca ayat 39 ini: "Dan ancamkanlah kepada mereka hari penyesalan itu, ketika telah diputuskan perkara, karena mereka lalai dan mereka tidak beriman!" Lalu Rasulullah memberi isyarat dengan tangannya menyambung bicaranya: "Ahli dunia telah dilalaikan oleh dunianya."

Tersebutlah pula dalam suatu tafsiran dari Ibnu Abbas yang selalu diulang-­ulangkan kepada kami seketika mentafsirkan ayat ini, oleh guru kami Syaikh Abdulkarim Amrullah bahwa di hari penyesalan itu bukan saja orang yang ber­buat kebajikan yang merasa menyesal. Bahkan orang yang berbuat baik pun merasa menyesal, melihat betapa besar ganjaran dan pahala yang diberikan Tuhan! Dia menyesali diri mengapa hanya sekian saja yang dikerjakannya, padahal kalau dia mau, dia sedianya sanggup berbuat baik lebih banyak dari itu. Kemudian, sebagai penutup dari bahagian ini, bersabdalah Allah:

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

 Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

 فَاخْتَلَفَ الْأَحْزابُ مِنْ بَيْنِهِمْ فَوَيْلٌ لِلَّذينَ كَفَرُوا مِنْ مَشْهَدِ يَوْمٍ عَظيمٍ َ ( 37)
Maka berselisihlah golongan-golongan itu diantara mereka , maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang kafir dari persaksian hari yang hebat itu kelak .
 أَسْمِعْ بِهِمْ وَ أَبْصِرْ يَوْمَ يَأْتُونَنا لكِنِ الظَّالِمُونَ الْيَوْمَ في‏ ضَلالٍ مُبينٍ (38)
Alangkah terang mereka men­dengar dan melihat, pada hari mereka akan datang kepada Kami itu. Namun orang orang yang aniaya pada hari sekarang pun, di dalam kesesatan yang nyata (39)
. وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman. (40).
 إِنَّا نَحْنُ نَرِثُ الْأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا وَإِلَيْنَا يُرْجَعُونَ
Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan. Menurut suatu riwayat dari Abdullah bin Mas'ud, sebenarnya bagi setiap orang yang mendurhakai Allah dan kufur itu, sudah disediakan rumah buat mereka dalam syurga. Tetapi karena kedurhakaan kepada Tuhan, rumah itu tak sempat mereka diami, karena mereka dimasukkan ke dalam neraka. Alangkah menyesal! Maka se­telah perkara diputuskan bahwa orang itu akan dimasukkan ke dalam neraka, bahwasanya rumah telah disediakan buat dia di syurga itu diterangkan juga kepadanya. Apa sebabnya jadi demikian? Ujung ayat mengatakan:

Di dalam ash-Shahihain pula, bahwa Rasulullah bersabda: “Tidak ada yang lebih sabar dalam mendengar keburukan daripada Allah. Karena, mereka menjadikan anak untuk-Nya, akan tetapi Dia tetap memberi rizki dan mensejahterakan mereka.” “Sesungguhnya Allah menangguhkan (adzab) kepada orang yang zhalim, hingga apabila Dia menindaknya/mengadzabnya, maka Dia tidak akan melepaskannya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Kemudian Rasulullah membaca: ‘Rabbmu, apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.’” (QS. Huud : 102) Allah berfirman: wa ka-ayyim min qoryatin amlaitu laHaa wa Hiya dhaalimatun tsumma akhadztuHaa wa ilayyal mashiir (“Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan [adzab-Ku] kepadanya, yang penduduknya berbuat dhalim, kemudian Aku adzab mereka, dan hanya kepada-Kulah kembalinya [segala sesuatu].” (QS. Al-Hajj: 48).

Untuk itu, di dalam ayat ini Allah berfirman: fa wailul lilladziina kafaruu mim masy-Hadi yaumin ‘adhiim (“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar.”) yaitu hari Kiamat. Tercantum dalam hadits shahih yang telah disepakati keshahihannya dari `Ubadah bin ash-Shamit, ia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang haq) kecuali Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, `Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, kalimat-Nya yang diletakkannya kepada Maryam dan ruh dari-Nya.

Surga itu haq dan neraka itu haq, niscaya Allah akan memasukkannya kedalam surga sesuai dengan amalnya.” dalam ayat ini allah azawajallamenceritakan tentang berbagailah perselisihan ahlul-kitab tentang kelahiran Nabi Isa itu, sejak dahulu sampai sekarang. Sampai sebagai telah kita sebutkan di atas tadi Raja negero Romawi, Kaisar Costantin mengumpulkan pendeta-pendeta yang disuruh musyawarat bersama-sama, yang banyaknya sampai 2170. Macam-­macamlah pendapat yang keluar; segolongan berkata bahwa di antara Allah dengan Almasih seibarat persatuan api dengan besi seketika sudah sangat panas. Sebahagian berkata bahwa di antara Allah bersatu dengan Almasih laksana lautan dengan ombak, 100 berkata lain, 70 berkata lain pula. 50 ber­beda pula dengan yang 100 dan dengan yang 70, dan yang 160 lain pula. Akhirnya terdapatlah yang sefaham hanya 300 orang, ditambah dengan 8 orang yang mula-mulanya ragu-ragu . Dan Kaisar Costantin mendengarkan mereka itu berbincang dengan sangat hati-hati. Sedang baginda adalah se­orang raja yang masih melekat dalam dirinya faham agama orang Romawi Kuno, dan banyak terpengaruh oleh filsafat. Lalu akhirnya mengambil pen­dirian yang condong kepada yang 300 itu, yaitu bahwa "Tuhan" itu terdiri dari tiga oknum; "Allah Bapa, Allah Putera (itulah Isa Almasih) dan Allah Ruhul-Qudus", yang kadang-kadang merupakan dirinya sebagai burung merpati.

 Tiga oknum itu, meskipun tiga hendakiah dipercayai bahwa dia itu sebenarnya adalah satu jua. Ujung ayat ini membayangkan bahwa akan datanglah sesuatu zaman, bahwa kebenaran dari pokok kepercayaan ini akan diuji oleh pergantian masa. Kian lama kian naiklah kecerdasan manusia , maka kian lama kian hilanglah pamor dari kepercayaan yang tidak masuk akal itu. Sehingga banyaklah orang yang melawan dan menantangnya. Banyaklah orang yang membelakangi agama, karena menyangka bahwa ajaran agama tidak lain daripada ajaran yang bodoh tak masuk akal. Lebih-lebih dalam abad keduapuluh ini, sehingga di Eropa dan Amerika sendiri kian mundurlah perhatian orang kepada agama seperti itu, bahkan orang lebih suka hidup dalam kesesatan karena muak dan bosan. Maka kelihatanlah peradaban dunia sekarang ini telah terlepas sama­sekali kendalinya dari tangan agama yang selama ini disangka jadi anutan dari bangsa-bangsa itu, padahal telah lama mereka belakangi. Dan di akhirat kelak akan diperhitungkanlah ajaran yang samasekali bukan berasal dari Allah dan bukan dari ajaran Isa Almasih itu di hadapan Tuhan, sebagaimana tersebut di akhir Surat 5, al-Maidah, ayat 116 sampai 120. (Tafsir Juzu' 7). Maka tersebutlah dalam sebuah Hadis yang Shahih, diterima riwayatnya daripada Sahabat Rasulullah s.a.w. yang bernama `Ubbadah bin Shamit, di­sampaikan oleh Bukhari dan Muslim (Muttafaq `alaihi) demikian bunyinya: "Barangsiapa yang naik saksi bahwa "Tidak ada suatu Tuhan pun melain­kan Allah, yang berdiri sendinNya dan tidak ada sekutu bagiNya, dan bahwa Muhammad adalah hambaNya dan utusanNya. dan bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusanNya dan kalimatNya yang didatangkanNya kepada Maryarn, dan Roh daripadaNya, dan bahwa syurga itu adalah benar dan neraka pun adalah benar" akan dimasukkan dia oleh Allah ke syurga dengan amal yang ada padanya. Berkata Ibnu Abi Hatim, bahwa Hadbah bin Khalid al-Qisi, menyebutkan, bahwa dia menerima berita dari Hazm bin Abu Hazm al-Qath'i. Dia ini berkata: "Berkirim suratlah Umar bin Abdul Aziz kepada Abdulhamid bin Abdurrahman, Walinya di negeri Kaufah, demikian di antara isinya; "Amma Ba'du. Sesungguhnya Allah telah menuliskan untuk seluruh makhlukNya ini seketika mereka Dia ciptakan, bahwa mereka mesti mati. Maka Dia pun menjadikan akhir perjalanan hidup mereka ialah penuju Dia. Dan Dia bersabda di dalam kitabNya Yang Benar, yang dipeliharaNya dalam ilmuNya dan disaksikan oleh malaikat-malaikatNya: "Sesungguhnya Kamilah yang mewarisi bumi dan siapa pun yang ada di dalamnya, dan kepada Kamilah mereka akan dikembalikan ."

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN