Selasa, 7 Ogos 2018

AYAT 18-22

TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK'
SURAH HUD'' 18-22
BIS-MILLAH-HIRAHMAN-NIRRAHIM''
{وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الأشْهَادُ هَؤُلاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (18) الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (19) أُولَئِكَ لَمْ يَكُونُوا مُعْجِزِينَ فِي الأرْضِ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ يُضَاعَفُ لَهُمُ الْعَذَابُ مَا كَانُوا يَسْتَطِيعُونَ السَّمْعَ وَمَا كَانُوا يُبْصِرُونَ (20) أُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (21) لَا جَرَمَ أَنَّهُمْ فِي الآخِرَةِ هُمُ الأخْسَرُونَ (22) }

Wa man azlamu mimmanif taraa 'alal laahi kazibaa; ulaaa'ika yu'radoona 'alaa Rabbihim wa yaqoolul ashhaa duhaaa'ulaaa'il lazeena kazaboo 'alaa Rabbihim; alaa la'natul laahi alaz zaalimeen Allazeena yasuddoona 'an sabeelil laahi wa yabghoonahaa 'iwajanw wa hum bil Aakhiratihum kaafiroon Ulaaa'ika lam yakoonoo mu'jizeena fil ardi wa maa kaana lahum min doonil laahi min awliyaaa'; yudaa'afu lahumul 'azaab; maa kaanoo yastatee'oonas sam'a wa maa kaanoo yubsiroon Ulaaa'ikal lazeena khasirooo anfusahum wa dalla 'anhum maa kaanoo yaftaroon Laa jarama annahum fil Aakhirati humul akhsaroon
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang y ang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya adanya hari akhirat. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah.

Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat (nya). Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi. Allah Swt. menerangkan keadaan orang-orang yang mendustakan-Nya, juga tentang dipermalukan-Nya mereka di hari akhirat kelak di hadapan mata kepala semua makhluk dari kalangan para malaikat, para rasul, para nabi, serta seluruh umat manusia dan jin.

 Allah menjelaskan tentang keadaan orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap-Nya dan mengungkapkan rahasia mereka di akhirat kelak di hadapan semua makhluk, di antaranya para Malaikat, para Rasul, Nabi, Berta seluruh bangsa manusia dan bangsa jin. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Shafwan bin Muhriz, ia bercerita: “Aku pernah memegang tangan Ibnu ‘Umar, tiba-tiba ada seseorang yang menghadangnya. Ia berkata: ‘Apa yang kamu dengar ketika Rasulullah bersabda tentang pembicaraan rahasia pada hati Kiamat?’

Ibnu `Umar menjawab: `Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah swt. mendekati orang mukmin, lalu melindungi dan menutupi aibnya dari manusia serta membuatnya mengakui dosa-dosanya. Dia bertanya kepadanya: ‘Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu mengetahui dosa ini ?’ Sehingga apabila telah mengakui dosa-dosanya dan memandang dirinya telah binasa, maka Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa itu bagimu di dunia dan sekarang Aku mengampuninya.’ Setelah itu Allah memberikan kitab amal kebaikannya. Sedangkan orang-orang kafir dan orang-orang munafik, ‘Para saksi akan berkata: ‘Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka.’ Ingatlah, kutukan Allah ditimpakan atas orang orang yang dhalim.’” Demikianlah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dalam kitab ash-Shahihain. Artinya, justru mereka berada di bawah tekanan, kendali, genggaman dan kekuasaan-Nya. Dan Allah mampu,untuk menuntut balas kepada mereka di alam dunia sebelum di alam akhirat, “Sesungguhnya Allah memberi penangguhan kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (QS. Ibrahim: 42) Dalam kitab ash-Shahihain disebutkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menangguhkan (adzab) kepada orang dhalim hingga apabila Allah menindaknya, maka la tidak akan melepaskannya.” Oleh karena itu Allah berfirman: yudlaa’afu laHumul ‘adzaabu (“Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka.”) Maksudnya, siksaan mereka dilipatgandakan. Yakni bahwa Allah Ta `ala telah memberi pendengaran dan penglihatan, serta hati. Tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak bermanfaat bagi mereka, bahkan justru mereka malah menjadi tuli dari mendengar kebenaran, buta untuk mengikuti kebenaran itu, sebagaimana diceritakan oleh Allah tentang diri mereka itu ketika masuk neraka. Misalnya firman-Nya yang artinya berikut ini: “Dan mereka berkata: ‘Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya kami tidak akan termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Al-Mulk: 10)

 Oleh karena itu, mereka disiksa atas setiap perintah yang mereka abaikan dan setiap larangan yang mereka langgar. Oleh sebab itu pendapat yang paling benar adalah, bahwa mereka dibebani dengan cabang-cabang syari’at, perintah maupun larangannya sampai ke alam akhirat. Bahz dan Affan; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Safwan ibnu Muharriz yang mengatakan bahwa ia dalam keadaan memegang tangan Ibnu Umar di saat-ada seorang lelaki bertanya kepadanya, "Apakah yang telah engkau dengar dari Rasulullah Saw. tentang najwa (berbisik) di hari kiamat kelak?" Ibnu Umar menjawab, bahwa ia pernah mendengar Nabi Saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Swt. mendekati orang mukmin, lalu meletak­kan perlindungan dan naungan-Nya di atas orang mukmin itu sehingga orang mukmin itu dalam keadaan tertutup dari pan­dangan manusia. Lalu Allah menyebutkan semua dosanya. Allah berfirman kepadanya, "Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa itu? Tahukah kamu dosa anu?” Setelah Allah menyebutkan semua dosanya dan orang mukmin yang bersangkutan merasakan bahwa dirinya pasti binasa, maka Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosamu itu sewaktu di dunia, dan sesungguhnya Aku sekarang mengampuninya bagimu hari ini." Kemudian diberikan kepadanya kitab catatan amal-amal kebaikannya. Adapun terhadap orang-orang kafir dan orang-orang munafik, maka para saksi akan berkata, " Orang-Orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka.” Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim. Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab Sahihain melalui hadis Qatadah dengan sanad yang sama. Allah Swt. menceritakan tentang tempat kembali mereka, bahwa mereka adalah orang-orang yang paling merugi di hari akhirat nanti karena mereka telah mengganti ketinggian dengan kerendahan, mengganti nikmat surga dengan panasnya api neraka, khamr surga dengan air yang sangat panas, bidadari dengan makanan dari darah dan nanah, gedung-gedung surga dengan jurang-jurang neraka, serta berada dekat dengan Tuhan Yang Maha Pemurah lagi dapat melihat-Nya dengan murka Tuhan Yang Maha Membalas serta siksaan-Nya. Maka tidaklah aneh bila mereka adalah orang-orang yang paling merugi kelak di akhirat.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN