Ahad, 15 April 2018

AYAT 187-189


TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK',
    SURAH ALI-IMRAN AYAT 187-189

       Ayat 187-189: Menerangkan tentang pengambilan perjanjian dari Ahli Kitab, dan bagaimana mereka melempar janji itu ke belakang punggung mereka Ayat 187

   Wa iz akhazalla_hu misa_qal lazina u_tul kita_ba latubayyinunnahu_ linna_si wa la_ taktumu_nah(u_), fanabazu_hu wara_'a zuhu_rihim wasytarau bihi samanan qalila_(n), fabi'sa ma_ yasytaru_n(a). 3:188 Ayat 188 Quran, Surah Al-i'Imran, Ayat 188 La_ tahsabannal lazina yafrahu_na bima_ atau wa yuhibbu_na ay yuhmadu_ bima_ lam yaf'alu_ fala_ tahsabannahum bimafa_zatim minal 'aza_b(i), wa lahum'aza_bun alim(un). 3:189 Ayat 189 Quran, Surah Al-i'Imran, Ayat 189 Wa lilla_hi mulkus sama_wa_ti wal ard(i), walla_hu 'ala_ kulli syai'in qadir(un).

 وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلا فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ (١٨٧)لا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوْا وَيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِنَ الْعَذَابِ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (١٨٨) وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١٨٩

    Terjemah Surat Ali Imran Ayat 187-189 187. Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu), "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya[9]," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka[10] dan menukarnya dengan harga yang murah[11]. Amat buruk tukaran yang mereka terima.188.[12] Janganlah sekali-kali kamu mengira hahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan[13] dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan[14], jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari siksa. Mereka akan mendapat siksa yang pedih[15].189. Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu[16].
       [9] Di antara keterangan yang disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.[10] Yakni tidak mengamalkannya. 11] Yakni dengan kesenangan dunia, seperti menginginkan kedudukannya diangkat atau memperoleh harta. Sehingga mereka berani menyembunyikan ilmu yang mereka ketahui.[12] Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu 'anhu, bahwa beberapa orang munafik di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar berperang, mereka tidak ikut dan merasa senang tidak berangkat meninggalkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
     Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pulang, mereka mengemukakan alasan dan mereka senang jika dipuji terhadap hal yang tidak mereka lakukan, maka turunlah ayat, "Laa tahsabannalladziina yafrahuuna…dst." Imam Bukhari meriwayatkan dari 'Alqamah bin Waqqas, bahwa Marwan berkata kepada penjaga pintunya, "Pergilah wahai Raafi' kepada Ibnu Abbas, katakan kepadanya, "Jika setiap orang senang dengan apa yang diberikan dan senang dipuji dalam hal yang tidak dilakukannya akan diazab, tentu kita semua akan diazab." Ibnu Abbas berkata, "Apa hubungan kamu dengan ayat ini! Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengajak orang-orang Yahudi dan menanyakan kepada mereka tentang sesuatu, lalu mereka menyembunyikannya, dan mereka memberitakan dengan yang selainnya, lalu saya melihat mereka ingin dipuji terhadap berita yang mereka sampaikan dan mereka senang dengan sikap mereka menyembunyikan." Lalu Ibnu Abbas membacakan ayat, "Wa idz akhadzallahu miitsaaqalladziina utul kitaab…." Sampai "Yafrahuuna bimaa atau wa yuhibbuuuna ay yuhmaduu bimaa lam yaf'aluu…"
             (Ali Imran: 187-188) [13] Berupa menyesatkan manusia, atau mengerjakan perbuatan dan perkataan buruk.[14] Padahal mereka tidak mengerjakan kebaikan dan tidak menegakkan kebenaran. Dengan demikian, mereka menggabung antara mengerjakan keburukan, senang terhadapnya dan suka dipuji terhadap sesuatu yang mereka tidak melakukannya. [15] Termasuk ke dalam ayat ini adalah Ahli Kitab yang bergembira dengan ilmu yang ada pada mereka, namun mereka tidak mengikuti rasul dan menyangka bahwa sikap mereka benar. Demikian juga orang yang mengadakan bid'ah baik berupa ucapan maupun perbuatan, lalu ia bergembira dengannya dan mengajak manusia kepada perbuatan bid'ah itu serta menyangka bahwa diri mereka benar, sedangkan yang lain salah. Ayat di atas juga menunjukkan bahwa orang yang senang mendapat pujian karena kebaikannya dan mengikuti yang hak, jika maksudnya bukan riya' dan sum'ah, maka tidaklah tercela. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim 'alaihis salam pernah berdoa, "Dan Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian." (Terj. Asy Syu'araa: 84) [16] Dia bertindak terhadap semua yang ada di langit dan di bumi dengan kuasa-Nya yang sempurna, sehingga tidak ada satu pun makhluk yang dapat menolak ketetapan-Nya dan tidak ada satu pun makhluk yang dapat melemahkan-Nya. Di antara kekuasaan-Nya juga adalah dengan menyiksa orang-orang kafir dan menyelamatkan orang-orang mukmin.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN