TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
JILIK 4=SURAH AL-KAHFFI;''
(Ayat:27-31) menceritakan azab yang bakal di terima oleh pendust tentang kalimat kalimat yang di turunkan keatas nabi nabi sebelum muhamat dan mereka mengubah mengikut keingginan hawa nafsu mereka dan dalam neraka kelak.,mereka akan bersama sama orang kafir dalam keadaan terhina dan tersiksa,.,..,sebagai mana firman allah ; Bismillahir-rahman-nir-rahim'''; 27. Waotlu ma oohiyailayka min kitabi rabbika la mubaddila likalimatihi walantajida min doonihi multahadan28. Waisbir nafsaka maAAa allatheenayadAAoona rabbahum bialghadatiwaalAAashiyyi yureedoona wajhahuwala taAAdu AAaynaka AAanhum tureedu zeenata alhayatialddunya wala tutiAAman aghfalna qalbahu AAan thikrina waittabaAAa hawahu wakana amruhu furutan29. Waquli alhaqqu min rabbikum faman shaa falyu/min waman shaafalyakfur inna aAAtadna lilththalimeenanaran ahata bihim suradiquha wa-in yastagheethooyughathoo bima-in kaalmuhliyashwee alwujooha bi/sa alshsharabuwasaat murtafaqan30. Inna allatheena amanoo waAAamiloo alssalihati inna la nudeeAAuajra man ahsana AAamalan31. Ola-ika lahum jannatu AAadnin tajree min tahtihimual-anharu yuhallawna feeha min asawira min thahabinwayalbasoona thiyaban khudranmin sundusin wa-istabraqin muttaki-eena feeha AAala al-ara-ikiniAAma alththawabu wahasunatmurtafaqan -[sadaqallahulazim]
وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا (27)وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا (28)وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا (29)إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا (30) أُولَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا (31)
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Rabb-mu (al-Qur’an). Tidak ada (seorang pun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain daripada-Nya. (QS. 18:27) Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan petang hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. 18:28)
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.(18-29)Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. (18: 30)Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. (18: 31) Di akhir cerita mengenai Ashabul Kahfi, ayat ini menjelaskan bahwa perkataan yang tidak memiliki dasar sangatlah banyak. Rasulullah diperintahkan untuk menyampaikan wahyu dari Allah Swt kepada masyarakat dan jangan perdulikan perkatan yang lain.“Pertanda orang yang munafiq ada tiga: apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.).Diriwayatkan daripada Abu Hurairah bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda, “Sesiapa yang menipu maka dia bukan dari kalanganku.”Dalam hadis yang lain, Rasulullah s.a.w. bersabda :"Mahukah kamu aku tunjukkan perihal dosa-dosa besar? Kami menjawab: Ya, tentu mahu ya Rasulullah. Rasulullah menjelaskan: Menyengutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua. Oh ya, (ada lagi) Iaitu perkataan dusta." (Riwayat Muttafaq Alaih)Rasulullah SAW bersabda dalam hadis maksudnya:"Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga macam, apabila berkata suka berdusta, apabila berjanji selalu menyalahi dan apabila diberi kepercayaan (amanah) suka khianat". (Riwayat Bukhari dan Muslim).Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,Maka kecelakaan yAng besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah“, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. Para penentang Rasulullah Saw dengan berbagai alasan meminta sejumlah ayat dihapus dan diganti supaya mereka menerimanya. Namun, Rasullah sebagaimana dijelaskan dalam ayat tersebut bertanggung jawab untuk menolak usulan mereka dan mengatakan bahwa al-Quran adalah kalam Allah yang tidak bisa diganti atau dirubah. Jika ada yang hendak melakukannya, maka ia tidak akan selamat dari murka ilahi.:“Agama adalah nasihat bagi Allah, bagi Rasul-Nya, untuk para pemimpin umat Islam dan untuk para orang awamnya.” ( H.R Bukhari)Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik: 1. Al-Quran adalah kalam Allah bukan perkataan manusia. Oleh karena itu, tidak bisa diubah dan tidak mengalami perubahan sedikitpun. 2. Al-Quran adalah kitab langit terakhir, karena itu terbebas dari segala bentuk penyimpangan dan tidak membutuhkan kitab lain. Ayat 28 menolak pemikiran demikian, sekaligus memperingatkan Rasulullah supaya tidak tertipu para pembesar dan saudagar yang mennghendaki Rasulullah menjauhi muslim seperti Abu Dzar dan Salman karena kemiskinannya. Ayat tersebut juga mengingatkan agar tidak merekrut orang karena dunianya maupun orang yang mengikuti hawa nafsunya. Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik: 1. Duduk dan memahami orang-orang miskin sangat sulit. Orang mukmin yang beriman lebih utama dibandingkan orang kafir dan umat Islam harus memiliki perhatian penuh kepada mereka. 2. Saking tingginya ancaman haus dunia bagi para pemimpin masyarakat Islam, sampai-sampai Allah Swt mengingatkan hal tersebut kepada Rasulullah Saw. Saat menjawab permohonan tidak berdasar para saudagar kaya, ayat ini mengungkapkan, orang yang tidak ingin beriman mengungkapkan sejumlah persyaratan. Perkataan yang benar datang dari Allah, barang siapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman dan barang siapa yang ingin kafir maka biarlah ia kafir. Seorang yang beriman dengan sebenar-benarnya keimanan lebih utama dari ribuan kafir yang memberikan berbagai persyaratan untuk keimanannya. Selain itu orang yang tenggelam dalam kerusakan di dunia dan sibuk dengan hawa nafsunya, maka di akhirat berada dalam posisi terburuk, dan makanan serta minuman terburuk menantinya. Jangan melihat posisi mereka di dunia yang pendek usianya ini. Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik: 1. Kekafiran dan keimanan manusia tidak berperan terhadap kebenaran agama. Al-Quran adalah kebenaran, meski seluruh manusia kafir. 2. Meskipun manusia bebas memilih untuk kafir maupun beriman, namun amal setiap orang di dunia dan akhir amat berbeda dan ganjaran kafir adalah api neraka. kepada kaum Kafir yang congkak dan mengikuti hawa nafsunya, ayat ini menyinggung kedudukan orang-orang yang beriman dengan mengatakan, orang-orang miskin dan terpinggirkan di dunia akan mendapatkan posisi terbaik pada Hari Kiamat. Jika hari ini pakaian kebesaran yang mahal yang menjadi kebanggan baginya, maka orang-orang miskin akan mengenakan pakaian kebesaran yang indah pada Hari Kiamat. Namun pakaian kebesaran di dunia tidak bisa dibandingkan dengan akhirat. Hal tersebut diperoleh dengan keimanan dan karunia Allah Swt. Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik: 1. Orang yang beriman kehilangan dunia, karena menjalankan aturan Allah Swt. Karena itu, Allah Swt memberikan ganjaran kepada mukmin di akhirat yang jauh lebih baik dari kenikmatan dunia. 2. Ketika beribadah jangan melakukan hal yang mengurangi pahala dari Allah Swt.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan