Ahad, 11 Februari 2018

AYAT 28-30


TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK;
 Tafsir Ali Imran Ayat 28-30 Ayat 28-30:
Menerangkan tentang larangan berwala’ (memberikan loyalitas) dan berpihak kepada orang-orang kafir baik lahir maupun batin, serta menerangkan tentang pembalasan terhadap amal pada hari Kiamat' sebagai mana firman allah azawajalla

; لا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (٢٨) قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (٢٩) يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (٣٠

 Quran, Surah Al-i'Imran, Ayat 28 La_ yattakhizil mu'minu_nal ka_firina aulaya_'a min du_nil mu'minin(a), wa may yaf'al za_lika fa laisa minalla_hi fi syai'in illa_ an tattaqu_ minhum tuqa_h(tan), wa yuhazzirukumulla_hu nafsah(u_), wa illalla_hil masir(u).Qul in tukhfu_ ma_ fi sudu_rikum au tubdu_hu ya'lamhulla_h(u), wa ya'lamu ma_ fis sama_wa_ti wa ma_ fil ard(i), walla_hu 'ala_ kulli syai'in qadir(un).Yauma tajidu kullu nafsim ma_'amilat min khairim muhdara_w wa ma_ 'amilat min su_'(in), tawaddu lau anna bainaha_ wa bainahu_ amadam ba'ida_(n), wa yuhazzirukumulla_hu nafsah(u_), walla_hu ra'u_fum bil 'iba_d(i). 28.
              Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang-orang kafir sebagai wali[1] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka[2]. Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya[3], dan hanya kepada Allah tempat kembali[4].29. Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu[5] atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya". Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu[6].30.
             Pada hari ketika setiap diri mendapatkan semua kebajikan[7] dihadapkan (di depannya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya[8]. Dia berharap sekiranya ada jarak yang jauh antara dia dengan hari itu[9]. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya[10]. Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Ayat ini merupakan ancaman kepada seluruh orang Mukmin bahwa perbuatan kalian baik buruk maupun baik, tidak akan sirna di alam ini, melainkan tercatat dan tersimpan di sisi Tuhan dan para Malaikat. Pada Hari Kiamat seluruh amal perbuatan itu akan tergambar di depan mata kalian. Oleh karenanya, takutlah dari kemurkaan Tuhan dan jauhilah perbuatan buruk yang suatu waktu menjelma di sisi kalian. Bila itu terjadi kalian sendiri akan muak bau busuknya dan kalian berharap seandainya ada jarak yang jauh memisahkan kalian dan perbuatan kalian.

                        Dari ayat tadi terdapat empat po in pelajar an yang dapat dipetik:1. Menerima segala sesuatu yang menyebabkan dominasi dan kekuasaan orang-orang kafir terhadap Mukminin, adalah haram hukumnya. Mukminin harus menguatkan posisinya, sehingga tidak tersisa jalan bagi musuh untuk mempengaruhi mereka.2. Untuk selamat dari kejahatan orang-orang kafir, menyembunyikan akidah atau berkompromi dengan mereka adalah dibolehkan. Tapi dengan syarat taqiyyah itu tidak menyebabkan musnahnya dasar atau prinsip agama.3. Banyak sekali amal perbuatan yang diminati oleh manusia di dunia, di hari kiamat nanti akan dibenci oleh kita. Untuk itu, sebaiknya kita juga memikirkan masa depan. 4. Tujuan atau alasan di balik ancaman-ancaman Tuhan adalah cinta kasih dan rahmat-Nya. Karena Tuhan menyayangi kita, maka Dia memperingatkan bahaya yang mengancam diri kita. [1] Wali jamaknya auliyaa, yang berarti teman yang akrab, pemimpin, pelindung atau penolong. Termasuk juga mencintai dan membela orang-orang kafir meninggalkan kaum mukmin. Semua ini dilarang. Dalam ayat ini terdapat larangan mengadakan pendekatan dengan orang-orang kafir, berteman akrab dengan mereka, cenderung kepada mereka, memberikan mereka jabatan serta meminta bantuan mereka untuk perkara yang terdapat maslahat bagi kaum muslimin.[2] Misalnya dengan mengadakan hudnah (genjatan senjata), atau menampakkan seakan-akan berwala' dengan mereka di lisan, namun hati tidak setuju. Hal ini dilakukan sebelum Islam berjaya, dan diperuntukkan bagi orang yang tinggal di sebuah negeri sedangkan dia tidak memiliki kekuatan di sana.[3] Oleh karena itu, janganlah mengerjakan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya seperti dengan bermaksiat dan berwala' kepada orang-orang kafir tanpa alasan menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti.[4] Semua makhluk akan kembali kepada Allah untuk dihisab dan diberi pembalasan.[5] Seperti berwala' kepada mereka.[6] Termasuk di antaranya berkuasa menyiksa orang-orang yang berwala' kepada orang-orang kafir. Dalam ayat ini terdapat petunjuk untuk membersihkan hati dan menghadirkan pengetahuan Allah di setiap waktu, sehingga seorang hamba malu kepada Tuhannya jika sampai hatinya dipenuhi pikiran rusak, bahkan seharusnya ia menyibukkan pikirannya untuk hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah seperti mentadabburi ayat-ayat-Nya, mentadabburi hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mengkaji suatu ilmu yang bermanfaat, memikirkan makhluk ciptaan Allah atau menasehati hamba-hamba Allah. [7] Kebajikan atau dalam bahasa Arab disebut Al Khair, adalah nama untuk semua perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, berupa amal-amal shalih baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang besar maupun yang kecil.[8] Untuk diberikan balasan.[9] Hal ini disebabkan penyesalan dan kesedihan yang mendalam. Ayat ini sama seperti ayat-ayat berikut: "Supaya tidak ada ada orang yang mengatakan, "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah….dst." (Terj. Az Zumar: 56)"Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah." (Terj. An Nisaa': 42)Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul".---Kecelakaan besarlah bagiku; sekiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). (Terj. Al Furqan: 27-28) "Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat ". (Terj. Az Zukhruf: 38)Jika seseorang mengetahui hal seperti ini, tentu ia akan meninggalkan syahwat dan hawa nafsunya di dunia ini meskipun berat meninggalkannya daripada merasakan kesukaran-kesukaran dan menanggung penderitaan yang sangat berat dipikul pada hari itu. Akan tetapi, karena kezaliman dan kebodohan dalam dirinya, ia tidak melihat selain perkara yang dilihatnya langsung, ia tidak memiliki akal yang sempurna untuk memperhatikan akibat di belakang, sehingga dirinya berani berani berbuat maksiat dan meninggalkan perintah.Ya Allah, bimbinglah kami dalam meniti hidup ini agar tetap istiqamah di atas jalan-Mu.[10] Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengulangi lagi peringatan ini karena sayang kepada kita, agar masa yang panjang tidak membuat hati kita keras dan agar kita memiliki rasa raja' (berharap) dengan beramal shalih serta khauf (takut) sehingga meninggalkan maksiat. Kita meminta kepada Allah agar Dia mengaruniakan kepada kita rasa takut kepada siksa-Nya terus menerus, agar kita tidak melakukan perbuatan yang mendatangkan murka-Nya dan meminta kepada-Nya agar mengaruniakan kepada kita rasa raja' agar kita tidak berputus asas dari rahmat-Nya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN