Isnin, 4 Disember 2017

AYAT 18-25


  • TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK
  • JILIK -5-SURAH YASIN
  • Ayat 18 – 25
  1. Bismillahi-rahmanir-rahim.Qaaloo innaa tataiyarnaa bikum la'il-lam tantahoo lanar jumannakum wa la-yamassan nakum minnaa 'azaabun aleem'Qaaloo taaa'irukum ma'akum; a'in zukkirtum; bal antum qawmum musrifoon;Wa jaaa'a min aqsal madeenati rajuluny yas'aa qaala yaa qawmit tabi'ul mursaleen;Ittabi'oo mal-laa yas'alukum ajranw-wa hum muhtadoon;Wa maa liya laaa a'budul lazee fataranee wa ilaihi turja'oon'A-attakhizu min dooniheee aalihatan iny-yuridnir Rahmaanu bidurril-laa tughni 'annee shafaa 'atuhum shai 'anw-wa laa yunqizoon

  • قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (١٨) قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (*) وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ (٢٠) اتَّبِعُوا مَنْ لا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ (٢١) وَمَا لِيَ لا أَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (٢٢) أَأَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِ آلِهَةً إِنْ يُرِدْنِ الرَّحْمَنُ بِضُرٍّ لا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلا يُنْقِذُونِ (٢٣) إِنِّي إِذًا لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ (٢٤) إِنِّي آمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ

  • “Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami. Utusan-utusan itu berkata: “Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas.” “Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: “Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu”. Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Mengapa aku tidak menyembah (tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan? Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku? Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.”

  • Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan Allah menganggap para rasul sebagai pembawa sial, dan itu adalah anggapan batil.
  • Sesungguhnya kesialan seseorang terletak pada amalannya sendiri, bukan pada dakwah hak yang dilakukan para rasul.
  • Sesungguhnya dosa-dosa dan pendustaan terhadap para rasul dapat menjadi sebab kehancuran dan bencana.
  • Seyogyanya bagi seseorang untuk menggunakan kesempatan sebaik-baiknya dalam hal memberikan peringatan dan menasihati kaumnya.
  • Sesungguhnya diperbolehkan bagi seseorang untuk memberi peringatan sesegera mungkin tanpa muqaddimah jika memang hal itu diperlukan.
  • Anjuran agar berlemah lembut dalam bertutur kata ketika berdakwah pada orang lain, sehingga dia dapat diikuti dan diterima nasihat-nasihatnya.
  • Sesungguhnya para rasul tidak pernah meminta upah apapun dari manusia atas petunjuk dan bimbingan yang mereka berikan.
  • Sesungguhnya wajib atas orang yang berdakwah kepada Allah Swt agar berada di atas bashirah dan di atas ilmu, karena itulah sifat para rasul.
  • Bimbingan untuk ikhlas dalam beribadah kepada Allah Swt.
  • Sesungguhnya segala sesuatu yang disembah adalah tuhan (ilah). Akan tetapi, jika dia berhak untuk diibadahi, maka dia adalah Tuhan yang hak, dan itu tidak berlaku melainkan hanya untuk Allah Swt. Namun jika dia tidak berhak untuk diibadahi, yakni tuhan selain Allah Swt, maka ibadah kepadanya adalah batil dan ketuhanannya juga batil. Hal ini sebagaimana firman Allah, “(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (tuhan) yang haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al-hajj: 62)
  1. Sesungguhnya tidak ada seorangpun yang dapat menyelamatkan orang yang telah Allah kehendaki keburukan padanya.Penjelasan bahwa diantara kesesatan yang paling bahaya dan paling dahsyat adalah seseorang yang menjadikan bersama Allah tuhan-tuhan yang disembah.Sesungguhnya barangsiapa yang mengesakan Allah Swt, maka dia berada di atas hidayah yang nyata, jelas dan terang; karena dia membenarkan fitrah dan membenarkan apa yang dibawa oleh para rasul.Kuatnya kepribadian lelaki tersebut, dimana dia menampakkan di hadapan kaumnya bahwa dia telah beriman. Dia beriman kepada Rabb mereka yang mengharuskan mereka untuk mengikhlaskan ibadah hanya untuk-Nya.Ketika itu, penduduk kampung berkata kepada mereka, “Sesungguhnya kami bernasib malang karenamu,” yaitu kami tidak melihat kebaikan di wajah-wajah kalian bagi kehidupan kami.

  • Yakni kesialan itu karena tingkah laku kalian sendiri. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya yang menceritakan perihal kaum Fir'aun:{فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَذِهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَلا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ}Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata, "Ini adalah karena (usaha) kami.” Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah. (Al-A'raf: 131)Dan kaum Nabi Saleh berkata:{اطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَنْ مَعَكَ قَالَ طَائِرُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ}Mereka menjawab, "Kami mendapat nasib yang malang disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu.” Saleh berkata, "Nasibmu ada pada sisi Allah (bukan kami yang menjadi sebab).” (An-Naml: 47)Qatadah dan Wahb ibnu Munabbih mengatakan, yang dimaksud dengan ta'ir di sini adalah amal perbuatan, yakni amal perbuatan kalian. Disebutkan pula di dalam firman-Nya hal yang semisal, yaitu:{وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ فَمَالِ هَؤُلاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا}Dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, "Ini adalah dari sisi Allah.” Dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana, mereka mengatakan, "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad).” Katakanlah, "Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun. (An-Nisa: 78)
  1. Qatadah berkata: “Mereka menjawab; ‘Kami tertimpa keburukan hanya disebabkan oleh kalian.” Mujahid berkata, mereka menjawab; “Tidak ada satu orang pun seperti kalian yang memasuki sebuah kampung kecuali dia akan menghukum penduduknya.”“Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajammu,” Qatadah berkata; “Yaitu dengan batu.” Mujahid berkata: “Yaitu dengan celaan.” “Dan kamu pasti akan mendapatkan siksa yang pedih dari kami,”yaitu siksaan yang dahsyat. Lalu, para utusan mereka berkata, “Kemalanganmu itu adalah karena kamu sendiri,” yaitu kembali kepada kalian, seperti firman Allah Ta’ala tentang kaum Nabi Shalih: “Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu.” Shalih berkata: “Nasibmu ada pada sisi Allah.” (QS. An-Naml: 47).Qatadah dan Wahb bin Munabbih berkata; “Yaitu amal-amal kalian bersama kalian.”
  •  Dan firman Allah Ta’ala,”Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu mengancam kami)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas,” yaitu, dikarenakan kami mengingatkan dan memerintahkan kalian untuk mengesakan Allah dan mengikhlaskan pengabdian hanya kepada-Nya, maka kalian membalas, mengancam dan menggertak dengan kata-kata tersebut, bahkan kalian adalah kaum yang melampaui batas.Ats-Tsauri berkata dari ‘Ashim al-Ahwal, dari Abu Mijlaz bahwa namanya adalah Habib bin Murri. Syuhaib bin Bisyr berkata dari ‘Ikrimah bahwa Ibnu ‘Abbas r.a berkata: “Nama laki-laki di surah Yaasiin adalah Habib an-Najjar yang dibunuh oleh kaumnya.” Qatadah berkata: “Dia beribadah di sebuah gua.“Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu,” dia mendorong kaumnya untuk mengikuti orang-orang yang mendatangi mereka, “Ikutilah orang yang tidak minta balasan kepadamu,” yaitu sebagai balasan menyampaikan risalah. “Dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk,” tentang apa yang mereka serukan kepada kalian berupa beribadah kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya.“Mengapa aku tidak menyembah (Ilah)yang telah menciptakanku, “yaitu, apa yang mencegahku untuk memurnikan ibadah kepada Rabb yang menciptakan aku, Mahaesa yang tidak ada sekutu bagi-Nya? “Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan” yaitu pada hari dikembalikannya kalian, lalu Dia membalas kalian atas amal-amal kalian. Jika amalnya baik, maka akan dibalas dengan kebaikan dan jika amalnya buruk, maka akan dibalas dengan keburukan. “Mengapa aku akan menyembah ilah-ilah selain-Nya,”
  1. “Jika (Allah) Yang Mahapemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafa’at mereka tidak memberi manfaat sedikit pun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku.” Yaitu, ilah-ilah yang kalian sembah selain Allah ini tidak memiki urusan sedikit pun. Seandainya Allah Ta’ala menghendaki keburukan bagiku, “Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia sendiri.” (QS. Al-An’aam: 17). Berhala-berhala ini tidak mampu menolak dan mencegah terjadinya semua itu, dan mereka tidak dapat menyelamatkanku dari apa yang aku alami. “Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata,” yaitu, jika aku menjadikannya sebagai ilah-ilah lain selain Allah. Dan firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya aku telah beriman kepada Rabb-mu,” telah kalian kufuri, “Maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku,” yaitu, dengarkanlah perkataanku.
  •  Dan boleh jadi yang diajak bicara adalah Rasulullah Saw dengan firman-Nya, “Sesungguhnya aku telah beriman kepada Rabb-mu,” yaitu yang telah mengutus kalian, “Maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku.” Yaitu, maka saksikanlah oleh kalian tentangku dalam masalah itu. Itulah yang diceritakan oleh Ibnu Jarir.Ulama yang lain berkata: “Bahkan, para utusan tersebut mengkhithab hal itu pula dan dia berkata kepada mereka: ‘Dengarkanlah oleh kalian perkataanku agar kalian menjadi saksi bagiku tentang apa yang aku katakan kepada kalian di sisi Rabb-ku. Sesungguhnya aku beriman kepada Rabb kalian dan aku mengikuti kalian. Apa yang diceritakan oleh beliau ini adalah makna yang lebih jelas dalam ayat ini. Wallaahu a’lam

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN