Isnin, 29 Januari 2018

Ayat 11 ali-imran

TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK JILIK-10,AYAT 11, ALI-IMRAN

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ ۗ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Quran, Surah Al-i'Imran, Ayat 11
     Kada'bi a_li fir'aun(a), wallazina min qablihim, kazzabu_ bi a_ya_tina_ fa akhazahumulla_hu bi zunu_bihim, walla_hu syadidul 'iqa_b(i). (keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (Seperti adat kebiasaan kaum Firaun dan orang-orang sebelum mereka) seperti kaum Ad dan Tsamud (mereka mendustakan ayat-ayat Kami hingga dicelakakan Allah) dibinasakan-Nya (disebabkan dosa-dosa mereka).                       Perkataan ini menafsirkan perkataan yang sebelumnya. (Dan Allah sangat keras siksa-Nya). Ayat berikut turun ketika Nabi saw. menyuruh orang-orang Yahudi masuk Islam sekembalinya dari perang Badar, maka jawab mereka, "Janganlah kamu teperdaya mentang-mentang berhasil membunuh gerombolan Quraisy yang kacau balau dan tidak tahu memegang senjata." Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada para malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. [QS. Ghafir/ 40: 46].
                Berkata asy-Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iriy rahimahullah, “Terdapat pengkhabaran bahwasanya ruh-ruh para pengikut Fir’aun itu akan selalu diperlihatkan neraka kepada mereka setiap pagi dan petang. Hal itu karena keberadaan ruh-ruh mereka itu berada di rongga burung-burung hitam yang berbeda dengan ruh-ruh orang mukmin yang berada di rongga burung-burung hijau yang memakan (makanan) di surga sampai hari kiamat”. [4] Di sini Allah berfirman: innalladziina kafaruu (“Sesungguhnya orang-orang kafir”) yaitu kafir terhadap ayat-ayat Allah dan mendustakan para Rasul-Nya dan menentang Kitab-Nya, mereka tidak mengambil manfaat dari kitab yang diwahyukan kepada para Nabi-Nya; lan tughniya ‘anHum amwaaluHum wa laa aulaaduHum minal llaaHi syai-aw wa ulaa-ika Hum waquudun naar (“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. dan mereka itu adalah bahan Bakar api neraka.”) yakni kayu bakar yang menjadikan api neraka menyala dan berkobar-kobar.                             Sebagaimana yang difirmankan-Nya: innakum wa maa ta’buduuna min duunillaaHi hashabu jaHannama (“Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu ibadahi selain Allah adalah umpan jahanam.”) (al-Anbiyaa’: 98) Firman-Nya: kada’bi aali fir’auna (“[Keadaan mereka] seperti keadaan kaum Fir’aun”) adh-Dhahhak mengatakan dari Ibnu ‘Abbas: “Seperti apa yang dikerjakan oleh pengikut Fir’aun” demikian juga yang diriwayatkan dari ‘Ikrimah, Mujahid, Abu Malik, adh-Dhahhak dan lain-lain. Di antara mereka ada yang mengatakan, “Seperti yang diperbuat oleh pengikut Fir’aun.” Dan ungkapan-ungkapan lainnya yang maknanya tidak jauh berbeda. “Ad-da’bun” atau “ada-abun” sama [wazannya] dengan kata: “naHrun” [sungai] dan kata “naHarun” yang berarti perbuatan, keadaan, perihal, urusan, dan kebiasaan.
                 Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami ibnu Luhai'ah, telah menceritakan kepadaku Ibnul Had, dari Hindun bintil Haris, dari Ummul Fadl (yaitu Ummu Abdullah ibnu Abbas) yang menceritakan: Ketika kami berada di Mekah, maka di suatu malam Rasulullah Saw. bangkit, lalu berseru, "Apakah aku telah menyampaikan, ya Allah, apakah aku telah menyampaikan," sebanyak tiga kali. Maka Umar ibnul Khatlab r.a. bangkit, lalu menjawab, "Ya." Kemudian pada pagi harinya Rasulullah Saw. bersabda, "Islam benar-benar akan menang hingga kekufuran dikembalikan ke tempat asalnya, dan sesungguhnya banyak lelaki yang menempuh laut berkat Islam. Dan benar-benar akan datang suatu masa atas manusia, mereka mempelajari Al-Qur'an dan membacanya, kemudian mereka mengatakan, 'Kami telah membaca dan mengetahui(nya). Maka siapakah orang-orang yang lebih baik daripada kami ini, apakah di antara mereka terdapat kebaikan'?" Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu?" Rasulullah Saw. menjawab," Mereka dari kalangan kalian, tetapi mereka adalah bahan bakar neraka." Atau kata Umru-ul Qais pernah bersya’ir: Yang membuat temanku berhenti di atas kendaraannya karena dia. Mereka berkata: “Janganlah kau hancurkan dirimu karena putus asa, tapi kuatkanlah hatimu. Seperti kebiasaanmu terhadap Ummul Huwairits sebelumnya. Dan budaknya, Ummur Rabab di Ma’sal.” Maknanya (da-bika, dalam sya’ir di atas) adalah, seperti kebiasaanmu terhadap Ummul Huwairits, yaitu ketika engkau menghancurkan dirimu dengan cinta yang kau berikan kepadanya, lalu kamu menangisi rumah dan bekas-bekas yang ditinggalkannya. Sedangkan makna ayat di atas adalah bahwa harta kekayaan dan anak-anak orang-orang kafir itu tidak lagi bermanfaat bagi mereka, bahkan sebaliknya akan menghancurkan dan menyiksa mereka, sebagaimana yang dialami oleh para pengikut Fir’aun dan orang-orang sebelum mereka, yaitu yang mendustakan para Rasul dan apa yang dibawa oleh mereka dari ayat-ayat Allah dan hujjah-hujjah-Nya. Firman-Nya, wallaaHu syadiidul ‘iqaab (“Dan Allah sangat keras siksa-Nya.”) Artinya, hukuman-Nya sangat berat dan siksa-Nya pun sangat pedih, yang tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan tidak ada sesuatu pun yang luput dari-Nya, bahkan Dia berbuat apa raja yang dikehendaki-Nya, Dia telah menundukkan segala sesuatu, tiada Ilah (yang haq) dan tiada Rabb melainkan Dia. Dari Hudzaifah radliyallahu anhu dari NabiShallallahu alaihi wa sallam bercerita, “Pernah terjadi seseorang sebelum kalian berburuk sangka dengan amal perbuatannya. Ia berkata kepada keluarganya, ‘Apabila aku telah mati, maka ambil tindakan kepadaku (yakni di dalam riwayat yang lain, “bakarlah aku”) lalu taburkanlah (abuku) di lautan pada waktu hari panas terik. Kemudian merekapun melakukan (perintahnya). Lalu Allah Subhanahu wa ta’ala mengumpulkannya (kembali jasadnya) lalu berfirman, Apa yang mendorongmu untuk mengerjakan hal itu?”. Ia menjawab, “Tidak ada yang mendorongku untuk melakukannya kecuali karena rasa takut kepada-Mu”. Maka Allahpun mengampuninya. [HR al-Bukhoriy: 6480, 6841].

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN