Tafsir Al-Qur’an dan Hadis Tabaruk;
Surah Ali ‘Imraan (Keluarga ‘Imraan)
Surah Madaniyyah;
surah ke 3: 200 ayat;
{أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
(83) قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنزلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (84) وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ (85) }
“
Ayat 83 Afagaira dinilla_hi yabgu_na wa lahu_ aslama man fis sama_wa_ti wal ardi tau'aw wa karhaw wa ilaihi yurja'u_n(a). 3:84 Ayat 84 Qul a_mannu_ billa_hi wa ma_ unzila 'alaina_ wa ma_ unzila'ala_ ibra_hima wa isma_'ila wa isha_qa wa ya'qu_ba wal asba_ti wa ma_ u_tiya mu_sa_ wa 'isa_ wan nabiyyu_na mir rabbihim, la_ nufarriqu baina ahadim minhum, wa nahnu lahu_ muslimu_n(a). 3:85 Ayat 85 Wa may yabtagi gairal isla_mi dinan falay yuqbala minh)u), wa huwa fil a_khirati minal kha_sirin(a).
Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan. (QS. 3:83) Katakanlah: ‘Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, ‘Isa dan para Nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri.’ (QS. 3:84) Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. 3:85)
Allah Swt. mengingkari melalui firman-Nya terhadap orang yang menghendaki sebuah agama selain agama Allah yang diturunkan melalui kitab-kitab-Nya dengan perantara para rasul yang diutus-Nya. Agama Allah itu adalah yang memerintahkan hanya menyembah kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya; semua makhluk yang ada di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, baik dengan suka maupun terpaksa. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّماواتِ وَالْأَرْضِ
طَوْعاً وَكَرْهاً
Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa. (Ar-Ra'd: 15)
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلى مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَفَيَّؤُا ظِلالُهُ عَنِ الْيَمِينِ وَالشَّمائِلِ سُجَّداً لِلَّهِ وَهُمْ داخِرُونَ وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّماواتِ وَما فِي الْأَرْضِ مِنْ دابَّةٍ وَالْمَلائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ يَخافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedangkan mereka berendah diri? Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melala di bumi dan (juga) para malaikat, sedangkan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (An-Nahl: 48-50)
Orang yang benar-benar mukmin dengan segenap jiwa dan raganya berserah diri kepada Allah, sedangkan orang yang kafir berserah diri kepada Allah hanya karena terpaksa; karena sesungguhnya ia berada di bawah pengaruh, keperkasaan, dan kekuasaan Yang Mahaagung yang tidak dapat ditentang dan tidak pula dapat dicegah.
Di dalam sebuah hadis disebutkan pengertian lain sehubungan dengan tafsir ayat ini yang di dalamnya terkandung keanehan. Untuk itu, Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ النَّضْرِ الْعَسْكَرِيُّ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ حَفْصٍ النُّفَيْلي، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
مِحْصَن الْعُكَّاشِيُّ، حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا} أمَّا مَنْ فِي السَّمَاواتِ فَالْمَلائِكَةُ، وأمَّا مَنْ فِي الأرضِ فَمَنْ وُلِدَ عَلَى الإسْلامِ، وأمَّا كَرْهًا فَمَنْ أُتِي بِهِ مِنْ سَبَايا الأمَمِ فِي السَّلاسِلِ والأغْلالِ، يُقَادُونَ إلَى الْجَنَّةِ وَهُمْ كَارِهُونَ".
telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnun Nadr Al-Askari, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Hafs An-Nufaili, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Mihsan Al-Ukasyi, telah menceritakan kepada kami Al-Auza'i, dari Ata ibnu Abu Rabah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: "Padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa" (Ali Imran: 83). Adapun makhluk yang ada di langit, mereka adalah para malaikat. Dan adapun makhluk yang ada di bumi, maka mereka adalah orang yang dilahirkan dalam keadaan Islam. Dan adapun orang yang berserah diri dengan terpaksa, maka mereka adalah para tawanan dari berbagai umat yang didatangkan dalam keadaan terbelenggu oleh rantai; mereka digiring masuk surga, sedangkan mereka dalam keadaan terpaksa.
Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan:
«عَجِبَ رَبُّكَ مِنْ قَوْمٍ يُقَادُونَ إِلَى الْجَنَّةِ فِي السَّلَاسِلِ»
Tuhanmu merasa kagum terhadap suatu kaum yang digiring ke surga dalam keadaan dirantai.
Dalam pembahasan berikut akan disebutkan dalil lain dan segi yang lain, tetapi makna yang pertama bagi ayat ini lebih kuat.
Waki' mengatakan di dalam kitab tafsirnya, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Mansur, dari Mujahid sehubungan dengan firman-Nya: padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa. (Ali Imran; 83); Menurut Mujahid, makna ayat ini sama dengan yang terdapat di dalam ayat Lain, yaitu firman-Nya:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّماواتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?. Tentu mereka akan menjawab, "Allah." (Luqman: 25)
Waki' mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-A'masy, dari Mujahid dan Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa. (Ali Imran: 83) Yakni hal ini terjadi di saat Allah mengambil janji (dari mereka bahwa mereka tidak akan menyembah melainkan hanya kepada Allah, yaitu di zaman azali).
*****************
وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan. (Ali Imran: 83)
Yakni pada hari kemudian, lalu Allah membalas tiap-tiap orang sesuai dengan amal perbuatannya.
Kemudian Allah Swt. berfirman:
{قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزلَ عَلَيْنَا}
Katakanlah, "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami." (Ali Imran: 84)
Yang dimaksud adalah Al-Qur'an.
{وَمَا أُنزلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ}
dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, dan Ya'qub. (Ali Imran: 84)
Yakni semua suhuf (lembaran-lembaran kitab) dan wahyu yang diturunkan kepada mereka.
{وَالأسْبَاطِ}
dan anak-anaknya. (Ali Imran: 84)
Mereka adalah kabilah-kabilah dari kalangan Bani Israil yang bercabang dari anak-anak Israil (yakni Nabi Ya'qub) yang jumlahnya ada dua belas orang.
{وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى}
dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa. (Ali Imran: 84)
Yang dimaksud ialah kitab Taurat dan kitab Injil.
{وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ}
dan para nabi dari Tuhan mereka. (Ali Imran: 84)
Hal ini mencakup pengertiannya kepada semua nabi secara umum.
{لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ}
Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka. (Ali Imran: 84)
Bahkan kami beriman kepada semuanya.
{وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ}
dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri. (Ali Imran: 84)
Orang-orang mukmin dari kalangan umat ini beriman kepada semua nabi yang diutus dan beriman kepada semua kitab yang diturunkan. Mereka sama sekali tidak ingkar kepada sesuatu pun dari hal tersebut, bahkan mereka membenarkan bahwa semuanya itu diturunkan dari sisi Allah dan membenarkan semua nabi yang diutus oleh Allah.
*****************
Firman Allah Swt.:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلامِ دِيناً فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya. (Ali Imran: 85)
Yakni barang siapa yang menempuh suatu jalan selain jalan yang telah disyariatkan oleh Allah, maka jalan itu tidak akan diterima darinya.
{وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ}
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali Imran: 85),
Perihalnya sama dengan apa yang telah dikatakan oleh Nabi Saw. dalam sebuah hadis sahih, yaitu:
«مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ»
Barang siapa yang melakukan suatu amal, sedangkan amal itu bukan termasuk urusan kami, maka amal itu ditolak.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ، حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ رَاشِدٍ، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ، حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ، إِذْ ذَاكَ وَنَحْنُ بِالْمَدِينَةِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "تَجِيءُ الأعْمَالُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَتَجِيءُ الصَّلاةُ فَتَقُولُ: يَا رَبِّ، أَنَا الصَّلاةُ. فَيَقُولُ: إِنَّكِ عَلَى خَيْرٍ. فَتَجِيءُ الصَّدَقَةُ فَتَقُولُ: يَا رَبِّ، أَنَا الصَّدَقَةُ. فَيَقُولُ: إِنَّكِ عَلَى خَيْرٍ. ثُمَّ يَجِيءُ الصِّيَامُ فَيَقُولُ: أَيْ يَا رَبِّ، أَنَا الصِّيَامُ. فَيَقُولُ: إِنَّكَ عَلَى خَيْرٍ. ثُمَّ تَجِيءُ الأعْمَالُ، كُل ذَلِكَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: إِنَّكَ عَلَى خَيْرٍ، ثُمَّ يَجِيءُ الإسْلامُ فَيَقُولُ: يَا رَب، أَنْتَ السَّلامُ وَأَنَا الإسْلامُ. فَيَقُولُ اللَّهُ [تَعَالَى] : إِنَّكَ عَلَى خَيْرٍ، بِكَ الْيَوْمَ آخُذُ وَبِكَ أُعْطِي، قَالَ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ: {وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنْ الْخَاسِرِينَ}
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Rasyid, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan, telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah yang saat itu kami berada di Madinah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kelak di hari kiamat amal perbuatan datang. Maka datanglah salat, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, akulah salat." Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu dalam kebaikan." Sedekah datang, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, akulah sedekah." Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu dalam keadaan baik." Kemudian datanglah puasa, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, akulah puasa." Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu dalam keadaan baik." Kemudian datanglah amal-amal yang lain, semuanya dijawab oleh Allah Swt., "Sesungguhnya kamu dalam keadaan baik." Lalu datanglah Islam dan berkata, "Wahai Tuhanku, Engkau adalah sumber keselamatan, dan akulah Islam." Maka Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu dalam keadaan baik; atas dasar kamulah Aku mengambil, dan atas dasar kamulah Aku memberi." Lalu Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali Imran: 85)
Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Abu Abdur Rahman (yaitu Abdullah ibnu Imam Ahmad) mengatakan bahwa Abbad ibnu Rasyid adalah orang yang siqah, tetapi Al-Hasan belurn pernah mendengar dari Abu Hurairah.
Allah mengingkari orang yang menghendaki agama selain agama-Nya yang dengannya diturunkan kitab-kitab-Nya serta diutus para Rasul-Nya. Yaitu peribadatan (penghambaan diri) hanya kepada Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, yang kepada-Nya semua yang ada di langit dan bumi menyerahkan diri, baik suka rela maupun terpaksa. Sebagaimana yang difirmankan-NYa: wa lillaaHi yasjudu man fis samaawaati wal ardli thau’an aw karHan (“Hanya kepada Allah segala apa yang ada di langit dan bumi ini bersujud,baik secara suka rela maupun terpaksa.”)
\
(QS. Ar-Ra’d: 15).
Maka seorang mukmin itu berserah diri dengan hati dan seluruh raganya kepada Allah, sedangkan seorang kafir berserah diri kepada Allah dengan terpaksa sebab berserah dirinya, karena ia berada di bawah penundukan, penaklukan, dan kekuasaan yang sangat besar yang ia tidak dapat mengelak dan menolak.
Di dalam sebuah hadits shahih disebutkan: “Rabb-mu heran terhadap sebagian kaum yang digiring ke Surga dalam adaan terbelenggu rantai.”
Akan dikemukakan bukti penguat hadits ini dari sisi yang lain, tetapi makna pertama bagi ayat di atas adalah lebih kuat.
Firman Nya, wa ilaiHi turja’uun (“Dan hanya kepada Allah mereka dikembalikan.”) Yaitu pada hari Kiamat dan masing-masing akan diberikan balasan sesuai dengan amalnya.
Setelah itu Dia berfirman, qul aamannaa billaaHi wa maa unzila ‘alainaa (“Katakanlah: ‘Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami.’”) Yakni al-Qur’an. Wa maa unzila ‘alaa ibraahiima wa ismaa-‘iila wa is-haaqa wa ya’quuba (“Dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, dan Ya’qub.”) Yaitu yang berupa shuhuf dan wahyu, wal asbaath (“Dan anak-anaknya.”) Mereka itu adalah keturunan Bani Israil yang bercabang dari anak-anak Israil, yakni anak-anak Ya’qub, yang jumlahnya ada dua belas orang.
Wa maa uutiya muusaaa wa ‘iisaa (“Serta apa yang diberikan kepada Musa dan `Isa.”) Yaitu Taurat dan Injil. Wan nabiyyuuna mir rabbiHim (“Dan para Nabi dari Rabb mereka.”) Ini mencakup seluruh Nabi. Laa nufarriqu baina ahadim minHum (“Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka.”) bahkan kami beriman kepada mereka semua. Wa nahnu laHuu muslimuun (“Dan hanya kepada-Nya kami menyerahkan diri.”)
Artinya orang-orang yang beriman dari umat ini (umat Muhammad) beriman kepada seluruh Nabi yang diutus dan semua Kitab yang diturunkan, tidak sedikit pun mengingkarinya, bahkan mereka membenarkan apa yang diturunkan dari sisi Allah, dan membenarkan semua Nabi yang diutus Allah.
Selanjutnya Allah berfirman, wa may yabtaghii ghaira islaama diinan falay yuqbala minHu (“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu] darinya.”) Maksudnya, barangsiapa menempuh jalan selain yang telah disyari’atkan Allah, maka Dia tidak akan menerimanya.
Wa Huwa fil aakhirati minal khaasiriin (“Dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi.”)
Sebagaimana yang diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda dalam hadits shahih: “Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada dasar perintahnya dari kami, maka amalannya itu ditolak.”
Sabtu, 3 Mac 2018
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN
JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN
-
JILIK KE 2 TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK AKAN BERPINDAH PADA EKAUN G.MAIL YANG BAHARU,.,.INSYAALLAH PADA TAHUN 2019,.,.,AMIIIN
-
TAFSIR QURAN DAN HADIS TABARUK, Quran, Surah Maryam, Ayat 85 Yauma nahsyurul mut taqina ilar rahma_ni wafda_ Surah Maryam, Ayat 86...
-
TAFSIR SURAT AL-BAQARAH:259* TAFSIR QURAN DAN HADIS TABBARAK 17.08.25;jumaah . 8pagi,., ----------------------------------------------...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan