Isnin, 15 Oktober 2018

AYAT 5-7

TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK'
   SURAH QALAM AYAT 5-7
      BISMILLAHIRAHMANIRAHIM,.
5. fasatubshiru wayubshiruuna
6. bi-ayyikumu almaftuunu
7. inna rabbaka huwa a’lamu biman dhalla ‘an sabiilihi wahuwa a’lamu bialmuhtadiina

فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ ( 5)
 بِأَيِّكُمُ الْمَفْتُونُ (6)
 إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (7) 

          Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

       Imam Abu Daud dan Imam Nasai telah meriwayatkan hal yang semisal melalui hadis Al-Hasan. Ibnu Jarir mengatakan, telah -menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Mu'awiyah ibnu Saleh, dari Abuz Zahiriyah, dari Jubair ibnu Nafir yang mengatakan bahwa ia melakukan ibadah haji, lalu mengunjungi Aisyah r.a. dan menanyakan kepadanya tentang akhlak Rasulullah Saw.

       Maka ia menjawab: Akhlak Rasulullah Saw. adalah Al-Qur’an. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ahmad dari Abdur Rahman ibnu Mahdi. Imam Nasai meriwayatkannya di dalam kitab tafsir, dari Ishaq ibnu Mansur, dari Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Mu'awiyah ibnu Saleh dengan sanad yang sama. Makna yang dimaksud dari kesemuanya ini menunjukkan bahwa Rasulullah Saw. adalah seorang yang mengamalkan Al-Qur'an; mengamalkan perintahnya dan manjauhi larangannya, yang hal ini telah tertanam dalam diri beliau sebagai watak dan pembawaannya serta sebagai akhlak yang telah terpatri dalam sepak terjang beliau Saw.

     Maka apa pun yang diperintahkan oleh Al-Qur'an, beliau pasti mengerjakannya; dan apa pun yang dilarang oleh Al-Qur'an, beliau pasti meninggalkannya. Hal ini di samping watak yang dibekalkan oleh Allah dalam diri beliau berupa akhlak yang besar seperti sifat pemalu, dermawan, berani, pemaaf, penyantun, dan semua akhlak yang terpuji. Sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Sahihain, dari Anas yang telah mengatakan: “Aku menjadi pelayan Rasulullah Saw. selama sepuluh tahun, dan beliau sama sekali belum pernah membentakku dengan kata, "Husy!" Dan belum pernah mengatakan terhadapku tentang sesuatu yang seharusnya tidak kulakukan, "Mengapa engkau melakukannya?" Dan tidak pula terhadap sesuatu yang seharusnya kulakukan, "Mengapa tidak engkau lakukan?” Beliau Saw. adalah seorang yang paling baik akhlaknya, dan aku belum pernah memegang kain sutra, baik yang tebal maupun yang tipis dan tidak pula sesuatu yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah Saw. Dan aku belum pernah mencium minyak kesturi dan tidak pula wewangian lainnya yang lebih harum daripada bau keringat Rasulullah Saw. Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Mansur, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Yuuus, dari ayahnya, dari Abu Ishaq yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Al-Barra r.a. telah mengatakan: Rasulullah Saw. adalah orang yang paling tampan wajahnya dan paling baik akhlaknya; tubuh beliau tidak terlalu tinggi, dan tidak pula terlalu pendek.

     Hadis-hadis yang menerangkan bab ini cukup banyak, Imam Abu Isa At-Turmuzi telah menghimpunnya di dalam Kitabusy Syama’il. //Dan kampungsunnah telah merilis ebook ringkasan dari kitab syamail yang diringkas dan di tahqiq oleh syaikh Al-Albani, silakan rujuk kesana// Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah yang telah mengatakan: Rasulullah Saw. sama sekali belum pernah memukulkan tangannya kepada seorang pun dari pelayannya, dan belum pernah memukul seorang pun dari istri (beliau), dan belum pernah memukulkan tangannya kepada sesuatu pun kecuali bila dalam berjihad di jalan Allah.

     Dan tidak pernah beliau disuruh memilih di antara dua perkara melainkan memilih yang paling disukai dan paling ringan di antara keduanya terkecuali bila (yang ringan itu) berupa dosa. Maka jika hal itu berupa dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhinya. Dan beliau tidak pernah melakukan suatu pembalasan yang pernah ditimpakan kepada dirinya, melainkan bila batasan-batasan Allah dilanggar, maka beliau baru melakukan pembalasan dan itu hanyalah karena Allah Swt. قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلان، عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيرة قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّمَا بُعِثتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Mansur, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Muhammad, dari Muhammad ibnu Ajlan, dari Al-Qa'qa' ibnu Hakim, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang baik. Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara munfarid. *******************

       Firman Allah Swt.: {فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ بِأَيِّيكُمُ الْمَفْتُونُ} Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila. (Al-Qalam: 5-6) Yakni engkau —hai Muhammad— akan mengetahui —begitu pula orang-orang yang menentang dan mendustakamu— siapakah yang gila lagi sesat, apakah kamu atau mereka sendiri. Ayat ini semakna dengan firman-Nya: سَيَعْلَمُونَ غَداً مَنِ الْكَذَّابُ الْأَشِرُ Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. (Al-Qamar: 26) Dan firman-Nya: وَإِنَّا أَوْ إِيَّاكُمْ لَعَلى هُدىً أَوْ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik) pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Saba': 24)

      Ibnu Juraij mengatakan bahwa Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa engkau akan mengetahui dan mereka akan mengetahui di hari kiamat nanti. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: siapa di antara kamu yang gila. (Al-Qalam: 6) Makna maftun ialah gila. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid dan lain-lainnya. Qatadah dan lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: siapa di antara kamu yang gila. (Al-Qalam: 6) Artinya, siapakah yang teperdaya oleh bujukan setan. Makna maftun sudah jelas, yaitu orang yang teperdaya hingga menyimpang dari jalan yang benar dan sesat jauh darinya. Sesungguhnya huruf ba memasuki lafaz ayyukum untuk menunjukkan makna mengerjakan, yang berkaitan dengan firman-Nya: فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat. (Al-Qamar: 5) Yakni kelak kamu akan mengetahui dan mereka pun akan mengetahui, lalu kamu akan dikabari dan mereka akan dikabari pula, bahwa siapakah dari kalian yang mengerjakan perbuatan fitnah; Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. *******************

      Kemudian Allah Swt. berfirman: {إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ} Sesungguhnya Tuhanmu. Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Qalam: 7) Allah mengetahui siapa di antara kedua golongan itu, yakni kamu dan mereka yang mendapat petunjuk, dan Dia mengetahui siapa golongan yang sesat dari kebenaran.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN