Selasa, 24 Julai 2018

AYAT 261


TAFSIR SURAT AL-BAQARAH:261*
TAFSIR QURAN DAN HADIS TABBARAK
 17.08.27 ;ahad hari pertama dalam seminggu . 8pagi,.,

Dalam ayat ini allah inggin menjelaskan tentang besar nya ganjaran pahala bersedekah .,., tapi sedekah yang di maksutkan dengan ganjaran 7butir dari satu butir sedekah yang iklas sebagai mana sedekah abu bakar,, dan sahabat yang lain , tapi ayat ini tak di tujukan buat insan hari ini yang bersedekah seringgit dalam tabung zakat di masjid lalu bercerita di kedai kopi ,yang ini sedekah nya tak termasuk dalam yang allah nyatakan dalam ayat ini,.., yang di nyatakan dalam ayat ini Berinfak di jalan Allah meliputi infak untuk kepentingan jihad, pembangunan masjid, sekolah, rumah sakit dan lain-lain.Yang ditanam di tanah yang subur. Tergantung niat yang ada dalam hati orang yang berinfak. Demikian juga tegantung keadaan harta yang diinfakkan tersebut, kehalalannya, manfaatnya dan di mana diletakkan harta itu. Bahkan Allah bisa melipatgandakan lebih dari yang disebutkan, sehingga Dia akan memberikan pahala tanpa tanggung-tanggung.Apa yang ada di sisi-Nya tidaklah berkurang karena banyak diminta. Oleh karena itu, orang yang berinfak janganlah mengira bahwa pelipatgandaan tesebut merupakan bentuk berlebih-lebihan, karena tidak ada satu pun yang berat bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan apa yang ada di sisi-Nya tidaklah berkurang karena sering memberi.Dia mengetahui siapa yang berhak mendapatkan balasan berlipatganda tersebut dan mengetahui niat hamba-hamba-Nya.

DALAM AYAT 261 ALLAH BERFIRMAN':
Bismillahir-rahman-nir-rahim,.,.,.,,.,.,.,.,..,.,261.Masalul – laziina yunfiquu – na ‘am – waalahum fii Sabiililla – hi Kamasali hab – batin ‘ambatat sab ‘a sanaabila fii kulli sumbulatim – mi – ‘atu habbah. Wallaahu yudaa – ‘ifu limany – ya –shaaa'. Wallaahu Waasi – ‘un ‘Aliim. 261/*مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Umar bin Khaththab r.a. menuturkan, "Rasulullah saw. menyuruh kami bersedekah. Kebetulan saat itu aku memiliki cukup banyak harta sehingga aku sempat berkata dalam hati, hari ini aku akan mengalahkan Abu Bakar r.a., jika memang berhasil mengalahkannya.’ Aku menemui Rasulullah saw. dengan menyerahkan se-tengah hartaku. Rasulullah saw. bertanya, 'Berapa yang engkau sisakan untuk keluargamu?' Aku menjawab, 'Sebanyak yang kuserahkan ini.’ Kemudian datanglah Abu Bakar r.a. dengan membawa seluruh hartanya. Rasulullah saw. bertanya, 'Hai Abu Bakar, berapa yang engkau sisakan untuk keluargamu.' Abu Bakar menjawab, 'Aku menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.' Aku berkata dalam hati lagi, 'Demi Allah, aku tidak akan pernah dapat mengalahkannya'." (HR. Tirmidzi, dalam Kitab al-Manaqib; Bab fi Manaqib Abi Bakr, no.3675. Tirmidzi berKata, "Hadits ini hasan shahih".) Orang yang mengeluarkan hartanya untuk ketaatan dan kebaikan akan memperoleh pahala berlipat ganda dari Allah. Perumpamaan keadaanya seperti orang yang menabur sebutir benih unggul di tanah. Dari benih tersebut tumbuh pohon kecil yang terdiri atas tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Inilah gambaran betapa banyaknya pahala berinfak yang diberikan Allah di dunia. Allah melipatgandakan pemberian-Nya untuk orang yang dikehendaki-Nya. Dia Mahaluas karunia, Maha Mengetahui orang yang berhak dan yang tidak berhak.

TAFSIR IBNU KATSIR ------------------------------------------------------------- Ini merupakan perumpamaan yang diberikan Allah Ta’ala mengenai pelipat-gandaan pahala bagi orang yang menafkahkan harta kekayaannya dijalan-Nya dengan tujuan untuk mencari keridhaan-Nya. Dan bahwasanya kebaikan itu dilipat-gandakan mulai dari sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman: matsalul ladziina yunfiquuna amwaalaHum fii sabiilillaaHi (“Perumpamaan [nafkah yang dikeluarkan oleh] orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah.”) Sa’id bin Jubair mengatakan: “Yaitu dalam rangka menaati Allah swt.” Sedangkan Makhul mengatakan: “Yang dimaksud adalah menginfakkan harta untuk jihad, berupa tali kuda, persiapan persenjataan, dan yang lainnya.” Syabib bin Basyar menceritakan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas: “Dirham yang dipergunakan untuk jihad dan ibadah haji akan dilipat gandakan sampai 700 kali lipat.” Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman: kamatsalil habbatin anbatat sab’a sanaabiila fii kulli sunbulatin mi-atu habbatin (“Adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbukan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji.”) Perumpamaan ini lebih menyentuh jiwa daripada penyebutan bilangan 700 kali lipat, karena perumpamaan tersebut mengandung isyarat bahwa pahala amal shalih itu dikembangkan oleh Allah swt. bagi para pelakunya, sebagaimana tumbuh-tumbuhan, tumbuh subur bagi orang yang menanamnya di tanah yang subur. Dan di dalam hadits juga telah disebutkan pelipat-gandaan kebaikan sampai 700 kali lipat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, bahwasanya ada seorang laki-laki yang menginfakkan seekor unta yang hidungnya telah diberi tali dijalan Allah. Lalu Rasulullah bersabda: “Engkau pasti akan datang pada hari kiamat kelak, dengan tujuh ratus unta yang telah ditali hidungnya. (Dan diriwayatkan juga oleh Muslim dan an-Nasa’i. Mengenai hal itu, pentahkik mengatakan, juga dalam Kitab shahihain [terdapat hadits yangberbunyi]: “Barangsiapa ingin berbuat kebaikan, akan tetapi ia belum mengerjakannya… dan seterusnya.”) Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia menceritakan, Rasulullah bersabda: “Setiap amal perbuatan anak Adam, satu kebaikan dilipat-gandakan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat atau bahkan lebih sesuai kehendak Allah. Allah berfirman: ‘Kecuali puasa, karena ia untuk-Ku dan Aku akan memberikan pahala atasnya. Ia meninggalkan makanan dan minuman karena-Ku.’ Dan orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan, kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya. Dan bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Puasa itu perisai, puasa itu perisai.’” Demikian hadits yang diriwayatkan Imam-Muslim dalam kitabnya. Dan firman-Nya di sini: wallaaHu yudlaa’ifu limay yasyaa-u (“Allah melipatgandakan [pahala] bagi siapa yang Dia kehendaki.”) Artinya, sesuai dengan keikhlasan orang itu dalam beramal. wallaaHu waasi’un ‘aliim (“Dan Allah Mahaluas [karunia-Nya] lagi Mahamengetahui.”) Maksudnya, karunia Allah swt. itu Mahaluas dan sangat banyak bahkan lebih banyak dari makhluk-Nya, dan Dia Mahamengetahui siapa-siapa yang berhak dan siapa-siapa yang tidak berhak mendapatkannya. Mahasuci Allah Ta’ala, Mahasuci Dia dan segala puji bagi-Nya. di November 25, 2017

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN

JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN